Ke esokan harinya entah kenapa suasana hati Hikari seakan di reset ulang setelah kejadian di luar nalar yang ia alami semalam, ia bangun lebih pagi dari biasanya padahal semalam Hikari sempat bergadang karena curhat dengan Danisa sampai lupa waktu. Iya Hikari cerita kepada Danisa tentang pria itu, tentang makan malam keduanya dan titah tidak masuk akal itu juga. Dan reaksi Danisa terlalu berlebihanGadis itu bilang Ayaz tengah melakukan pendekatan secara tidak langsung dengan Hikari, maka dari itu pula pria itu mengeluarkan ultimatum berupa perintah agar Hikari tidak dekat dengan pria lain agar pria itu tak memiliki saingan.
Hei Omong kosong macam apa itu! Mana mungkin Ayaz yang super tampan dan berkarisma menyukai karyawan rendahan seperti Hikari, tidak cantik dan kekanakan pula.
Sebelum berangkat Hikari mematut wajah manisnya di cermin seraya menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya pelan
"Sadar Hi sadar, jangan lemah, jangan sampai tersesat." gumam gadis itu sebelum meraih tas ransel mini nya dan beranjak pergi menuju perusahaan tempat nya bekerja.
Hikari mencoba dan berusaha mengenyah kan semua fikiran dan perasaan aneh yang melanda nya. Ia harus mengingat prinsipnya sebelum semua itu merusak masa depan yang telah ia susun rapih. Tak seharusnya kejadian semalam merusak suasana hatinya, mungkin saja Ayaz memang orang yang seperti itu dan memiliki maksud lain bukan seperti apa yang Danisa katakan.
*******
Seperti biasa sepanjang perjalanan menuju perusahaan nya para karyawan full di suguhi musik dangdut penyemangat jiwa yang di hidup kan oleh sang sopir dengan speker bersuara sedang, terkadang pula ada beberapa karyawan yang merequest lagu-lagu pop. Dan Hikari termasuk tim asik mendengar kan sambil melihat-lihat pemandangan, toh terkadang lagu-lagu itu akan kalah jika para karyawan wanita mulai menunjukkan taring nya, alias bergosip.
Memasuki kawasan perusahaan mobil Bus yang di tumpanginya melaju perlahan karena banyaknya karyawan yang berjalan di sisi jalan atau menyebrang, bunyi notifikasi ponselnya terdengar Hikari pun segera menunduk mengecek ponselnya begitu terlihat pesan balasan dari Riri. Hari ini Riri memberi kabar jika dirinya tidak masuk kerja karena neneknya meninggal dunia, mendengar semua itu membuat Hikari sedih dan segera mengirimi kata-kata bela sungkawa dan penyemangat kepada Riri sebelum mematikan ponselnya, karena sepertinya ia sudah sampai di area parkiran Bus.
Gadis itu mendongak dan segera memakai lagi ransel mini miliknya yang sempat di lepas, lalu menyadari jika karyawan di sekeliling nya masih tetap duduk di tempatnya masing-masing. Termasuk pria paruh baya yang duduk di sisinya masih nampak tenang memakan sarapan nasi kuning yang sempat di tawarkan nya
Lha, dikira udah sampe? Untung aku masih duduk, coba kalau tiba-tiba berdiri. Pasti malu coy di liatin
Hikari berujar dalam hati ketika menyadari jika Bus ternyata belum memasuki area parkiran dan masih berada di jalan utama, di tengah-tengah kebingungan nya itu Hikari melempar pandangan ke sisi jendela dan tak sengaja melihat ke arah mobil mewah yang melintas melewati Bus jemputan nya
Seperti adegan slow motion Hikari melihat kendaraan roda empat yang semalam sempat ia tumpangi itu dengan dada berdebar, melintas dengan cepat sebelum Bus yang di tumpanginya kembali berjalan ketika mobil mewah dengan logo spesial itu telah lewat. Tanpa sadar gadis itu menggigit bibir bagian dalam nya ketika ingatannya kembali terlempar
"Jauhi Wira atau pria manapun yang mendekati mu, mengerti?!"
Sial, sial, sial... Kenapa juga bagian yang itu selalu terngiang-ngiang, membuat Hikari mati kutu lantaran tak bisa menebak maksud dari perkataan pria itu. Sangat amat tidak mungkin jika pria menawan itu menaruh hati kepadanya, siapalah Hikari ini. Meskipun tanpa sadar Hikari akui jika Bos nya itu memiliki aura yang sangat memikat hati
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boss
RomanceSatu hal yang akan selalu Hikari ingat, "Jangan ada Love Affair di tempat kerja." Terhadap siapapun itu, ia akan menjaga hati nya. Ia tidak mau membuat skandal seperti teman nya di tempat kerja nya yang dulu. Pekerjaan nya terbengkalai, fokus nya h...