"Hikari, kamu lembur ya hari ini."
Seorang wanita paruh baya dengan hijab yang menutupi kepalanya tiba-tiba datang mengintrupsi kegiatan Hikari. Orang itu adalah salah satu atasan nya, namanya bu Fitri. Hikari mendongak mengalihkan tatapan nya dari layar komputer, ia terpaku seperkian detik sementara jemarinya usil memainkan mouse di meja
"Bisa ya Hikari, persiapan buat meeting besok lho!" ujar bu Fitri lagi, karena Hikari sama sekali tak merespon perkataan nya
"I-iya bu, bisa." dengan tergagap, Hikari pun menjawab. Padahal jika di izinkan ia sangat ingin menolak, sebab malam nanti ia memiliki rencana lain. Tapi apa boleh buat, ia harus memberikan loyalitas terhadap perusahaannya
Bu Fitri mengangguk dan kembali berjalan menyambangi rekan satu tim lainnya. Sepertinya mereka akan benar-benar dikebut untuk menyelesaikan design yang nanti nya akan di pamerkan di salah satu Event tahunan perusahaannya
Hikari menghela nafasnya sesaat setelah melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tiga lewat empat puluh, harus nya dua puluh menit lagi ia bisa pulang. Tapi mau tak mau ia harus kembali melanjutkan pekerjaan nya tiga jam kedepan, berlama-lama menatap layar komputer selain bisa membuat lelah mata, Hikari juga merasa bosan. Apalagi Sepatu Olahraga yang di design nya kali ini memiliki model unik dan cukup rumit. Lumayan menguras tenaga dan ketelitian
"Ah sebel, pake eror segala lagi nih mouse nya!" dengan suara cukup pelan Hikari menggerutu saat mouse yang di gunakannya tak bergerak mengikuti gerakan tangannya
Namun karena suasana ruangan yang di huni sekitar delapan orang itu cukup hening, suara apapun jelas akan terdengar. Termasuk gerutuan Hikari yang ternyata mengundang perhatian rekan kerjanya
Hikari menyengir, malu karena suaranya telah menganggu kesibukan rekan-rekan nya
"Mungkin mouse nya ngambek sama kamu, gara-gara di mainin terus" salah seorang perempuan yang duduk tepat di depan kubikel Hikari berceletuk
"Ehehehe... Mba Anita bisa aja." Hikari menyahut sambil cengengesan, ia mencoba kembali menggerakkan mouse milik nya, namun masih tak juga berfungsi
"Masih eror?" kali ini pak Bima bertanya, pria matang yang menyandang status sebagai kepala ruangan itu mencoba menghampiri Hikari dan mencoba mengambil alih benda kecil itu
setelah mencoba beberapa kali ternyata tetap tak berfungsi, mas Bima lantas mencopot kabel yang terhubung lalu membawanya
"Saya ganti yang baru aja, lagian ini udah nggak enak di pake. Pasti kerjanya nggak akan nyaman" tutur pria itu seraya berniat mengambil kan mouse baru untuk Hikari.
Hikari tersenyum, ia senang karena mouse butut miliknya- ralat milik perusahaan nya akan di ganti dengan yang baru. Tidak ada lagi drama-drama macet-macetan saat ia bekerja nanti
Bye-bye mouse butut!
"Dih girang banget dapet mouse baru" celetukan dengan nada mengesalkan itu santak membuat seisi ruangan menatap sosok pria yang baru saja memasuki ruangan Divisi Poldeg (Pola Design)
Hikari menatap sosok pria yang baru saja masuk kedalam ruangnya itu dengan alis mengerut, meski sudah petang tapi pakaian nya dari atas sama ke bawah tak ada minus- rapih seperti akan menghadiri Upacara bendera Senin pagi. Dalam hati gadis muda itu berdecih sambil menggerutu
"Cih! Sirik aja, dasar cowok juliddd!"
Ingin sekali ia mengatakannya langsung, tapi apa daya ia takut sikap nya mendapat nilai minus, pasal nya Hikari baru saja empat bulan bekerja. Baru pengangakatan sebagai karyawan setelah tiga bulan menjalani Trainee. Setidaknya ia harus menjaga image
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boss
RomanceSatu hal yang akan selalu Hikari ingat, "Jangan ada Love Affair di tempat kerja." Terhadap siapapun itu, ia akan menjaga hati nya. Ia tidak mau membuat skandal seperti teman nya di tempat kerja nya yang dulu. Pekerjaan nya terbengkalai, fokus nya h...