15. Berkencan?

271 15 4
                                    


Menuruti permintaan Ibu nya kemarin Ayaz pun memutuskan untuk pergi ke rumah sang kakek ke esokan harinya, karena ada beberapa pekerjaan yang perlu pria itu tuntas kan dan acara perusahaan yang sudah di depan mata Ayaz pun datang terlambat. Tapi tak mengapa, setidaknya ia tak membuat wanita paruh baya itu mengadukan nya kepada sang Ayah.

Pukul satu siang ketika Ayaz sampai di rumah besar milik kakeknya itu, ia langsung di sambut dengan aroma sedap khas makanan yang menguar dari arah dapur. Wajah lelah nya kontan berubah riang, perutnya yang keroncong bersorak bahagia karena akan mendapat jatah makan tidak lama lagi.

Kaki nya melangkah dengan lebar memasuki ruang keluarga yang nampak sepi, tak ada sambutan untuknya.

"Kemana semua orang?" monolog nya, tapi Ayaz lantas mengedikan bahu tak peduli dan kembali berjalan menuju toilet untuk mencuci tangannya

Begitu selesai dengan kegiatan nya tiba-tiba seorang perempuan muda dari arah ujung tangga menabrak tubuhnya, membuat Ayaz langsung berdecak sebal begitu tahu orang yang menabrak nya adalah Luna. Adik bungsu nya.

Gadis itu seketika limbung dan menatap Ayaz dengan tatapan jengkel,

"Jalan pake mata!" tukas Ayaz sinis sebelum berlalu meninggalkan Luna yang ternganga syok karena masih merasa pening akibat menabrak tubuhnya yang besar

"Jilin piki miti!" ledek Luna sambil mendengus kasar, "Jalan tuh pake kaki woy!" lanjut nya sebelum berjalan mengikuti pria itu menuju arah dapur

............

Dari awal Ayaz tidak berekspetasi terlalu jauh dengan hasil masakan Mommy nya kali ini, tapi begitu ia mencicipinya Ayaz langsung dibuat takjub dan tak mampu menghentikan kunyahan nya. Meski dengan menu sederhana Ayaz sampai menambah dua kali, membuat mama nya nampak tersenyum bangga dengan hasil karya nya

"Gimana, gimana? Enak kan masakan mommy? Iya dong, pasti. Yakan, yakan?"

Ayaz mendongak menatap sang Mommy yang nampak tengah berlenggak lenggok di depannya, juga Luna dan sang Kakek lengkap dengan celemek lucu yang dikenakan nya setelah selesai ber video call dengan sang suami. Memamerkan hasil karya nya yang tidak gagal, dan nyaris sempurna.

"Jauh lebih baik dari sebelumnya." ucap Ayaz memberi nilai, karena memang seperti itu menurutnya.

Sementara Luna memberikan dua acungan jempol kepada mommy nya, dan sang Kakek yang nampak terpaksa  lalu mengangguk. Tapi sungguh sudah membuat wanita paruh baya itu kegirangan bukan main dan langsung menyendokan lagi sayur kangkung, tempe mendoan, dan ikan goreng hasil masakannya kedalam piring Ayaz, Luna dan sang Kakek yang terlihat kekenyangan.

"Ayo, ayo tambah lagi sayang! Minggu depan mommy akan masakan hmm... Apa ya, ah gimana kalau rendang dan..."

"Jangan terlalu bersemangat, masak saja dulu menu yang mudah." tukas Kakek nya tanpa mau melihat ekspresi sang menantu

Ayaz tersenyum tipis melihat ekspresi mommy nya saat ini, bagaimana tidak perkataan kakeknya langsung membuat wajah ceria wanita paruh baya itu surut namun beberapa saat kembali seperti semula. Benar-benar memang wanita satu itu, tidak pantang menyerah

"Oke papa mertua, tidak perlu rendang. Tapi aku akan memasak masakan spesial untuk kalian minggu depan. Hihihi... " kekeh nya dan kembali menebar senyum

Hati Ayaz menghangat melihat betapa senang dan puas nya sang mommy sekarang, hanya hal spele memang tapi pengaruh nya benar-benar luar biasa. Ayaz harus berterima kasih kepada Chef yang mengajari mommy nya, ah tidak... Sesuai perkataannya saat itu, Ayaz akan memberikan tambahan bonus karena telah membuat mommy nya senang dan berhasil memasak masakan layak makan.

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang