HALLO!
SEMOGA MASIH MENYUKAI ALUR CERITA YA!
JANGAN BOSAN MEMBACA, KARNA ADA KEJUTAN DISETIAP PARTNTA.
AKU CUMA MAU MINTA VOTE CERITA UNTUK ATROSKA YA, MARI KITA TUMBUH BERSAMA.
BERSAMA HATI YANG MASIH SENDIRI DAN MEMILIH MEMBACA CERITA FIKSI, FIKSI?
JANGAN MENGAGUMI TOKOH SECARA BERLEBIHAN, KARNA AKU PERNAH DAN SUSAH MELUPAKAN.
KAPAN SI HAPPYNYA?
KAPAN SI BARENGNYA?
ADA, TENANG AJA, MEREKA MEMILIKI KESEMPATAN UNTUK SAMA-SAMA KOK, TAPI SABAR, MUNGKIN BELUM WAKTUNYA.JADI KAPAN THOR?
KAPAN, KAPAN, KAPAN YA KAPAN, BACA AJA YAA KEPANJANGAN NI!
SALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!"Menyakitkan untuk diterima. "
🧊🧊🧊
58-RAGA DALAM GELAP YANG TIDAK AKAN DITINGGALKAN
Badai, petir, hujan dan kehilangan. Semua terjadi dengan sendirinya, selesai sesuai waktunya dan datang dilain kesempatan, jika masih memungkinkan.
Hari ini hari pertama sekolah dimulai kembali. Hari pertama bagi semua siswa kembali datang ke tempat ini. Tempat yang sama dengan tujuan yang masih sama.
Nea duduk didepan kelas sendirian, dengan tatapan kosong. Akhir-akhir ini Nea merasakan banyak kehilangan, teman, rasa aman, keramaian dan kebersamaan.
Tentang keadaan, Nea sedang berpura-pura untuk baik.
Hari pertama dikelas XII ternyata tidak semenyenangkan yang ia bayangkan. Pagi ini hampa, banyak sebabnya.
Segerombolan manusia yang berjalan di koridor memecahkan sunyinya pagi. Nea memfokuskan matanya berharap bisa melihat sosok itu setelah hampir tiga minggu tidak bertemu namun nyatanya tidak ada cowok badung bermata elang disana.
Banyak pertanyaan yang mengisi kepala Nea.
Kemana Atroska?
Ada dimana cowok penuh pesona?
Atroska baik-baik saja?
Bagaimana kabarnya?
Dan, banyak lagi pertanyaan mengenai cowok itu.
"Pagi, Nea."
Nea tersenyum melihat Wafi, "Pagi."
"Ketemu lagi, tapi kita dikelas XII Nea." ujar Wafi yang ikut duduk disebelah Nea.
"Kayak udah lama ngga ketemu aja, padahal semalam lo baru balik dari rumah gue, Fi."
Wafi terkekeh, "Biar kayak orang-orang."
Nea tersenyum kemudian kembali menatap perkumpulan ALLGRASR, "Ngeliatin mereka ya? " tanya Wafi mengikuti arah pandangan Nea.
"Atroska apa kabar ya, Fi? "
"Dari yang gue dengar masih tidak baik." Wafi menghela nafasnya, "Ketua mereka nggak masuk dihari pertama."
"Gue pikir selama libur kenaikan kelas bisa bikin Atroska selesai dengan sedihnya, ternyata enggak." lanjut Wafi, Dama sering menceritakan tentang ketuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK ATROSKA (END)
Jugendliteratur-Karna hal menyakitkan itu menyelusup menjadi tragedi yang abadi sebagai peristiwa- Sampai pada suatu masa yang sebenarnya, Karna memang tak ada yang selama jika masih berdiri dibumi. Tidak hilang namun hanya berganti bentuk menjadi kenangan. Bukan...