HALLO!
SALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!"Kadang hal menyakitkan berasal dari dia yang ternyata tidak sebaik harapan."
🧊🧊🧊52- EUFORIA BUMI SEMESTA
Lorong kosong SMARYA menjadi pilihan Atroska dan Alam untuk menikmati free class mereka hari ini. Hanya mereka berdua, karena pasukan Benteng yang lainnya lebih memilih untuk tetap berada di kelas.
Atroska tertawa kecil saat melihat layar ponsel Alam yang kini berada di tangannya. "Lo banget ini."
"Ngaco, gue nggak mau," protes Alam.
"Mau," balas Atroska tanpa banyak pikir.
"Kacau lo," dengus Alam kesal.
Semalam, gangguan dari Alta membuat Alam benar-benar frustrasi. Notifikasi yang tak henti-hentinya membuatnya hampir membanting ponselnya. Semua ini akibat ulah Atroska yang memberikan nomor ponselnya pada Alta sebagai alat tukar, agar perempuan itu mau memberikan susu kotak untuk Nea tanpa menyebutkan siapa yang meminta.
"Jangan di blok, Lam," ucap Atroska.
"Percuma gue blok, anaknya nggak bisa diam," jawab Alam. "Alta terus-terusan neror gue lewat nomor Mamanya, abangnya, bahkan satpamnya."
"Boleh juga itu usahanya, dia anak baik, Lam," kata Atroska. "Buka bloknya."
"Gimana nggak baik, polos gitu," dengus Alam."Bukan tipe gue."
"Jadi tipe Alam Lantangi ini seperti apa? "
"Seengaknya, jangan manja," ujar Alam dengan tegas. Baginya, Alta adalah contoh perempuan yang terlalu manja. "Minimal jangan berisik."
"Didik dia supaya nggak manja, supaya nggak berisik," sahut Atroska.
Alam menggelengkan kepala. "Udah nggak waras lo!"
"Diambil orang tau rasa!" ucap Atroska. "Repot sendiri!"
Alam tersenyum sinis. "Bukan gue yang repot, tapi lo. Nea diembat orang lain, repot sendiri lo!"
"Nggak ada hubungannya," jawab Atroska.
"Yakin nggak ada hubungannya?" tanya Alam. "Jagain langsung lebih enak daripada lo nyuruh curut-curut lo untuk mantau dia."
"Itu jalan paling aman sejauh ini."
"Atroska, Atroska, rasa sayang lo ke Nea lebih besar dari kegigihan Om-nya Nea yang maksa lo jauhin keponakannya."
"Udahlah, Lam, basi," sahut Atroska.
"Mau narik kalimat lo waktu itu?" tawar Alam, masih mencoba menghilangkan pura-pura Atroska.
"Enggak," jawab Atroska tegas, tidak memberikan ruang untuk diskusi lebih lanjut.
Memang seperti itu adanya. Semua dikendalikan oleh hati, sekeras apapun Atroska berusaha menjauhi tetap saja tidak bisa, percuma.
"Ada hal penting lainya yang harus gue selesaikan," kata Atroska.
"Jadi Nea nggak penting? "
"Kalau nggak penting mana mungkin gue sekeras itu jagain dia. Mana mungkin sejak awal gue minta lo cari tau tentang dia."
"Haha, lo jujur sendiri kan. Kejadian diparkiran itu berhasil membuat lo jatuh suka sama Nea, lo kagum karna nggak ada perempuan seberani dia," balas Alam. "Jujur dari awal apa salahnya si Ska? Pakai segala lo kemas dengan kata penasaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK ATROSKA (END)
Teen Fiction-Karna hal menyakitkan itu menyelusup menjadi tragedi yang abadi sebagai peristiwa- Sampai pada suatu masa yang sebenarnya, Karna memang tak ada yang selama jika masih berdiri dibumi. Tidak hilang namun hanya berganti bentuk menjadi kenangan. Bukan...