04-KESEPAKATAN YANG INGKAR

4.3K 301 3
                                    

SALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!

"Terkadang cara seseorang melindungi hal berharga di hidupnya belebihan dimata orang lain."

🧊🧊🧊

04- KESEPAKATAN YANG INGKAR

Hari senin selalu punya kesan tersendiri bagi setiap siswa. Ada yang mengatakan senin tidak menyenangkan, ada yang mengatakan senin ceria bahkan ada yang mengatakan senin romantis. ALLGRASR dikomando ketua mereka memasuki wilayah parkiran, satu persatu motor itu mulai memenuhi tempat yang disebut sebagai milik mereka.

Semua siswa SMA TATASURYA sudah hafal dengan tradisi ALLGRASR. Mereka selalu datang tepat waktu dengan pakaian rapi setiap hari senin untuk mengikuti upacara bendera. Garis bawahi setiap hari senin dan dihari yang lainnya semua sesuka mereka.

Jika bertanya kenapa? pertanyaan itu sudah pernah diwakilkan oleh Jeka, ia bertanya kepada Atroska.

"Menghargai perjuangan itu lebih sulit dari pada berjuang, itu kalimat orang yang kurang praktek. Bagi gue menghargai perjuangan itu mudah membiasakan diri yang susah."

"Upacara cuma sebentar untuk menghargai jasa pejuang, nggak usah pakai acara cabut segala."

Itulah jawaban yang di ucapkan Atroska. Katanya sebagai wujud penghargaan terhadap jasa para pahlawan.

Atroska melepas helm full face yang ia kenakan, menampilkan rambut hitam yang sedikit acak-acakan dengan ekspresi dingin yang menghiasi wajah tampanya, selalu.

Egon melambaikan tangan ke arah perempuan yang baru saja turun dari mobil orang tuanya. "Rasel gua makin hari makin cantik aja ya," ucap Egon sambil memberikan kiss bye untuk Rasel.

"Bucin alay," ledek Jeka karna malu melihat aksi Egon. "Kurang-kurangin Gon kasihan Rasel. Gue cuma menyelamatkan reputasi baik yang di sandang Rasel."

"Maksud lo, gue membawa dampak buruk? " sinis Egon.

"Nanti gue jawab lo nangis, coba lo tanya Atroska,"

"Gimana menurut lo Ska? " tanya Egon menatap Atroska.

"No comment,"

"Janji nggak no comment," ejek Jeka tertawa mendengar jawaban Atroska terlebih melihat ekspresi kesal Egon. "Savage!"

"Marah Gon? tonjok aja," tawar Utra.

Egon menghela nafas. "Masa depan Rasel sayangnya ditangan gue, Tra."

"Pindahin aja ke gue, Gon," sahut Jeka.

"Beneran ngajak perang lo," kata Egon melempar kunci motornya ke arah Jeka.

"Masuk, upacara," ajak Atroska mendahului anggotanya.

Mereka sudah biasa menjadi fokus para siswa di sekolah. Implementasi dari kalimat mengagumi dalam diam karna hanya sekedar menatap tidak ada yang berani mengusik ALLGRASR sebab sudah tau sendiri akibatnya. Kecuali Nea, ya, kecuali perempuan itu.

**

Upacara Bendera sudah selesai. Lautan manusia di lapangan utama mulai berpencar ke kelas masing-masing, lain halnya dengan pasukan Benteng yang masih berdiam di lapangan, menunggu instruksi dari ketua mereka.

"Kita harus apa, Ska? " tanya Jeka kepada ketuanya. "Apa yang mau lo lakuin, Ska? "

"Nggak ada, kita nggak perlu ngelakuin apapun. SvargA udah jalan kesini dari tadi, perkiraan gue kurang lebih 10 menit lagi om Amar ngasih kabar kalau mereka udah dibubarin di persimpangan Barat."

UNTUK ATROSKA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang