BANTU VOTE AND COMEN DI SETIAP PARAGRAFSALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!"Tidak semua hal perlu dipertanyakan kebenarannya karna mata lebih bisa membuktikan semua."
🧊🧊🧊
41- LORONG TATASURYA BAGIAN DARI INGATAN
Parkiran ALLGRASR tampak sunyi, di antara deretan motor yang parkir, anggota ALLGRASR berdiri dengan wajah masih menunjukkan bekas kantuk. Mereka sepertinya baru saja terjaga dari tidur yang kurang nyenyak, dan meninggalkan jejak lelah di mata.
Di tengah keheningan yang mencekam, Egon akhirnya memecah kesunyian. "Serasa dihutan gue."
Sultan, yang sepertinya masih mencoba memahami situasi, menjawab. "Karna sunyi ya bang? "
Egon hanya tertawa kecil dan melanjutkan. "Lo pada kayak monyet."
"Lucu juga lo bang." Tengilnya Sultan hampir sama dengan Jeka.
"Nantangin gue Sultan Arab," dengus Egon lalu mengacak rambut juniornya itu.
Mata elang Atroska menyapu area parkir dengan tajam. Ia melihat motor Autra Alabumi memasuki gerbang SMARYA, namun kendaraan itu tidak berhenti di wilayah ALLGRASR seperti biasanya. Lelaki itu tampaknya cukup sadar diri.
"Bang, lo salah parkir," teriak Sultan dengan nada tegas. Utra hanya menatap Sultan sekilas sebelum melangkah menjauhi parkiran tanpa mengatakan apapun. Reaksi itu membuat anggota ALLGRASR saling bertukar pandang dengan ekspresi heran.
"Kenapa manusia sabar?" tanya Jeka dengan sisa tenaganya. "Udah ngilang dari kemarin, nggak bisa dihubungi, sekarang bertingkah lagi?"
Atroska tersenyum miring melihat kepergian Utra. Pengkhianat itu masih mengenakan jaket ALLGRASR. Atroska akan membersihkan benalu yang mengganggu perjalanannya. Atroska akan lebih selektif dan membatasi kehadiran orang-orang yang dianggapnya tidak layak berada di tengah lingkaran keluarganya.
"Jeka, suruh Utra ke lorong gue mau bicara," ujar Atroska kemudian mulai melangkah memasuki gerbang utama.
Jeka mendengus sambil menggelengkan kepala, "Suka banget bikin gue kepo," ujarnya dengan nada kesal. Namun, segera mencari kontak Utra, untuk menyampaikan pesan Atroska.
**
Lelaki pemilik mata elang itu tersenyum kecut membaca deretan tulisan di tembok. Kemudian matanya tertuju pada satu nama diantara barisan Benteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK ATROSKA (END)
Fiksi Remaja-Karna hal menyakitkan itu menyelusup menjadi tragedi yang abadi sebagai peristiwa- Sampai pada suatu masa yang sebenarnya, Karna memang tak ada yang selama jika masih berdiri dibumi. Tidak hilang namun hanya berganti bentuk menjadi kenangan. Bukan...