-Karna hal menyakitkan itu menyelusup menjadi tragedi yang abadi sebagai peristiwa-
Sampai pada suatu masa yang sebenarnya, Karna memang tak ada yang selama jika masih berdiri dibumi. Tidak hilang namun hanya berganti bentuk menjadi kenangan. Bukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dada Atroska tiba-tiba sesak setelah membaca pesan yang baru saja diterimanya. Pesan itu datang dari dokter yang menangani perempuan kesayangannya. Dunia Atroska serasa runtuh seketika. Waktu terasa berhenti, seluruh tubuhnya kaku, dan hanya ada satu pikiran yang terus menggelora—kesayangannya tengah berjuang untuk hidup.
Mikaila Ayana Agni, adik kesayangan Atroska. Perempuan dengan senyuman tulus yang mampu menenangkan Atroska. Aya adalah bagian dari dunia Atroska yang tak akan tergantikan.
"Ska, muka lo kaya orang putus cinta," ucap Egon.
"Putusnya udah lama Jek, galaunya mungkin baru kerasa sekarang," timpal Jeka yang membuat Atroska menatap tajam.
"Bagem aja, Ska," kompor Alam.
Jeka mengangkat dua tangannya seolah mengisyaratkan damai. "Saya Jeka, pesona saya hebat, cukup sekian jika ada kelebihan maka itu saya dan jika ada kekurangan maka itu Egon, terima kasih."
"Aneh," cibir Alam. "Udah jelek, banyak tingkah pula."
"Tega lo bilang gue jelek, padahal niat gue baik untuk menghibur."
"Jangan sedih Jek, kadang jadi baik itu banyak tantangannya," ucap Utra.
"Gue setuju Tra, semoga Tuhan selalu melindungi gue."
Alam mendengus kesal. "Jangan berlebihan gitu, Tuhan juga capek ngelihat tingkah lo."
Jeka menutup telinganya seolah tidak ingin mendengar nasihat Alam. "Google gue mana? " tanya Jeka.
"Lagi mempersulit hidup," balas Egon. Mempersulit hidup yang di maksud adalah mengikuti pelatihan olimpiade kimia di sekolah.
"Lo cari pacar sana. Kasihan Dama lo rusuhin terus," kata Egon.
"Calon pacar gue bukan pulpen kelas yang sering ilang, jadi nggak usah dicari-cari," balas sadboy itu. Sorot matanya menggambarkan bahwa laki-laki itu sedang menyembunyikan sendunya.
"Nggak harus dia, Jek. Lo bisa cari yang lain," kata Atroska.
