17-OLIMPIADE SMARYA

3.1K 242 1
                                    

Hai brodii, para pembaca yang akan mengikuti alur cerita. Pokoknya cerita ini penuh dengan beragam rasa.

BANTU VOTE AND COMEN DI SETIAP PARAGRAF

Selamat membaca pokoknya!

Selamat menikmati tulisan tentang sosok yang menjadi pemeran.

SALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!

"Ada hal yang paling mahal dan tidak bisa di beli dengan uang."
🧊🧊🧊

17- OLIMPIADE SMARYA

Hal yang dinanti sebagai akhir dari bimbingan olimpiade adalah perlombaan. Hari ini tepat dimana tim olimpiade SMA TATASURYA akan berjuangan untuk terakhir kali, hari yang ditunggu-tunggu setelah melakukan persiapan yang panjang.

Anehnya tidak ada sorot bahagia yang terpancar dari wajah dua perempuan di tim ini sebab yang seharusnya ada empat orang hanya ada tiga sekarang. Sejak Atroska pergi ke rumah Nea dan mengatakan jika Nea harus ke sekolah bersama Alam, lelaki bermata elang itu tidak pernah lagi terlihat. Atroska juga tidak mengikuti bimbingan olimpiade. Atroska hilang, ralat, Atroska menghilang, hampir seminggu lamanya.

"Jangan pikirin hal-hal yang rusak konsentrasi,"
ucap Dama. "Harus semangat." Senyum merekah Dama perlihatkan untuk kedua perempuan di depannya. Mereka sudah duduk di meja tim, 5 menit lagi perlombaan dimulai. 

"Harapan gue pupus, kita nggak akan bisa menang kalau tim aja nggak lengkap," balas Wafi lesu. Hilang sudah rasa semangatnya sebab usahanya belakangan ini akan berakhir sia-sia. "Atroska kemana, Dam? "

"Menang kalah itu urusan nanti. Atroska ada urusan penting, dia juga nggak ngasih kabar ALLGRASR," sebut Dama tentang ketuanya. "Sekarang jawab apa yang kita tau, fokus sama bidang masing-masing. Kalau udah selesai baru kita pecahin soal Atroska." Sebagai kepala tim Dama mengambil solusi cepat. Jika terus berlarut mengenai keberadaan Atroska tentu waktu mereka benar-benar terbuang begitu saja.

Suara teriakan suporter masing-masing sekolah memenuhi ruangan.  Nea tersenyum, ada rasa senang dalam dirinya, tidak peduli apapun yang terjadi nanti akan Nea terima. Setidaknya sudah berusaha. Meskipun Kali ini Atroska benar-benar tidak datang.

30 menit berlalu, suara ALLGRASR tiba-tiba terdengar di ruangan ini, menciptakan atmosfer yang penuh gemuruh semangat. Mereka menjadi suporter SMA TATASURYA, solidaritas tanpa batas. "Sorry telat," ucap seseorang yang sejak tadi dinanti hadirnya. Wafi dan Nea tidak bisa berkata-kata lagi, isi kepala mereka benar-benar sangat penuh sekarang, bahkan ketika Atroska datang keduanya hanya mampu menatap kebingungan. "Lanjut aja, soal gue pasti selesai."

"Ketua tidak merugikan orang lain." Dama tersenyum menatap Atroska. Itu kata yang sering Atroska ucapkan. Atroska duduk, mulai menyelesaikan soal matematika yang sudah menunggunya.

Semua tim tampak fokus mengerjakan soal-soal mereka. Raut wajah cemas dan panik beradu di ruangan ini, namun tidak berlaku lagi untuk SMA TATASURYA, raga mereka sudah dipeluk rasa yakin yang banyak. Mereka fokus pada soal masing-masing.

Nea tiba-tiba menunduk sembari mengontrol tarikan nafasnya, berusaha menetralisir rasa sakit yang menyerang dadanya. Soal-soal yang Nea kerjakan masih ada dua nomor yang kosong, sementara waktunya hanya tinggal 5 menit lagi untuk babak awal. Jangan disini ya, sekali aja, batin Nea.

Lebaran-lembaran milik Atroska, Dama dan Wafi sudah mereka satukan ke dalam map. "Nea lo udah? " tanya Dama pada perempuan yang masih menunduk itu.

Nea menggeleng. "Gue dua soal lagi, sebentar."

UNTUK ATROSKA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang