Part 5: Changes

1.1K 143 7
                                    

Sudah beberapa hari Winter telah resmi menjadi mahasiswa di fakultas Seni dan Tari Seoul University. Ia menjalani kehidupan kuliahnya dengan normal sama seperti mahasiswa lainnya. Namun, satu hal yang menganggu Winter adalah sejak malam kejadian Jaemin di hajar oleh fakultas lain, Winter sama sekali tidak mendapat kabar dari Jaemin. Yang ia tahu, Jaemin hanya di bawa ke klinik kecil di sekitar kosan Haechan. Mereka bilang bahwa sangat beresiko jika Jaemin dibawa kerumah sakit, ntah mungkin karna rumah sakit harus membutuhkan data sehingga mudah untuk melacak keberadaan Jaemin atau ntahlah Winter tidak tau. Sementara Winter diantar ke rumah oleh Jeno dan Karina, Jaemin dibawa oleh Haechan ke klinik tersebut.

Bahkan saat hari pertama Winter masuk kuliah, ia tidak bisa bertemu Jaemin sama sekali. Ia hanya pernah melihat senior-senior yang ia duga teman-temannya Jaemin di sekitaran kantin Fakultas. Winter sejujurnya ingin sekali menanyakan keadaan Jaemin, namun ia belum berani menghampiri seniornya itu. Ia pernah sekali bertemu Karina di ruang Dosen, ingin sekali ia mengobrol banyak terutama menanyai kabar Jaemin, namun nampaknya Karina sibuk sehingga Winter hanya basa-basi menyapa.

"Winter-ah," Ning-Ning menyapa Winter saat Winter masuk kelas dan duduk dibangkunya.

"Waeyo? Kenapa kau bersemangat sekali?" tanya Winter sambil melepaskan tasnya.

Ning-Ning membalikkan badannya menghadap Winter yang duduk disebelahnya. "Kelas sebelah katanya ada pengambilan nilai tari mendadak loh."

"Jinja?!"

Ning-Ning mengangguk semangat. "Ayo kita coba pikirkan mau menari apa, jika tiba-tiba mendadak dan tidak ada persiapankan akan susah sekali. Ah, kalo tidak salah semacam random play dance gitu deh, nari yang menyesuaikan music yang diputar dan menggunakan genre!"

"MWO?!" Kali ini Winter benar-benar kaget setelah mendengar semua penjelasan Ning-Ning. "Aish, kita harus banyak berlatih Ning."

"Majja!"

"Hmm, perhatian semuanya."

Ning-Ning dan Winter kini memusatkan pandangan mereka pada sosok yang berdiri di depan Kelas. Jisung, laki-laki yang meminta perhatian itu berdeham sekali lagi sebelum membicarakan sesuatu yang nampaknya penting.

"Jadi gini, barusan aku dan beberapa perwakilan dari kelas lain dipanggil oleh Sunbaenim di ruang BEM. Katanya kita akan mengadakan makrab."

"Asiik!"

"Yes! Jalan-jalan guys!"

"Eh dimana makrabnya?"

"Iya, kapan Jisung-ah?"

Seketika itu, kelas langsung ramai dengan reaksi anak-anak yang senang mendengar kabar mengenai acara makrab.

"Sebentar sebentar," ucap Jisung menyela keramaian. "Ini aku diminta buat milih lagi sekiranya ada nggak dari kalian yang mau sukarelawan jadi panitia makrab? Tugasnya ya bantu-bantu sunbaenim selama acara."

Awalnya mereka yang antusias kini menghelah kecewa. "Yah kalo itu gamau deh. Kita kan mau nikmatin acaranya aja."

"Bener tuh. Panitianya dari sunbaenimnya aja emang gabisa, Jisung-ah?"

Jisung mengangkat bahunya pelan. "Katanya sih ini bisa jadi kesempatan untuk mengenal kinerja organisasi kampus."

"Skip deh, yang ada cuma disuruh-suruh doang."

"Iya bener. Kita tim asik asiknya aja deh."

Winter yang mendegar itu menghelah napasnya. "Padahal enak jadi panitia acara gitu, jadi nambah pengalaman. Cumankan emang enak jadi peserta aja," ucap Winter pelan yang tanpa sadar di dengan oleh Ning-Ning.

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang