Part 15 : Asking Back

476 70 12
                                    


Jaemin saat ini sedang bersantai di sebuah cafe di tengah kota. Cafe yang biasa dijadikan ia dan teman-temannya berkumpul. Tak hanya tempat nongkrong biasa, disini terdapat beberapa arcade di sudut ruangan untuk menambah keseruan pengunjung cafe. Desain interior yang menarik juga pemasangan lampu yang tidak begitu terang membuat cafe ini bisa dibilang mirip sekali dengan bar.

Sudah sekitar 15 menit Jaemin berada di cafe, ia sudah ada janji dengan seseorang sebelumnya. Sebenarnya, malas sekali Jaemin untuk datang, ia lebih memilih untuk tidur saja bermalasan di rumah. Tapi karna ini permintaan dari teman baiknya, mau tidak mau Jaemin harus datang.

"Kau sudah dari tadi Jaem?"

Jaemin mendongak saat seseorang yang ditunggu itu menyapanya.

"Oh, sudah datang rupanya." Itu Jeno dan disusul ada Mark dibelakangnya. Jaemin berdiri, untuk menyambut mereka. "Silahkan duduk."

Jeno dan Mark kini duduk di kursi depan Jaemin.

"Kalian mau pesan apa?"

"Tidak usah," potong Mark cepat. "Langsung ke intinya saja."

Jaemin terkekeh. "Santai saja hyung, tidak usah tegang begitu."

"Serius Jaem," Mark menegakan duduknya. "Aku hanya ingin ini cepat selesai."

Jaemin mendengus, mungkin Mark buru-buru karna sudah muak melihat muka Jaemin dan malas sekali untuk basa-basi. Oh, apa Mark sendiri tidak berpikir kalau Jaemin juga malas sekali untuk bertemu dengannya?

"Baiklah," kata Jaemin setelah menarik napas. "Aku tau Jeno mengirim pesan kemarin, kau meminta untuk bertemu denganku. Jadi apa tujuan hyung ingin menemuiku?"

Mark berdeham sebentar. "Aku ingin kau kembali di bem. Sudah kusiapkan kursi untuk mu, sebagai ketua departemen Kominfo."

Jaemin mengangkat alisnya. "Untuk apa?"

Jeno yang melihat Mark terdiam itu langsung mengambil alih pembicaraan. "Semua orang tau bagaimana cara kau berhubungan dengan lembaga eksternal atau parnetship. Dan kita semua tau kinerjamu sangat baik untuk itu. Maka dari itu kita ingin memintamu untuk kembali menjadi anggota bem.

"Memangnya tidak ada yang lain?"

"Belum ada yang sehebat dirimu, Jaem. Dan aku rasa dari semua kandidat yang dipilih untuk ketua Kominfo belum ada yang pas. Memang posisi ini hanya cocok untukmu," sambung Jeno. "Lagipula kita kan teman, lebih enak untuk kerja samanya, bukan?"

Jaemin berdecih. "Seperti ini saja baru dibilang teman."

Jeno menghelah napasnya. "Justru karna kita ini teman, kita ingin kau kembali bersama lagi."

Jaemin meneguk americanonya. "Sebenarnya aku sudah tidak tertarik di bem. Semenjak kemarin rasanya aku tidak mau bersentuhan lagi dengan organisasi ini."

"Tapi kalau kalian memaksa, mungkin bisa aku pertimbangkan," lanjut Jaemin sambil bersandar pada kursi dan melipat kedua tangannya di dada. "dengan satu syarat."

Mark mengangkat alisnya, ikut melipat kedua tangannya. "Katakan."

"Aku ingin Winter menjadi sekertaris departemenku."

Mark yang mendengar itu mendengus sebal. Sementara Jeno ia menghelah napas sambil mengusap wajahnya kasar. Maksud Jeno untuk membawa Jaemin kembali ke bem agar teman-temannya ini kembali dekat seperti dulu. Terutama Mark dan Jaemin. Jeno ingin mereka tidak bermusuhan seperti ini. Tapi mendengar pernyataan Jaemin barusan, ia yakin hal ini justru menjadi awal dari permasalahannya baru. Astaga ini bukan seperti yang Jeno harapkan.

"Tidak bisa," kata Mark tiba-tiba. "Winter sudah kupilih sebagai sekertaris umum. Lagipula sekertaris departemenmu sudah ada beberapa kandidat, tinggal kau pilih saja."

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang