"Apa ini?"
Jaemin membanting Handphonenya ke atas meja persis di depan Jisung.
Jisung yang baru sampai itu sedikit terkejut dengan perilaku Jaemin. Jantungnya berdegub kencang merasa takut ada masalah baru. Terlebih kemarin di rumah Jaemin, Jisung seperti sudah trauma saja jika menghadapi Jaemin yang sedang marah.
"Ini apa hyung?"
"Lihat saja sendiri!" ucap Jaemin masih tampak kesal.
Jisung pun akhirnya mengambil handphone Jaemin dan menonton video tersebut. Sama seperti Jaemin sebelumnya, Jisung juga tidak kuat melihat Video itu terlalu lama.
"Ini.. ini.. apa hyung?" Jisung kembali bertanya, jujur ia semakin tidak mengerti.
Jaemin mendelik. "Aku yang seharusnya bertanya padamu! Apa-apaan itu? Kenapa bisa-bisanya kau merekam Winter seperti itu?! Dan apa maksudmu mengirimkan video itu? Ingin menerorku?! Hah?!" Jaemin bertanya nyaris hilang kendali.
"Hyung.." Jisung menatap Jaemin. "Ini bukan aku.."
Alis Jaemin bertaut. "Mwo?"
"Sungguh ini bukan aku hyung. Aku tidak pernah merekam Winter secara diam-diam. Aku hanya mengirimkan foto Winter jika dia bersamaku untuk memberitahumu hyung. Aku tidak pernah membuntutinya seperti itu."
Jaemin menatap nyalang. "Ya! Jadi.. nomor itu.. bukan kau yang mengirimkan?"
Jisung menggeleng. "Kau boleh periksa handphoneku, atau lacak nomor itu. Sungguh bukan aku hyung."
Jaemin mengusap wajahnya kasar. Jadi selama ini Winter di stalking oleh orang lain. Selama ini ada yang diam-diam memata-matai Winter, dan selama ini ternyata gadis pujaan hatinya itu sedang dalam bahaya.
"Ani.." gumam Jaemin. "Winter waktu itu bilang saat dia menari ada yang memfotonya diam-diam, bukannya kau juga mengirimkan foto saat dia menari?"
"Ne hyung, tapi aku tidak pernah merekam dia apalagi saat menari sendiri. Aku hanya memfotonya saat latihan menari untuk pengambilan nilai waktu itu, dan itu ramai orang. Tidak lebih hyung, aku bersumpah."
Jisung sudah bersumpah membuat Jaemin semakin berpikir. "Berarti memang ada orang lain yang memata-matai Winter."
Jisung lantas menoleh gusar. "Hyung.. berarti kita harus beritahu Wintar kalau ini salah paham hyung! Ini demi nama baik kau dan aku juga hyung!"
Jaemin terdiam sebentar. "Tidak bisa."
"Wae Hyung?" rengek Jisung. "Kau ingin dibenci Winter terus?"
"Aku harus cari bukti kalau ini orang lain. Aku harus menjelaskan seperti apa kepadanya disaat kita juga tertangkap basah sering memfotonya diam-diam?"
Jisung terdiam, nampak menyetujui juga keputusan Jaemin.
Jaemin menghelah napas berat. "Yang ada Winter semakin tidak percaya dan berpikir aku mengada-ada."
"Benar juga sih hyung," Jisung mengangguk. "Tapi aku harus menegakkan keadilan hyung!"
Jaemin menjitak kepala Jisung. "Keadilan apanya! kau juga masih bersalah!"
Jisung meringis sambil mengeluskan kepalanya. "Ah, tapi hyung, jika orang ini mengirimkan video itu ke Winter, bagaimana?"
Pertanyaan Jisung membuat Jaemin bergeming. Ada benarnya juga, Jaemin baru kepikiran hal itu.
"Seharusnya pelaku tidak langsung mengirimkan bukti ke korban," gumam Jaemin, mencoba menenangkan diri.
Jaemin lantas mengacak rambutnya. Jujur ia sangat gelisah. Jika orang itu mengirimkan video tersebut kepada Winter, seratus persen Jaemin akan dianggap sebagai tersangka utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVE INTO YOU
RomanceJAEMIN X WINTER Pertemuan pertama Jaemin, senior di fakultas seni dan tari dengan mahasiswa baru bernama Winter, membuat ia ingin selalu melindungi gadis ini. Bahkan, ia juga meminta seseorang untuk memata-matai Winter agar ia bisa tau kabar dari ga...
