Part 11 : Fight

479 71 5
                                    

"Aigoo, ini masih pagi Winter-ah, kenapa sudah tertunduk seperti itu kepalamu?"

Ningning yang baru saja memasuki kelas itu mengelus kepala Winter yang sedang membaringkan kepalanya di atas meja, ia duduk di samping Winter, melirik sedikit ke wajah temannya yang sedang memejamkan mata.

"Omo! kau nampak lebih pucat hari ini. Kau sakit eoh?" tanya Ningning khawatir, ia meletakkan tangannya di kening Winter. "Kau sudah sarapan belum? ayo kita sarapan dulu."

Winter membuka matanya, menggeleng pelan.

"Ya! Matamu juga sembab seperti itu. Kau kenapa sih? ayo cerita padaku."

Winter mengangkat kepalanya, mengelah napas. "Aku tidak apa."

"Tidak apa bagaimana?" Jisung yang baru datang itu menarik kursi bergabung dengan mereka. "Wajahmu sudah seperti mayat hidup kau tau?"

"Nih, nih kau lihat wajahmu dicermin," ucap Ningning sambil menyodorkan cermin kecil kehadapan muka Winter.

Winterpun melihat pantulan dirinya dari kaca kecil ditangan Ningning, ia kembali menghelah napasnya, wajahnya nampak berantakan, tidak, tidak hanya wajahnya, perasaan dan pikirannya pun sangat berantakan.

"Ah, sudahlah," ucap Ningning sambil menutup kacanya. "Ayo kita ke kantin, kita beli kopi. Mungkin kau butuh tendangan cafein."

Ningning berdiri, menarik Winter agar ikut berdiri dan mengikutinya. Jisungpun tak hanya diam, ia juga menarik Winter dan membantu Ningning untuk menuntunnya ke kantin.

*Dive Into You*

Jaemin saat ini sedang tidur di sofa ruang bem, ia seharusnya ada kelas pagi ini. Tapi dosen yang seharusnya mengajar tiba-tiba berhalangan hadir. Tentu saja seorang Na Jaemin lebih memilih menunggu kelas selanjutnya dengan tidur di ruang bem.

Dentingan suara notif handphone tiba-tiba membangunkannya. Ia mengambil handphone tersebut yang terletak disaku celana. Matanya yang masih setengah terpejam itu membaca pesan.

 Matanya yang masih setengah terpejam itu membaca pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin yang mendapat pesan itu langsung terduduk kaget. Ia menzoom foto Winter yang nampak pucat. Ia menghelah napas, khawatir akan keadaan Winter. Sudah lama sekali Jaemin tidak mendengar kabar Winter. Hatinya sedikit nyeri apabila melihat Winter tidak dalam kondisi yang baik.

Jaemin harusnya berterima kasih karna Jisung masih mengigat tugasnya. Dengan dikirimkannya foto winter bisa sedikit mengobati kerinduan dalam hatinya. Ah, ini kesempatanmu, Jaemin. Tanpa babibu lagi, Jaemin meraih ranselnya dan bergegas ke kantin.

Namun, ini semua tidak sesuai dengan apa yang Jaemin pikirkan.

Jaemin yang sudah sampai di kantin itu dapat melihat dengan jelas Winter kini tengah tertawa dengan lepas bersama Ningning, Jisung,

Oh tidak. Juga bersama Mark.

Seharusnya Jaemin bisa bernapas lega saat mengetahui Winter sudah bisa tertawa tapi tidak dengan pria yang duduk tepat disamping gadis itu. Kerutan alis Jaemin bertaut dengan jelas. Kenapa bisa Mark ada disana? Duduk disamping Winter dan ...

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang