Part 2 : Day 1

1.4K 173 19
                                        

Hari ini adalah hari ospek pertama untuk Winter dan mahasiswa baru lainnya. Baru pukul 04.00 pagi hari, Winter sudah siap dengan seragam sekolah lamanya. Setelah selesai memasukkan bekal dan keperluan lainnya, Winter berdiri diatas kaca besar di apartementnya dan tersenyum dengan lebar.

"Kajja Winter-ah! Kita pasti bisa laluin ini!" ucap Winter kepada dirinya sendiri untuk penyemangat harinya.

Begitupun dengan Jaemin, laki-laki itu sudah berada di kampusnya. Semalam ia bergadang di ruang BEM, untuk mempersiapkan ospek ini. Ia harus selalu stand by, terlebih Ia adalah ketua komisi disiplin.

Jaemin sudah berjaga di gerbang depan kampusnya, Berdiri dengan sigap dan memperhatikan mahasiswa yang belalu Lalang melewati pintu gerbang kampus itu. Karena sebagai kordinator lapangan dari pihak fakultas, Jaemin juga memperhatikan mahasiswa baru yang berasal dari fakultasnya. Ia melihat nametag yang tertera agar dapat membedakan mahasiswa dari fakultasnya atau bukan.

"Ya! Kau! Jurusan Seni dan Tari, ambil arah kanan!"

Begitu sekiranya Jaemin memerintah mahasiswa baru agar tidak salah jalan. Ia harus menuntun mereka agar langsung ke arah fakultas mereka.

"Kau name tag coklat! Jurusan Ilmu Politik cepat lari!"

Saat itu, teriakan dari perwakilan fakultas lain juga ikut memeriahkan gerbang. Mahasiswa dari fakultas ilmu politik itu bergegas berlari bahkan hingga menyenggol mahasiswa lainnya.

Jaemin yang sedang fokus mencari mahasiswa fakultasnya itu, menoleh saat mendengar seseorang jatuh akibat tertabrak dengan mahasiswa ilmu politik yang berlari. Jaemin dengan sigap berlari saat menyadari bahwa seorang yang jatuh itu adalah mahasiswa baru dari fakultasnya.

"Gwaenchana?" tanya Jaemin. Ia merentangkan tangannya. Bermaksud untuk menolong.

Winter, gadis yang jatuh itu terbangun dengan bantuan Jaemin. "Ne, Gwaenchana Sunbaenim."

"Kau," Jaemin menunjuk laki-laki yang menabrak Winter. "Minta maaflah."

"Ah, mianhae."

Hanya sepatah kata laki-laki itu langsung pergi meninggakan Jaemin dan Winter.

Jaemin yang merasa kesal lantas berteriak. "YA!"

"Gwaenchana Sunbaenim. Aku tidak apa-apa," ucap Winter menenangkan Jaemin. "Keundae, jongsonghamnida Sunbaenim. Tapi saya ingin bertanya, barisan untuk jurusan Seni dan Tari ada di sebelah mana ya?"

Jaemin menoleh, tatapan itu menangkap mata Winter yang bersinar. Jaemin tau, ini masih pagi buta, namun tatapan Winter bersinar selayaknya ada cahaya kuat yang menerangi mata indah itu. Jaemin tertegun sesaat.

"Sunbaenim?"

Panggilan ke dua Winter menyadarkan Jaemin. Jaemin mengusap wajahnya sebentar. "Ada di sebelah sana, Sebelah kanan."

Kini mata Jaemin melirik ke arah Name tag Winter. "Winter?  Namanya unik."

"Ah, Arasseo. Khamsahamnida Sunbaenim."

Setelah menerima petunjuk dari Jaemin, Winter membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Ia bergegas untuk melangkah, namun sayang saat Langkah pertama, Winter nyaris terjatuh lagi. Untung saja dengan sigap Jaemin langsung memegang tangan Winter.

"Gwaenchana?"

"Ssshh.." Winter meringis kesakitan, mengangguk pelan.

Jaemin melirik lutut Winter yang ternyata luka akibat terjatuh tadi. Ia berlutut untuk mengecek luka tersebut.

"Kau terluka, dan ini keliatannya dalam." Jaemin mendongak, melihat wajah winter yang hanya berjarak beberapa cetimeter dari wajahya.

Kembali jaemin tertegun. Mata yang tadi bersinar ini kini terlihat berkaca-kaca.

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang