Part 19 : Dangerous Woman

704 55 5
                                    

Mobil taxi itu berhenti tepat di sebuah lobbi appartemen di Seoul sejak setengah jam lalu. Tapi sedari tadi belum ada satu orang pun yang keluar dari taxi itu. Untung saja taxi tersebut tidak parkir menghalangi akses drop off, jika iya  mungkin taxi itu sudah diusir oleh pihak keamanan.

Winter menggeliat dalam tidurnya. Badannya terasa pegal karna tidur dalam posisi duduk. Winter menerjapkan matanya berkali-kali sambil melihat sekitar sampai ia akhirnya tersadar sepenuhnya.

"Kita sudah sampai?" tanya Winter setelah melihat lobi appartemennya dari dalam mobil.

"Sudah, sejak setengah jam yang lalu," jawab Jaemin di sebelahnya sambil tersenyum.

"Hah?" Winter melirik jam tangan yang melingkar di lengannya. "Astaga! Kenapa sunbaenim tidak membangunkanku?"

"Aku tidak tega membangunkanmu, kau terlihat pulas sekali."

Winter kemudian melirik argo yang berada di depan. Lalu melebarkan matanya. "Sunbaenim!" pekiknya.

Jaemin menoleh, mengangkat alisnya bingung.

"Argonya mahal sekali!" bisik Winter dengan pelan agar tidak terdengar oleh driver taxi itu. Ia memasang raut wajah yang panik. Baru kali ini ia menaiki argo taxi yang mahal berkat ulahnya yang tertidur di mobil.

Jaemin terkekeh melihat raut wajah Winter yang menurutnya lucu. "Tidak apa, yasudah kau naik sana, sudah malam."

Winter mengangguk dengan pelan. Sesungguhnya ia merasa bersalah karna tertidur. di dalam taxi terlalu lama. Winter lalu membuka pintu, keluar sambil membawa tasnya.

Jaemin bergeser, setelah Winter menutup pintunya. Ia lalu menurunkan kaca mobil. "Langsung istirahat ya, jangan bergadang."

Winter kembali mengangguk lalu membungkuk. "Gomawo sunbaenim. Maaf merepotkanmu."

"Tidak merepotkan kok," balas Jaemin dengan senyum. "Yasudah aku pulang ya."

"Hati-hati sunbaenim."

Jaemin kemudian memberikan lambaian tangannya sebelum taxi itu menjauh. Winter juga membalas lambaian tangan itu sampai taxi Jaemin benar-benar menghilang dari pandangannya. Ia menghelah napas. Memukul kepalanya pelan. "Aish Winter! Neo pabboya!" ucapnya sebelum ia melangkah masuk ke dalam appartemennya.

Dive Into You

Mobil taxi itu kini masuk ke dalam sebuah perkarangan rumah yang mewah. Jaemin, laki-laki itu keluar dari taxi tersebut setelah membayar argo.
Ia lalu melangkah, membuka pintu utama rumahnya.

"Aku pulang," ucap Jaemin sembari berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Tidak ada yang menjawab.

Rumah besar itu tampak seperti tidak ada penghuni. Jaemin lantas berjalan menuju salah satu ruangan yang berada di lantai satu ini. Ruangan dengan pintu hitam yang tertutup, dengan lampu yang masih menyala.

Jaemin membuka pintu itu dengan perlahan, mengintip melalui sela-sela pintu yang terbuka. "Eomma?"

Wanita paru baya yang sedang bekerja di meja kerjanya itu mengalihkan pandangannya dari laporan kerja miliknya.

"Omo!" pekik wanita paru baya itu sambil berdiri.

Jaemin yang baru saja mengintip dari balik pintu itu akhirnya masuk sambil tersenyum.

"Aigo! Lihat siapa ini yang pulang?" Kim Nara —Ibu Jaemin berjalan mendekat ke arahnya. "Eomma pikir kau lupa dengan jalan pulang."

Jaemin tertawa, menyambut pelukan sang ibu. "Eomma kenapa jam segini masih berada di meja kerja? Sudah makan belum?" tanya Jaemin setelah pelukan mereka terlepas.

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang