Part 28 : Secret Message

152 26 3
                                        

Pagi ini Jaemin sudah berada di parkiran motor kampusnya. Melepas helm dan merapihkan sedikit rambutnya yang nampak berantakan. Sejujurnya Jaemin tidak ingin masuk kampus hari ini, ia berencana untuk datang ke Busan menjemput Winter. Tapi tentu saja tidak mungkin Jaemin menghampiri kesana. Bukan karena tidak tau alamat rumah Winter, hanya saja terlalu beresiko jika Jaemin benar-benar menyusul gadis itu sekarang

Jaemin berjalan lesu menuju lobby fakultasnya, namun baru beberapa langkah ia meninggalkan parkiran motor, kedua kakinya tiba-tiba berhenti saat melihat seorang gadis yang sedari tadi berada di pikirannya melintas di depannya.

"Winter-ah..."

Jaemin melihat Winter menelusuri halaman fakultas dan menaiki beberapa anak tangga untuk masuk ke lobby. Ingin sekali Jaemin mengejar gadis itu dan memeluknya, tapi ntah kenapa kedua kakinya seakan lumpuh, tidak mau bergerak.

Jaemin menyadari bahwa ia tidak mungkin mengejar gadis itu sekarang, teringat perkataan Winter sebelumnya, Winter masih belum mau berhubungan dengannya. Jaemin tidak ingin membuat gadis yang dicintainya itu semakin jauh jika Jaemin terlalu memaksakan kehendak.

Mata Jaemin masih melihat Winter melalui kaca besar fakultas, ia menghelah napas lega walaupun hatinya masih sedikit terasa sesak.

"Bogoshipeo Winter-ah."

Meski Jaemin tidak bisa menanyakan keadaan Winter langsung, tapi Jaemin benar-benar bersyukur gadis itu sudah masuk dan baik-baik saja.

***

"Kim Winter!"

Suara teriakan Ningning menggema di ruang kelas ketika melihat Winter baru saja masuk.

Winter terkekeh pelan dan merentangkan tangannya bersiap memeluk sahabat baiknya itu. Ningning pun dengan sigap memeluk Winter membuat Winter mengacak rambut Ningning gemas.

"Aigoo, aku cuma tidak masuk tiga hari dan kau sudah serindu ini padaku?"

Ningning melepas pelukan itu lalu mengangguk. "Bukan hanya itu, kau tau semua orang mengkhawatirkanmu!"

Winter tersenyum lalu berjalan dan duduk di kursinya.

Ningning pun mengikuti, duduk di kursi miliknya yang berada persis di depan Winter.

"Karina sunbae, Jisung, Mark sunbae, bahkan Haechan sunbae juga sempat bertanya padaku mengenai kabarmu," lanjut Ningning saat sudah duduk menghadap Winter.

Alis Winter terangkat bingung. "Haechan sunbae?"

"Ne," Ningning mengangguk pelan. "Sepertinya karena Jaemin sunbae mencarimu jadi Haechan sunbae juga membantunya."

Winter terpaku sesaat. Nama seseorang yang sedang tidak mau ia temui itu seakan menggelitik di telinganya.

"Aah.. Jaemin sunbae, kau tau dia seperti menggila saat kau tidak ada kabar sama sekali."

Bola mata Winter seketika bergerak gelisah.

"Jujur aku kasihan sekali padanya, dia nampak sangat khawatir terhadapmu Winter-ah. Dia mencarimu kemanapun. Dia bahkan bertanya kepada siapapun apakah melihat atau tau kabar darimu."

Winter masih terdiam, ia tidak tau ingin merespon seperti apa. Mendengar Jaemin yang khawatir padanya sedikit membuat Winter merasa bersalah. Apakah Winter terlalu kejam pada pria itu? Tapi bukannya perlakuan Jaemin kepadanya ini juga tidak bisa dibenarkan?

"An-anyeong, Winter-ah."

Pikiran Winter seketika buyar saat melihat Jisung berdiri di hadapannya. Matanya melirik Jisung yang sedang menundukkan kepala.

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang