Part 6 : Jealous

936 128 7
                                    

Siang ini, Winter sedang berlatih diruang latihan. Setelah tadi sudah mengikuti kelas pagi, kini jam kosongnya ia manfaatkan untuk berlatih. Setelah ada isu akan adanya pengambilan nilai dari random dance, Winter pun berlatih menari berbagai lagu dengan genre yang berbeda. Sudah sekitar satu setengah jam Winter berlatih, dan kini Winter tengah mendudukan dirinya di sudut ruangan sambil menenggak botol minumnya. Keringatnya bercucuran menuruni wajah bahkan tengkuknya. Apabila banyak namja yang melihatnya saat ini, sudah pasti Winter habis diterkam.

Kedua tangan winter ia letakkan kebelakang, seperti tumpuan. Winter mencoba memejamkan matanya sebentar. Agak lelah memang menghabiskan waktu satu jam setengah untuk menari tanpa henti. Ketika kedua kelopak mata Winter terbuka, ia melihat seseorang seperti sedang mengintip ke dalam ruang latihan. Winter sontak berdiri, terkejut.

 Winter sontak berdiri, terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nuguya?"

Tidak ada jawaban.

Winter berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

Kosong.

Winter melihat ke kiri ke kanan memastikan apakah ada orang atau tidak. Tapi ternyata tidak ada satupun orang disana. Lorong luas dan kosong itu seketika membuat Winter merinding. Winter kembali masuk untuk mengambil botol minum dan tasnya, lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

*Dive Into You*

Jaemin baru saja menyelesaikan kelas terakhirnya. Ia sedang berjalan menelusuri lorong dengan lemas. Rasanya ia ingin kembali ke rumahnya saja, menidurkan tulang-tulangnya dengan manja. Ntah kenapa kelas sore ini cukup menguras tenaganya.

"JAEMIN-AH!"

Jaemin mendongak dan melihat Haechan yang tengah berlari ke arahnya.

"Ya! Ya! Wae?!" ujar Jaemin risih saat Haechan mendekat ke arahnya.

"Kantin dulu yuk, Haus banget tau dengerin Kim Saem ngomong mulu daritadi."

Jaemin menarik napasnya kesal. "Astaga. Dikirain kenapa."

"Yaudah ayo buruan deh, dehidrasi nii."

Haechanpun akhirnya menarik Jaemin dengan paksa. Sementara Jaemin hanya pasrah saja saat Haechan merangkulnya.

Selama di kantin, Jaemin nampak tidak fokus mendengarkan Haechan yang sedang bercerita. Untungnya saat ini sudah ada Jeno dan Chenle yang mau mendengarkan kebawelan Haechan dan mau untuk merespon ceritanya. Jaemin harus berterima kasih kepada Jeno dan Chenle yang sudah datang, kalau tidak, Jaemin harus repot-repot untuk mendengarkan Haechan yang jelas-jelas itu bisa menguras tenaganya lagi.

Jeno yang tersadar akan keheningan Jaemin itupun menyenggol Jaemin pelan. "Ya, kau kenapa diam saja?"

"Ani," jawab Jaemin pelan tanpa mengalihkan pandangannya pada segelas es kopi di genggamannya.

Tak lama Jaemin bangkit dari duduknya, membuat ketiga temannya itu menoleh heran.

"Mau kemana kau?" tanya Jeno penasaran.

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang