Part 13 : Take your chance, Jaem

556 78 6
                                        

Ruang auditorium Fakultas Seni dan Tari itu terlihat ramai di penuhi oleh mahasiswa yang ingin menonton debat calon ketua bem. Winter yang baru masuk dari pintu atas ruang auditorium itu melihat keseluruh penjuruh auditorium, melihat dengan seksama sampai akhirnya kedua kakinya membawanya menuruni tangga menuju tempat duduk pendukung kandidat nomor 1.

"Ah, Winter-ah, kau disini," Yeri menyapa Winter yang duduk disampingnya. "Kau mendukung Mark? Kupikir kau akan di pendukung nomor 2 karna ada Jisung."

Winter menggeleng, tersenyum kecil. "Aku diminta Mark sunbaenim untuk mendukungnya. Dan kupikir, Mark  sunbaenim memang pantas untuk menang."

Yeri disaat itu hanya tersenyum sambil menepuk bahu Winter ramah.

Para kandidat kini sudah berdiri diatas mimbar nampak siap dengan debat ini. Mark dan Jeno masih berdikusi seakan tukar pendapat untuk nanti menjawab pertanyaan. Jisung, hanya diam. Tampak raut mukanya yang tegang karna ini kali pertamanya melakukan debat kandidat terlebih ia masih berstatus mahasiswa baru. Sedangkan Jaemin, ia malah menghelah napas kecewa saat matanya melihat mayoritas teman-temannya duduk tepat di pendukung kandidat nomor 1. Sedangkan pendukungnya, hanya berisikan wajah-wajah baru nan polos yang masih belum mengerti apa-apa mengenai politik kampus. Dan yang paling membuatnya kecewa adalah saat melihat Winter duduk diantara pendukungnya Mark dan Jeno.

Setelah ditunggu-tunggu, debat kandidatpun dimulai. Dibuka dengan sambutan Taeyong selaku ketua bem sebelumnya, disusul dengan pengenalan judges yaitu dekan dan juga beberapa dosen yang ditunjuk untuk menjadi penilai pada debat kandidat sore itu.

Setelah pengenalan visi misi, pertanyaan demi pertanyaan juga sudah dilontarkan. Kedua kandidat juga berhasil menjawab dengan baik dan penuh percaya diri.

"Baik pertanyaan selanjutnya. Pertanyaan untuk calon ketua bem. Mohon didengan baik-baik Mark-ssi dan Jaemin-ssi," sahut salah dosen yang duduk dijajaran depan.

"Jika kalian sudah menjadi leader nantinya, cara bekerja yang efektif seperti apakah menurut anda? Apakah bekerja secara tim atau bekerja secara Individu? Mungkin kandidat nomor dua boleh menjawab terlebih dahulu."

Jaemin menggeser mic agar lebih dekat kepadanya.

"Saya memilih standar yang tinggi dalam bekerja," Jaemin menjeda kalimat itu dan melirik Mark di seberangnya yang juga menatapnya tanpa berekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya memilih standar yang tinggi dalam bekerja," Jaemin menjeda kalimat itu dan melirik Mark di seberangnya yang juga menatapnya tanpa berekspresi. "Menurut saya, akan lebih efektif jika bekerja secara individu. Dengan cara seperti itu saya akan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada, untuk terjun bersama dalam tim yang hebat."

Singkat, padat, jelas. Itulah yang disampaikan oleh kandidat nomor dua. Para dosen mengangguk atas jawaban itu. Lalu mempersilahkan kandidat nomor satu untuk menjawab.

"Menurut saya lebih efektif jika bekerja di dalam tim," kata Mark dengan tegas. "bekerja bersama orang lain dapat membuka peluang untuk dapat menciptakan hasil yang lebih baik, karena dapat ide dari berbagai sudut pandang dan mampu membuka peluang untuk mendapatkan kritik atau masukan dari rekan lain."

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang