Part 12 : Betrayal

457 69 5
                                    

Semakin hari pemilihan ketua Bem yang baru semakin dekat. Jaemin berjalan menuju ke ruang Bem setelah melihat informasi dari mading fakultasnya. Disana terdapat informasi dari Senat Mahasiswa yang memberitahukan dalam waktu dua hari lagi adalah penyerahan pemberkasan calon mahasiswa yang ingin menyalonkan diri sebagai ketua dan wakil ketua Bem.

Jaemin membuka pintu ruang bem itu dengan pelan. Ternyata tidak ada orang disana. Sepi sekali. Mungkin mereka sedang ada kelas.

Jaemin mengeluarkan cv dan berkas lain dari tas ranselnya. Ingin menyerahkan kepada Taeyong dulu sebelumnya ia mendaftarkan diri kepada Senat Mahasiswa. Pun, Jaemin bukannya belum siap untuk penyerahan berkas, tapi wakilnya sendiri belum ia tentukan. Ia membutuhkan orang yang kuat untuk melawan Mark, terlebih nanti ketika sesi debat kandidat. Waktunya tinggal dua hari lagi, Jaemin juga sebenarnya sudah tidak punya pilihan lagi selain Jeno. Jeno satu-satunya orang yang ia percaya dan bisa membantunya. Walaupun ia tidak yakin juga Jeno bisa melawan Mark, setidaknya Jeno masih berada di pihaknya.

Map coklat bertuliskan Kandidat No.1 yang berada diatas meja itu menyita perhatian Jaemin saat ia ingin menaruh berkas miliknya. Ia membuka dan menarik berkas tersebut keluar dari map untuk melihat lebih jelas lagi.

Foto Mark dan Jeno yang berada di lembar pemberkasan itu membuatnya terkejut. Ia tak menyangka Jeno yang dicalonkan sebagai wakil Mark. Seluruh biodata dan berkas-berkas lainnya sudah lengkap seakan sudah siap untuk diserahkan kepada tim Senat. Jaemin membanting form pemberkasaan itu, ia benar-benar kesal sekarang.

Jaemin bergegas mengambil handphonenya, ia ingin bertemu dengan Jeno sekarang juga.

Setelah Jeno membalas Jaemin bergegas keluar dari ruang Bem dan menuju kosan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Jeno membalas Jaemin bergegas keluar dari ruang Bem dan menuju kosan Haechan.

"Ya! Jeno-ya!"

Jaemin membanting pintu kosan itu, memanggil Jeno dengan kesal.

Jeno yang berada di sofa sambil menonton tv itu menoleh ke arah Jaemin.

"Ohh, Hello. Kau tidak ada kelas kah? Tumben pagi-pagi kesini."

"Kau sejak kapan mengkhianatiku?"

Pertanyaan Jaemin itu tentu saja membuat Jeno terkejut. "Maksudmu?"tanyanya yang benar-benar tidak mengerti apa maksud Jaemin.

"Kau ini sahabatku, tapi diam-diam mengkhianatiku."

"Ya!" kini Jeno menaikan sedikit nada bicaranya. Ia berdiri menghadap ke arah Jaemin. "Jelaskan dulu maksudmu, aku sungguh tidak mengerti!" ucap Jeno tidak terima dikatai oleh sahabatnya sendiri sebagai pengkhianat.

"Kau seharusnya memihaku. Tapi kenapa kau malah satu kubu dengan lawanku sendiri?!"

Jeno sekarang mengerti arah pembicaraan Jaemin. Ia menghelah napas. Ia juga merasa bersalah terhadap hal ini. "Bukan begitu Jaemin-ah"

"Apa yang kau pikir dengan bukan begitu? Diam-diam sudah mengumpulakan berkas tanpa membertitahuku. Dan yang membuatku sakit hati mengapa kau ada dipihaknya tanpa aku ketahui!"

DIVE INTO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang