16. Berjalan Seperti Biasanya

1.7K 196 37
                                    

Flashback Off

"Daddy, wake up" usapan pelan Jhonny rasakan di punggung nya, Jhonny perlahan embuka mata dan mendapati siapa yang sedang tersenyum manis dihadapan nya saat ini. Si sulung Matthew, ia tersenyum lebar menyambut sang Daddy

Jhonny menghela nafas panjang matnaya sedikit ber air, kemarin malam ia kembali berjelah mas lalu, membuka lembaran luka lama yang sakitnya masih terasa, ia mengenang itu sendirian di kala permatanya terlelap. "Had Nightmare again?" tanya Matthew yang melihat raut wajah sang Daddy yang sedikit tertekuk bahkan sisa air mata terlihat di sudut mata Daddy nya. "No son, it's a sweet dream" jawab Jhoony dengan senyuman manis.

"masih ada waktu sebelum berangkat ke kantor Dad, let's make a coffe time first with me" tawar Matt kepada sang aah dan diangguki setuju oleh Jhonny.

Matt dan Jhonny duduk di samping jendela yang menampakan indah nya hujan ketika turun, yah hari ini cuaca cukup ekstrem, hujan deras melanda Chicago sejak pagi tadi dan suhu dingin semakin meningkat, Matt yang sudah tahu hal itu menyalakn pemanas ruangan dan menambahkan selimut untuk adik-adiknya yang lain apalagi si Aireen dan Rans yang anti dengan cuaca dingin seperti ini. "Exspresso here" ucap Matt sambil meletakan cup expresso kesukaan Jhonny, Matt duduk di hadapan Jhonny yang menyesap pelan Expresso buatannya.

"Abang Matt" panggil Jhonnya

"Iya Daddy?" jawab Matt

"Pasti sulit sekali ya Nak, menahan sakit, pura-pura tersenyum padahal hati menanggis" tutur Jhonny tiba-tiba. Matt sedikit menegang ia tahu arahnpembicaraan Jhonny saat ini.

"Daddy" lirih Matt

"Maafin Daddy ya sayang, maaf Daddy egois dan buat kamu tanggung segalanya, seharunya pelukan hangat Daddy buat kamu bukan sebaliknya, seharusnya Daddy yang mengusap air mata kamu bukan sebaliknya" ujar Jhonny

"sudah lah Dad, lagian itu sudah berlalu, Mommy nggak mau liat kita sedih lagi" ucap Matt

"Ya tuhan, kenapa kamu bisa sedewasa ini" ujar Jhonny bangga

"Tentu saja, kan didikan nya Bapa Jhonny sama Bunda Ailendia" canda Matt yang terkekeh pelan. Mereka kembali terhanyut dalam pembicaraan ringan sambil menikmati kopi masing-masing sampai satu suara menghentikan kegiatan mereka.

"ABANG MATT... Hikss...Hikkss...ABANG...ABANG"

Matt hampir saja menyemburkan kopi dari mulutnya ia gelagapan bukan main bayangkan saja namanya dipanggil begitu keras, sedangkan Jhonny hanya terkkeh melihat hal itu, baru pagi sudah ada anak yang berulah. "Ya Tuhan, apalagi ini" gumam Matt

Dari kejauhan perlahan Jhonny dan Matt melihat seseorang mendekat, matanya masih terpejam wajah bantalnya masih terlihat jelas, ia mengucak matanya dan bibirnya masih bergumam memanggil nama Matt. "Bang, Adeknya mimpi buruk kali" timpal Jhonny

"kebiasaan sih, lupa terus baca Doa kan mimpi buruk lagi, mana langsung nyari abang gitu Dadd" balsa Matt.

"Abang" ucapnya. Matt tersenyum menggeser duduk nya untuk memberi ruang agar sang adik bisa duduk disamping nya. "Aireen mimpi buruk lagi Nak?" tanya Jhonny ketika Aireen sudah duduk disamping Matt dan memeluknya erat. Aireen hanya mengagguk dan mengeratkan pelukanya kepada Matt. "Abang" rengek Aireen. "Abang udah peluk kamu lho Dek, udahan nanggisnya nanti matanya bengkak kan hari ini mau sekolah" titah Matt, mendengar penuturan Matt entah kenapa tangisan Aireen semakin menjadi-jadi. "Abang!! Adek belum setrika baju Hiks...Hiks,,,Hikss" tanggis Aireen. Jhonny hanya bisa geleng-geleng pasalnya ada aja kelakuan si Aireen, ini baru satu belum lagi sisa nya entah apalagi yang akan menjadi drama mereka di pagi hari ini.

"Aleen, Chand, Javie, Aideen....Banguuuunnnnnnnnnn cepatttt, duit jajan kaka potong" suara teriakan kembali terdengar membuat Jhonny mengusap dadanya. "Kuat ya Dad, gini-gini produksi Daddy semua lho" Matt cengengesan melihat reaksi Daddynya yang terkesan lucu itu.

We Love You Daddy | Johnny X Nct Dream | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang