4

447 81 53
                                    

Keesokan harinya, Anak Tubatu heboh melihat keadaan Kamal yang babak belur. Meskipun sebenarnya tidak separah kemarin siang. Tetapi ternyata pukulan Jay memang tidak main-main.

"Lo diapain Mal, sama Jay? Perasaan kalian berdua temen seperjahilan," tanya Yeonjun.

Kamal, Jay, dan Sunghoon memang dikenal sebagai trio jahil. Jika ada benda milik orang kelas hilang, maka bisa dipastikan kalau pelakunya mereka bertiga. Meskipun Sunghoon tidak sejahil Kamal dan Jay.

"Gatau Bang, tanya aja orangnya. Tapi jangan ngegas ya Bang. Ntar masalahnya makin rumit." Kamal berpesan, karena dia tau Yeonjun adalah tipikal orang yang mudah meledak emosinya. Hampir sama seperti Jay.

Yeonjun mengangguk lalu segera menghampiri Jay dan Sunghoon. Melihat ke dalam kelasnya Kamal untuk melihat keadaan didalam kelas.

Masuk ke kelas Kamal, Yeonjun menyapu pandangannya lalu berhenti pada dua orang yang sedang duduk di kursi belakang. Jay sedang tidur, dan Sunghoon baca buku.

Dengan langkah lebar, Yeonjun menghampiri mereka.

"Jay, Sunghoon." Panggilan datar dan dingin membuat mereka berdua menoleh.

"Loh, Bang Yeonjun ngapain kesini?" tanya Sunghoon ramah. Dia meletakkan bukunya dan menaruh seluruh atensinya kepada kakak kelasnya itu. Dan itu membuat Yeonjun tidak jadi marah. Dia lalu duduk di kursi depan meja Sunghoon.

"Gue mau tanya, Kamal kalian apain? Kok sampai babak belur gitu. Perasaan kalian itu kayak BFF forever."

Sunghoon melirik ke arah Jay yang sedang memalingkan muka. Pemuda itu hanya pura-pura tertidur. Mungkin dia sedang tidak ingin membahas masalah ini.

"Gini Bang, kemarin, kita pergi ke toilet deket gudang. Terus gue kayak liat orang yang ada ditoilet selain kita, akhirnya gue intip siapa dia.

Terus gue bingung, Kamal ngapain hadap kaca bengong gitu. Terus dia ngomong gini Bang..."

Sunghoon mengambil HP nya yang ada disaku seragam putihnya, dan memutar rekaman suara kemarin. Yeonjun heran, apa maksud ucapan dari seseorang yang suaranya benar-benar seperti Kamal itu?

"Nah gara-gara ini, kita ngira, dia yang bikin Doyoung anak kelas 10 meninggal," lanjut Sunghoon.

"Oh gitu. Ok, makasih ya udah mau ngejelasin. Gue pamit dulu ya," ujar Yeonjun dibalas anggukan oleh Sunghoon.

Yeonjun pergi menghampiri Kamal. "Apa maksud ucapan lo?"

Kamal menggeleng cepat walau kepayahan. "Sumpah! Gue gak ngerasa ngomong gitu!"

***

Seperti biasa, Anak Tubatu sedang berkumpul di kantin. Tapi, ada yang berbeda.

Jika biasanya Yeonjun sibuk dengan makanannya, kali ini Yeonjun sibuk dengan pelajaran untuk jam setelah istirahat, yaitu sejarah yang akan diadakan ulangan hari ini.

"Bin, lo udah ngerjain kisi-kisi ulangan?" tanya Yeonjun yang sedang tergesa-gesa mengutak-atik HP nya. Soobin menjawab dengan anggukan. Rotinya tidak boleh terabaikan.

"Liat dong!" pinta Yeonjun.

"Enak aja! Gue susah payah ya ngerjainnya. Tinggal cari di link yang kemarin dibagi Pak guru," sungut Soobin sambil tetap mengunyah rotinya.

"Maaf aja nih Bin, gue waktu itu bolos ke toilet terus gak balik-balik. Bagi aja deh, link nya."

Karena kesal waktu makannya terganggu, Soobin lantas membuka HP nya dan mengirim link materi ke Yeonjun. "Udah?"

Yeonjun mengangguk. "Thanks."

Yeonjun lanjut membaca materi-materi yang akan diujikan nanti.

"Kenapa sekolah kita gak punya perpustakaan ya?" tanya Beomgyu heran. Soobin dan Taehyun mengedikkan bahu. Yeonjun juga tidak menyahut.

"Ada sih sebenernya, cuman, kosong. Bukunya juga udah pada sobek sobek," jawab Kamal inisiatif. Sepertinya dua orang temannya itu sedang tidak ingin mengobrol.

"Padahal materi yang ada di link selalu gak lengkap," timpal Soobin. Rotinya sudah habis. Tinggal minuman yang harus dia habiskan.

"Masa?" tanya Yeonjun. "Lah lo gak sadar Njun?" tanya Soobin. Yeonjun menggeleng.

"Mangkanya jangan kebanyakan bolos, gini kan jadinya," cibir Taehyun. Yeonjun menatapnya datar dan lanjut baca materi.

"Bagi yang merhatiin, materi yang dikasih para guru selalu gak lengkap. Oleh karena itu kebanyakan murid-murid cari refrensi lain," ujar Taehyun.

Beomgyu hanya menyimak. Rupanya banyak yang tidak dia ketahui tentang sekolah ini. Sekolah ini begitu misterius.

"Anehnya, tiap kita liat materi yang ada di buku paket sekolah lain, itu gak sama!" lanjut Taehyun. Soobin mengangguk.

Aneh sekali, jika materinya berbeda, lantas materi yang akan diujikan pada kelas 12 nanti bukankah biasanya sama?

Hmm, sebuah misteri.

Jawabannya kapan-kapan. Muehehehe

"Udahlah, urusan sekolah. Tinggal belajar aja. Yuk, lanjut makan. Waktu istirahat bentar lagi abis," ajak Yeonjun.

***



Yeonjun sedang berada di dekat perpustakaan yang kosong. Samar-samar dia mendengar seseorang yang sedang berbicara.

"Kira-kira siapa?"

"Gak tahu. Emangnya Gue cenayang?"

Dua orang pria sedang berdiskusi di samping perpustakaan. Wajah keduanya tidak terlihat karena memakai kacamata, dan satunya memakai topi. Posisi berdiri mereka juga membelakangi Yeonjun.

"Kayaknya teror sudah dimulai. Lo gak pengen tahu siapa pelakunya?" tanya yang pakai topi.

"Pengen lah. Tapi, Gue masih sayang nyawa. Gue takut kalo semisal nyari siapa dalangnya, ntar Gue dibunuh."

***

Pagi hari, waktu yang tepat untuk bergosip sebelum otak diajak berpikir keras selama delapan jam nanti.

"Eh, tau anak kelas 12 gak? Itu sih, yang sering dikapalin sampe dikira homo gara-gara suka barengan terus?"

"Oh, yang satunya sukanya gini, (´◡'), sama yang satunya suka ngomong 'wow, sexy' itu ya?"

Siswi dihadapannya mengangguk. "Kenapa sama mereka?"

"Katanya mereka ketiban kayu berat digudang. Yang sipit ketimpa kepala, yang suka ngomong 'sexy' kejepit kakinya."

"Duh, kasihan ya.."

Taehyun mendengar pembicaraan mereka saat akan masuk kelas. Dia ingin tertawa melihat bagaimana cara dua siswi itu dalam mendeskripsikan identitas kakak kelasnya. Tapi dia urungkan, karena dua kakak kelasnya itu digosipkan karena tertimpa musibah.

Anak Tubatu sedang berkumpul dikelas Taehyun. Tiba-tiba Pak Kai datang.

"Apa Yeonjun disini?"

"Eh Pak item, ini Pak Yeonjun nya," ucap Kamal sambil mendorong dong Yeonjun. "Apaan sih Mal, gue bisa jalan sendiri kali!" sungut Yeonjun.

"Silahkan Yeonjun, ikut saya ke kantor."

Ucapan tegas dan singkat dari Pak Kai membuat anak Tubatu bertanya-tanya. Yeonjun kena masalah?

"Iya Pak." Yeonjun lalu mengikuti langkah Pak Kai menuju kantor.

"Haha, kena lo!"

[1] Thriller Story : Siders || TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang