7

327 64 54
                                    

Happy baca!

Masih berlanjut tentang kasus Yeonjun.

"Panggilan kepada siswa yang bernama Choi Yeonjun. Untuk segera ke ruang BK, menemui Pak Kai."

Yeonjun meminta izin kepada guru yang sedang mengajar dan keluar dari kelas. Yeonjun sebenarnya agak gimana gitu, dipanggil saat pelajaran. Otomatis mengundang tanya dari siswa lain. Yeonjun si Ketua basket, dikenal jarang membuat masalah besar.

Jika siswa diundang saat pelajaran, berarti kesalahannya besar.

Untung saja, ruang BK tempatnya sepi. Seperti di bab 2 (kemungkinan), jarang ada orang yang kesana kecuali ada keperluan.

Hanya saja...

"Hei! Lempar bolanya!"

"Lah, gak di gue!"

"Terus dimana?"

"Yoga."

"Yoga? Yoga siapa?"

"Yo... Gak tau."

Yap, dia harus lewat lapangan.

Sebenarnya dia bisa saja lewat jalan lain. Lewat koridor IPA.

Tapi dia IPS, jadi minder. Ya sebenarnya gak ada kerjaan juga ya, anak IPA lagi jam pelajaran ngeliatin Yeonjun yang lagi lewat. Mending mantengin pelajaran.

Ya gak, anak IPA?

Sesampainya diruang BK, Yeonjun sudah mendapati atensi Pak Kai, Pak Seokjin, dan Pak Yoongi.

"Ok, sudah ada semua. Mari kita mulai." Kai memulai pembicaraan.

"Seokjin, apa benar Anda yang menyuruh Yeonjun ke gudang pada hari Jum'at?" tanya Yoongi.

Seokjin mengangguk.

"Benar. Lantaran disebabkan Yeonjun yang saya pergoki sedang makan dikantin padahal kelas sudah masuk pelajaran."

"Lantas, hukuman apa yang Anda berikan?"

"Hanya merapikan dan menyapu gudang setelah kerja bakti hari Kamis. Gudang menjadi berantakan karena siswa mengambil alat kebersihan dan peralatan olahraga untuk dipindahkan ke aula. Hanya saja, tidak dirapikan kembali."

"Tapi, waktu hari Kamis sore, saya lihat masih rapi. Kenapa hari Jum'at sudah berantakan?" tanya Yeonjun.

"Saya tidak tau, barangkali ada yang iseng."

"Coba cek CCTV Yoon!" pinta Kai.

Yoongi dengan cekatan mengutak-atik komputer yang terhubung dengan semua CCTV. CCTV depan gudang memperlihatkan seseorang berpakaian hitam, bertopi, dan memakai masker diam-diam masuk.

Keadaan sekolah sepi. Pantas karena Kamis sore. Waktu menunjukkan pukul 5.30. Waktu dimana Yeonjun sudah pulang. Setelah dia hendak mengembalikan bola basket, tapi lupa kalau alat olahraga sudah dipindah ke aula.

Lalu video beralih ke CCTV dalam gudang. Dia tiba-tiba tepat didepan kamera membuat yang menonton memekik kaget.

"JANCOK MATANYA MAU KELUAR!" umpat Yoongi. Tampaknya dia keceplosan, lupa kalau ada Yeonjun yang merekamnya diam-diam dengan ekspresi laknat.

Dan, kamera CCTV gelap. Sengaja ditutupi.

Yoongi memberhentikan putaran rekaman. Dia memasang pose berpikir. Membuat yang memperhatikan menunggu dengan harap-harap cemas.

"Nungguin ya?"

"Hah? Enggak kok!" jawab mereka (Kai, Seokjin, Yeonjun) serempak. Langsung mengalihkan pandangan.

"Kira-kira, dia ini emang bener-bener dalangnya deh."

"Maksudnya apa, Pak Guru Yoon?" tanya Kai (sok) serius.

"Entahlah. Mungkin, ada orang lain?"

Napas Yeonjun tertahan. Apakah peristiwa ini, dirinya dijebak?

"Tapi saya gak tau. Intinya, Yeonjun. Kamu tetap dapat hukuman," final Yoongi.

Yeonjun terkesiap. "Hukumannya apa Pak?"

Yoongi menunjuk Kai. Pertanda akan dijawab oleh Kai. "Merawat Jeno Jaemin sampai sembuh."

"WHAT?!"

***

Bisik-bisik terdengar ketika Yeonjun melewati koridor IPS, dia sedang menuju kelasnya.

Yeonjun sih, tadinya mau bangga. Tapi...

"Parah sih, punya dendam apa dia sama nomin? Sampe bikin mereka celaka."

"Gatau tuh. Efek iri kurang populer kali, haha"

"Tua aja belagu!"

Kalo bisik-bisik nya modelan kayak diatas, yakin masih PeDe? Yeonjun sih, gak.

Se pede pede nya Yeonjun, ya kalo soal umur pasti minder lah. Dia ini termasuk tua di angkatannya karena 99l meskipun mendekati akhir tahun.

Apalagi di circle nya (read : tubatu), beda abad sendiri.

Ketika Yeonjun melewati mereka, banyak tatapan mengejek mereka layangkan. Mata yang julid, setengah julid, sampe yang mau julid tapi ngefans Yeonjun juga ada.

"Yeonjun!" Dari arah depan, seorang siswa yang bernama Sun-woo memanggil Yeonjun dan menghampirinya.

"Apa?" tanya Yeonjun.

"Itu, lo udah nyatet sejarah belum?"
Yeonjun mengangguk membuat Sun-woo tersenyum lebar.

"Si Eric mau pinjem. Ambilin gih! Di loker kan?" Yeonjun hanya mengangguk dan berjalan menuju lokernya yang berada didepan kelasnya.

Sun-woo, Eric, Yeonjun. Termasuk teman sekelas yang memiliki kepribadian berbeda.

Kalian pasti mengira Yeonjun itu orangnya gampang heboh. Sebenarnya gak juga.

Dia heboh kalau diluar sekolah seperti di circle nya.

Di ekskul basket dia menjadi sosok yang berjiwa pelatih, pemimpin, sabar, tegas, dan berwibawa membuat dirinya kerap dijadikan idola oleh junior ekskul.

Tapi ketika dikelas, dia mendadak menjadi seperti introvert. Suka menyendiri dan ketika jamkos, dia lebih memilih tidur atau ke kantin daripada didalam kelas.

Entahlah, setiap Yeonjun hendak berbaur dengan teman sekelasnya, Yeonjun seperti disegani. Mereka berbicara dengan Yeonjun tetapi seperti berbicara pada sesepuh. Kaku banget.

Dan itu membuat Yeonjun risih.

Bukannya Yeonjun gak suka dihormati. Hanya saja, Yeonjun merasa ter diskriminasi walaupun dengan cara yang berbeda.

Yeonjun terpaku melihat keadaan lokernya.

Pintu bagian dalam dimana berisi quotes yang Yeonjun buat tersobek. Ada juga yang copot. Dan dicoret-coret.

Barang-barang Yeonjun seperti skateboard, lecet. Headband kesayangannya juga kotor. Padahal baru pagi tadi dia taruh dalam keadaan sudah tercuci bersih, wangi, yang sudah disiapkan ibunda tercinta.

Lagi-lagi, bisik-bisik memenuhi indra pendengaran Yeonjun. Juga, banyak kata-kata ejekan yang tertempel banyak di loker.
















Halo guys!
Apakabar? Semoga baik dan selalu sehat ya!

Akhir-akhir ini ada 3 artis HYBE yang aku tau terkena covid.

Kalian harus jaga kesehatan ya! Omicron gampang menular.

Selain jaga kesehatan, jaga mood kalian juga ya! Supaya kekebalan imun meningkat.

[1] Thriller Story : Siders || TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang