16

180 26 30
                                    

Sepertinya, Kai salah pengucapan. Setidaknya itu yang ada dipikiran Yeonjun saat ini.

Pukul 6.15 pagi, dia sudah berada dikelas. Sungguh, ini rekornya berangkat pagi. Kebiasaan ini sudah dia jalani sejak tiga hari yang lalu.
Bahkan pembantunya— Bibi Juwita— juga heran.

Pasalnya, Yeonjun selalu bangun lebih dari jam setengah tujuh. Tapi sekarang?

Jam lima sudah bangun. Langsung mandi, terus sarapan.
Kebiasaan ini membuat pembantunya ini heran, walaupun sedikit bersyukur. Dia berpikir, mungkin tuannya ini sedang memperbaiki diri agar menjadi siswa yang lebih disiplin.

Sayang sekali ya, Yeonjun berangkat pagi karena dia selalu tidak sempat mencari jawaban PR milik Jeno. Jadi, jam 7 kurang seperempat, jawabannya harus sudah ada di loker Jeno.

Kalau jawabannya benar, Yeonjun selamat. Jika tidak, dirinya akan diejek habis-habisan oleh Jeno.

Dan yang lebih parah, Jeno akan mengganggu acara istirahat Yeonjun.

***

Hari ini Yeonjun istirahat bersama geng Tubatu. Sudah lama juga mereka tidak ke kantin bersama.

Jika kalian pikir tidak ada masalah selain milik anak Tubatu, kalian salah. Nyatanya, setiap bulan ada murid satu atau dua orang yang terluka. Bahkan hampir meregang nyawa.

Kebanyakan dari mereka berisi anak anak pintar.

Hal ini membuat para siswa takut untuk berprestasi.

Andai mereka lebih teliti lagi, pelaku tidak mencari yang berprestasi. Tapi yang melekat pada orang yang berprestasi, tapi orang yang bijak tidak punya.

"Tiap minggu aja, jadwal ganti-ganti gara-gara murid kecelakaan. Capek gue ngatur jadwalnya," keluh Soobin selaku yang selalu mengatur jadwal.

Lain halnya dengan Yeonjun. "Nikmati sih, gara-gara ini si Jeno rada sedikit waktu ngebabuin gue."

Kalau dulu motivasi Yeonjun sekolah itu untuk ngerdus ke adkel, sekarang tidak ada motivasi.
Tentu karena Jeno.

"Hmm, gimana kalo kita ikutan bantu polisi?"

Ya, memang hanya kecelakaan yang tidak menyebabkan hilangnya nyawa. Tapi jika hal itu terjadi setiap hari apakah wajar kawan?
Tentunya pihak sekolah segera meminta para detektif dan polisi untuk mencari siapa dalang dibalik semua kecelakaan yang berlaku.

"Tapi nanti dimarahin. Urusan orang penting itu."

"Diem-diem aja, Tae," usul Hyuka.

"Gimana, pada setuju?" tanya Soobin selaku pemimpin tersamarkan mereka.

"Setuju. Gue pengen ini kelar, siapa tau nanti ketemu pelakunya, Pak Kai sama Jeno bebasin gue dari hukuman," kata Yeonjun.

"Kalo gue setuju. Gue gak yakin soal teh beracun yang diminum Zuu. Yakali lalat biasa," alibi Soobin.

"Gue kasian aja sama Pak Seokjin yang harus lari-lari. Menuju bk lah, perkumpulan detektif lah, mengamankan siswa lah. Pegel gue liatnya." - Beomgyu si murid gabut.

"Gue ngikut aja." - Taehyun si pengikut mayoritas.

"Cari alasan biar gak jadi sales mulu. Siapa tau ketemu investor. Sekalian cari pengalaman." - Hyuka si anak kemarin yang minim pengalaman.

"Oke, fix ya. Tubatu, DETEKTIF GADUNGAN!" Sorak mereka bersama.

***

Dimulai dengan menyusun rencana. Mereka berkumpul dirumah Beomgyu. Kenapa?

Rumah Beomgyu letaknya paling dekat dengan sekolah. Taehyun juga dekat sebenarnya, tapi Taehyun bilang rumahnya sibuk. Jadilah sekarang mereka duduk disofa dengan minuman yang telah tersuguh didepan mata.

"Ok, cukup istirahatnya. Sekarang kita bahas rencana."

Decakan terdengar dari mulut Yeonjun, Taehyun, & Hyuka. Padahal mamanya Beomgyu menyediakan eskrim. Apalagi ada rasa mint choco yang sangat disukai Yeonjun. Hyuka si pecinta eskrim. Dan Taehyun yang mengeluh karena cuaca hari ini panas.

Spoiler neraka deh

Tapi ya, daripada ribut yakan. Mending nurut aja. Gak sopan nanti sama tuan rumah.














***
Btw, habede Jay! 🎉🎉🎉🎊🎊🎊

***Btw, habede Jay! 🎉🎉🎉🎊🎊🎊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suamiable banget gak sih?

[1] Thriller Story : Siders || TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang