34

140 21 24
                                    

Sinar matahari sangat menyengat hari ini. Meskipun hari sudah sore, namun sinarnya tidak pudar dalam menyorot.

Jalanan juga semakin padat, mengingat banyak para pekerja yang mulai pulang.

Halte dipinggir jalan Ice Cream tidak ramai seperti tadi. Terlihat seorang bocah lelaki duduk meringkuk memeluk lututnya. Ekspresinya terlihat sedang kacau.

"Aku sendirian... Gak punya siapa-siapa," racaunya sejak tadi.

Ayahnya meninggal, ibunya juga. Dia sudah diusir, sedangkan temannya tidak ada yang menolong.

Plesbek didalam plesbek

Ting! Tong!

"Pak, tolong bukain pintunya!"

"Sebentar, tuan muda sebentar lagi keluar."

Tidak lama kemudian, lelaki yang dipanggil tuan muda itu keluar. Dengan seorang teman.

"Daniel! Aku minta tolong!"

Daniel mengangkat sebelah alisnya. "Hmm? Gasalah nih, lo minta tolong sama gue?"

Tiba-tiba seseorang yang meminta tolong itu berlutut dihadapan Daniel. "Please Daniel, tolong... Seenggaknya aku masih punya rumah buat tinggal... hiks,"

Daniel & temannya– Soobin menatap tak percaya sekaligus senang. Padahal baru kemarin Terry tampak berani, tapi sekarang?

Wah, rasanya mereka berdua ingin merekamnya lalu diunggah ke sosmed.

"Ha ha ha, bisa aja sih... Tapi, tentunya ada bayarannya dong..." Daniel tersenyum smirk.

Terry menatap Daniel memohon, "apapun akan ku lakukan, asalkan bantu aku mendapatkan rumah ku kembali!" Lutut Daniel dipegang Terry.

Membuat Daniel mundur untuk melepaskan lututnya. "Apapun? Oke-

-tapi sorry, asal lo tau. Gue yang nyuruh bokap gue buat bilang ke bosnya. Supaya kampung lo itu dijadikan taman!"

Soobin hanya menatap drama itu dengan santai. Walaupun jujur, dia sangat senang sekali melihat tatapan memohon dari Terry. Benar-benar menunjukkan bahwa dirinya sangat lemah.

Soobin benci orang lemah.

"Oke, urusan kita udah selesai kan? Yuk, lanjut main lagi." Soobin berbalik diikuti Daniel.

"Bye gembel!"

***

Terry tidak menyerah. Daniel tidak bisa menolong, masih ada Kamal!

"Tenang aja Ter, aku dan bapakku bakalan nolongin kamu!"

"Serius Mal?"

"Yap. Tenang aja!"

Terry pergi setelahnya.

Plesbek didalam plesbek off

Namun siapa sangka, kekuasaan bapaknya Kamal masih kalah dengan kekuasaan bapaknya Daniel & Soobin. Begitu Tn. Huening tau bahwa yang harus dihadapinya adalah Tn. Yu Seop, dia langsung mundur.

Dan pergi ke luar negeri sebelum Tn. Yu Seop tau.

Yah, Terry kena PHP.

"TOLONG! JAMBRET!"

Teriakan seorang ibu-ibu membuyarkan lamunannya. Terlihat seorang ibu-ibu meneriakkan kata tolong pada orang sekitar. Si jambret sudah lari.

Terry berinisiatif mengejarnya. Cukup dia yang hari ini terkena sial. Ibu itu tidak boleh!

Bug!

Pukulan di punggung oleh Terry sanggup membuat si jambret itu jatuh. Dia melayangkan tasnya yang berat untuk memukul jambret itu. Baru saja sang jambret akan membalas, orang-orang sudah mendekat untuk mengejar jambret. Jambret itu pun lari.

Terry mengambil tasnya dan tas ibu-ibu tadi. Dia memberikannya pada sang pemilik.

"Ini Bu, tasnya," kata Terry disertai senyuman tulus.

"Makasih ya nak. Maaf, ibu gak bisa kasih imbalan apa-apa. Tapi semoga Tuhan membalas kebaikan kamu dengan berlipat ganda."

"Iya Bu. Sama-sama. Lain kali hati-hati ya Bu."

Dan setelahnya, dia kembali ke posisi semula. Meringkuk disamping halte. Dan gatau mau ngapain.

"Dek?"

"Hah?"

Seorang pria yang kemungkinan berusia 23 tahun menyapa Terry.

Dia memposisikan dirinya duduk disamping Terry.

"Sendirian aja nih? Bengong lagi. Gabaik bengong sore-sore, ntar ada yang nemenin loh."

"Lah itu kakak yang nemenin aku."

"Lah iya, HAHAHA"

Padahal pakaian yang dipakai pria itu sedikit cool. Eh ternyata, kepribadian sama muka tidak sinkron.

"Saya tadi liat kamu bantuin ibu-ibu yang kena copet. Juga, daritadi kamu ngeracau bilang sendirian terus," kata pria itu setelah tawanya berhenti.

Terry udah was-was aja menunggu kelanjutan kalimatnya. "Mau gak, jadi anak angkat saya?"

Nah kan.



***
Btw beberapa bab lagi end beneran

...

Gatau mau ngomong apa.
Rekomendasi cerita FF komedi dong, bosen

[1] Thriller Story : Siders || TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang