30 [???]

137 22 27
                                    

Kembali ke masa sekarang.

Terry duduk berhadapan dengan Beomgyu. Untuk memberi penjelasan mengapa dia melakukan ini semua. Termasuk membunuh Dobby.

"Lo masih ingat lomba menulis cerpen dulu?" tanya Taehyun memulai penjelasan.

"Yang lo seharusnya menang itu?" tanya balik Beomgyu, Taehyun mengangguk.

Plesbek lagi bestie

Class meeting.

Dimana diadakan lomba-lomba antar kelas untuk mencari bibit-bibit bakat baru. Diantaranya terdapat lomba menulis cerpen.

Terry sudah ber-antusias untuk perlombaan ini. Karena dengan ini, siapa tau harga dirinya dimata teman-temannya akan naik.

Senyumnya mengembang dibibirnya semenjak berangkat sekolah tadi.

Perlombaan akan dilaksanakan pada pukul sembilan di lab bahasa. Dimana semua peserta harus membuat cerpen minimal tiga paragraf. Dan dengan alokasi waktu satu jam. Menggunakan tulis tangan sehingga mengurangi resiko curang karena teknologi.

Hampir pukul sepuluh, Terry baru saja menyelesaikan cerpennya. Dia mengumpulkan paling terakhir. Benar-benar sesempurna mungkin.

Terry melihat Karina –kakak kelasnya yang juga pacarnya Daniel– merangkul Ningning. Sepertinya Ningning mengikuti lomba yang sama dengannya. Dia harus berhati-hati. Karena jika terjadi sesuatu, dia akan berurusan dengan Karina.

Puk!

Tepukan pelan di pundaknya membuatnya menoleh. Itu Beomgyu dengan sebungkus cilok ditangannya.

"Udah selesai? Mau pulang sekarang atau nanti?"

"Sekarang aja, aku mau bantuin ayah!" jawab Terry riang.

Ya, dia selalu riang. Berbeda dengan saat SMA. Sangat dingin.

"Yaudah, tapi aku gak bisa nemenin. OSIS masih ada perlu." Beomgyu menepuk pundak Terry lagi, lalu berlalu menuju ruang OSIS.

Kenapa OSIS?

Dia ketuanya bre. Keren kan?

Iyalah, pacar gue itu ☺

Dan Terry pun pulang.

***

Sekilas tentang latar belakang Terry.

Terry itu anak tunggal. Ayahnya awalnya seorang psikolog. Keluarganya dulu termasuk berkecukupan. Tapi, suatu hari ayahnya terkena fitnah memberi obat yang berlebihan terhadap pasiennya. Sehingga pasiennya meninggal karena overdosis.

Ayahnya pun dipecat. Dia berusaha mencari pekerjaan baru guna menghidupi dirinya dan Terry.

Berbagai tempat dengan pekerjaan yang halal dia lamar. Tapi kebanyakan sedang tidak membutuhkan karyawan baru.

Hingga dia memutuskan membuka warung seblak. Monggo mampir

Kebetulan rumahnya dekat dengan taman. Sehingga mereka berjualan disana.

Tentang rumahnya Terry.

Semenjak ayahnya dipecat, mereka pindah rumah ke wilayah yang rada biasa saja. Jauh dari kata elit. Yah, sebelas duabelas kayak rumah gue.

Semacam berisi rumah-rumah penduduk yang kurang mampu, mungkin. Tapi Terry masih tergolong mampu kok guys, dia gak miskin. Cuma pas-pasan aja.

Sekip besoknya

Hari ini adalah hari pengumuman pemenang dari lomba-lomba class meeting yang diadakan selama tiga hari kemarin. Karena terlalu banyaknya lomba, hanya perlombaan hiburan yang diumumkan pada saat apel pagi.

Sisanya bisa lihat sendiri di mading.

Tapi tenang, gurunya tentu tau siapa aja bakat-bakat baru yang tumbuh diantara semua peserta.

Tapi oh tapi, sejak pagi pukul enam, beberapa orang sudah mulai sibuk.

Satu guru, dua murid. Lalu disusul oleh tiga murid lainnya.

Mereka ngapain?










***

Walk, the line!
I hate, that line!

Kek candu ga si part itu?

Suaranya Ni-Ki di walk the line bikin gue asdfghjkl 😭😭😭

Keren banget, 3 bahasa.

[1] Thriller Story : Siders || TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang