"Nggak tahu kenapa tapi dia keliatan aneh."
–Athan–
.
.
.Pukul 9 malam Alora masih berkeliaran di luar. Dia baru saja makan malam sekaligus menggunakan uang terakhirnya. Niel tak bisa mengirim uang segampang itu padanya. Semua transaksi akan diperiksa oleh Bos mereka.
"Malem ini tidur dimana ya?"
Alora berjalan sambil menendang kerikil kecil di sepanjang jalan. Langkahnya gontai seperti orang tak punya semangat hidup.
"Kayanya gue besok harus cari kerja. Semoga nggak ketahuan kalo penampilan gue kaya gini," ucap Alora melihat dirinya sendiri.
Dia sudah merombak penampilannya. Rambut hitam panjang miliknya kini menjadi sebahu dengan model mullet. Penampilan bajunya juga lebih baik tidak seperti pakaian kriminal yang biasa dia gunakan.
Dia sebaik mungkin mencoba bersikap layaknya remaja pada umumnya agar tak dicurigai. Ya meskipun dia tak yakin dapat bersembunyi terus menerus.
"Sepi banget jalannya. Perasaan nggak ada orang lewat dari tadi," herannya melihat sekitar.
Rumah yang masih jarang-jarang, sunyi, dan lampu jalan yang berjejer rapi. "Kok kaya film horor ya tempatnya."
Alora bergidik. Bulu kuduknya berdiri. Dia mencoba mempercepat jalannya agar segera keluar dari jalan ini. Tetapi saat lewat di depan gang, dia mendengar suara aneh.
Matanya sontak melihat ke segala arah. Was-was jika itu suara makhluk yang seperti di film horor. "Plis gue nggak ganggu lo, jadi jangan ganggu gue. Gue cuma mau lewat."
Dengan menunduk, Alora semakin mempercepat jalannya.
"Tolong!"
Tapi tunggu! Jika didengarkan dengan seksama. Itu seperti orang yang sedang berkelahi. Alora mencoba mengintip dan di sana dia melihat dua orang yang sedang diganggu oleh tiga orang lainnya.
Dua orang itu pria dan wanita. Si pria berkelahi dengan tiga orang itu tetapi dirinya kalah telak. Sedangkan sang wanita berteriak minta tolong melihat pria, yang mungkin adalah suaminya itu sudah babak belur.
"Bukan hantu ternyata." Setelah mengucapkan itu Alora berlari menghampiri lima orang itu. Tanpa aba-aba dia menendang salah satu dari tiga pria itu.
Mereka berlima terkejut dan menatap Alora. Salah satu pria yang ditendang tadi menunjuk Alora. "Nggak usah ikut-ikut! Lo nggak di ajak."
"Suka-suka gue dong!" balas Alora sekenanya yang membuat tiga pria itu marah.
Salah satu dari mereka maju dan hendak memukul Alora. Alora yang sudah terbiasa dengan perkelahian dapat dengan mudah menghindar dan memukul balik pria itu.
Melihat rekannya terjatuh karena pukulan Alora, dua pria yang lainnya ikut maju serempak. Sedikit terkejut melihat gadis biasa bisa melakukan bela diri.
Akhirnya ketiga orang itu menyerang Alora serempak. Mereka mengepung Alora dan membuat gadis itu tidak dapat lari.
Tetapi siapa juga yang ingin melarikan diri. Alora dengan tanpa beban mengajar mereka bertiga hingga tumbang. Saat pukulan terakhir akan dilayangkan, ketiga pria sudah lebih dulu lari.
Alora menatap remeh kepergian tiga pria itu. "Lemah!"ejeknya.
Kemudian Alora berganti pada dua orang tadi. Sang istri tampak membantu suaminya yang babak belur menghadapi tiga pria tadi.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Alora mengulurkan tangan membantu pria itu berdiri.
"Kami baik-baik saja karena bantuanmu, terimakasih banyak," ucap sang istri sedikit membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BODYGUARD [SELESAI]
TienerfictieJADI BODYGUARD BAYI BESAR??!! #### Setelah ditipu oleh bosnya sendiri dan menjadi buronan polisi, Alora memutuskan meninggalkan Swiss dan kabur dengan menggunakan identitas orang lain. Secara tak sadar dia kabur ke Indonesia, tempat dimana dia dilah...