4. MASALAH HATI

42 15 1
                                    


Mendengar ucapan Ayla, Nathan terdiam untuk beberapa saat. Nathan bingung harus menjawab apa, dia satu sisi ia merasa kasihan terhadap gadis itu. Namun, di sisi lain ia juga masih menunggu seseorang yang pernah ada di masa lalu nya dulu.

"Maaf Ay, gue gak bisa. " Ucap Nathan dengan nada dingin nya.

"Tapi kenapa Nat? Kenapa?!. "

"Apa kamu gak bisa sedikit hargain perjuangan aku Nat?. "

"Apa kamu gak bisa anggap aku ada, meski sekali aja Nat?."

"Apa gak bisa Nat?. "

Nathan pun hanya diam membisu, ia bingung harus menjawab apa.

"JAWAB NATHAN!!. " Teriak Ayla yang sudah meneteskan air matanya.

"Lo mau tau kan jawaban gue?. " Tanya Nathan.

"Gue gak bisa sama lo Ayla, gue gak suka sama lo!! Harus berapa kali gue bilang hah?, lo tuh cewe murahan tau gak."

"Sampai kapanpun gue gak bakalan mau sama lo, karena di hati gue udah ada seseorang yang gue cintai, di hati gue hanya ada nama gadis gue!! Bukan lo!!, jadi jangan ngimpi. " Lanjut Nathan.

Deg.

Ucapan Nathan tersebut membuat Ayla kaget, Ayla tidak pernah menyangka ternyata di hati Nathan sudah ada orang lain, orang lain yang tentu nya sangat Nathan cintai.

Miris, satu kata yang terlintas di benak Ayla.

"Jadi selama ini kamu sudah mencintai seseorang?. " Tanya Ayla dengan suara lirih dan gemetar.

"Ya, gue udah mencintai seseorang, bahkan dari kecil gue udah mencintai nya. Sampai sekarang pun gue masih mencari gadis kecil yang selalu ada di hati gue, sampai kapan pun gue akan selalu mencintai dia dimna pun dia berada. " Ucap Nathan dengan sungguh.

Mendengar kesungguhan dari ucapan Nathan, membuat hati Ayla berdenyut sakit. Namun, Ayla tetaplah Ayla dia keras kepala dan akan selalu mencintai Nathan.

"Gapapa kamu mencintai dia, gadis yang ada di masa lalu mu Nathan. Tapi percayalah, aku juga akan selalu mencintai kamu dan berjuang sampai aku lelah dengan sendirinya dan memilih untuk menyerah. " Ucap Ayla yang sudah menangis di hadapan Nathan.

Kini mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian pengunjung cafe. Namun, Ayla mau pun Nathan tidak memperdulikan nya sama sekali.

"Terserah." Ucap Nathan yang langsung berlalu pergi di hadapan Ayla, dan meniggalkan gadis tersebut sendirian di dalam cafe.

Ayla hanya bisa termenung dalam diam nya, ia bingung harus bagaimana. Di satu sisi ia sangat mencintai Nathan, tapi di sisi lain ia juga sudah sangat lelah terhadap semua penolakan-penolakan Nathan.

Nathan yang selalu menolak nya secara terang-terangan, membuat Ayla sakit sekaligus malu. Namun, apa yang harus ia lakukan sekarang? Ayla sudah terlalu dalam mencintai Nathan sehingga untuk sekedar menjauh saja Ayla tidak sanggup.

Karena bagi Ayla, jika ia menjauhi Nathan sama saja ia menjauhi kebahagiaan nya. Karena bagi Ayla, Nathan adalah bahagianya Nathan penyemangat hidup nya dan Nathan adalah segalanya.

Setelah lama termenung, Ayla pun langsung keluar dari cafe tersebut dan memutuskan untuk pulang. Kini Ayla pun sudah sampai di halte bis, kemudian ia duduk dan menunggu.

Lama menunggu, bus yang di tunggu Ayla tak kunjung datang. Padahal hari sudah menjelang petang, Ayla sangat takut jika ia pulang terlambat ia akan di marahi oleh abang nya.

"Duhh.. Ini bus nya kemana sih mana udah sore lagi, ntar kalo bang Daffa marah gimana. " Gumam Ayla sambil sesekali melirik ke arah jam tangan yang ia pakai.

Karena terlalu lama menunggu, Ayla pun memutuskan untuk berjalan kaki. Padahal jarak rumah nya masih sangat jauh. Namun, Ayla tak punya pilihan lagi, ia sangat takut jika abang nya itu akan memarahinya seperti kemarin lagi.

Di tengah perjalanan tiba-tiba saja hujan deras menggurui jalanan, begitu juga tubuh kecil Ayla yang berada di pinggir jalan itu.

"Aduhh ehhh kok hujan, mana aku gak bawa payung lagi. " Ucap Ayla sambil meneduhkan diri nya di pangkalan ojek.

"Tapi kalo aku neduh dulu bakal lama dong, terus bang Daffa bakal marah sama aku. Apa aku terobos hujan aja ya?. " Tanya Ayla pada diri nya sendiri.

Setelah lama berfikir Ayla pun memutuskan untuk menerobos hujan, kini tubuh mungil nya itu sudah basah kuyup akibat guyuran hujan.

Tak lama dari itu, Ayla pun sampai di rumahnya. Rumah yang mewah namun tidak ada keharmonisan di dalamnya, Ayla hanya tinggal bersama abangnya yang bernama Daffa dan dua asisten rumah tangga nya.

Jika kalian menanyakan dimana orang tua Ayla? Ibu Ayla sudah meninggal karena kecelakaan, waktu itu ibu Ayla meninggal tertabrak truck karena menyelamatkan seseorang yang paling berharga di hidup nya.

Setelah kejadian itu, Daffa abang Ayla sangat membenci Ayla adiknya sendiri. Karena menurut Daffa, Ayla lah yang telah membunuh ibunya, Ayla adalah pembawa sial bagi keluarga nya.

Sedangkan ayahnya Ayla, ntahlah semenjak kejadian itu ia tak pernah pulang ke rumah. Ia memutuskan tinggal di luar negeri dan mengurus bisninya yang ada di sana, tapi ia tetap memenuhi kewajiban nya sebagai seorang ayah.

Dimana tiap perbulan nya, ayah Ayla dan Daffa selalu mengirimkan uang untuk biaya kebutuhan mereka. Bahkan dua asisten rumah tangga itu sengaja ia pekerjakan di rumah nya, supaya bisa menjaga anak-anak nya.


Jangan lupa follow, vote dan coment  ya guys!!

Jangn lupa follow IG aku ya, kali ini aku kasih link deh biar kalian gampang nyari nya hhee.

Instagram : https://www.instagram.com/anisaaasri

Okey, terimakasih jngn lupa follow ya.

See you di part selanjutnya! 😚❤

AYNA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang