34. HAL YANG MENGEJUTKAN

40 4 0
                                    


Setelah kepergian pemuda tersebut, Ayla pun langsung masuk ke dalam apartement nya. Ia melihat-lihat sekeliling nya yang nampak rapih namun sedikit banyak debu, mungkin akibat sudah lama tidak di tinggali, pikirnya.

Ayla pun langsung berhenti di salah satu kamar, ya apartment tersebut memiliki dua kamar. Kemudian ia langsung masuk ke salah satu kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Saat ini pikirannya berkecamuk kemana-mana, mulai dari Ayla yang di usir dari rumah dan bertemu kembali dengan teman kecilnya. Huftt ntahlah Ayla jadi pusing memikirkan nya.

Ia terus bertanya kenapa hidupnya berubah menjadi semenyedihkan ini, setelah kepergian bundanya kehidupan Ayla yang dulunya bahagia kini berubah menjadi suram.

"Aku benci keadaan ini." Gumam Ayla dengan muka yang sedikit memerah seolah menahan sesuatu dalam dirinya yang tengah bergejolak meminta Ayla untuk melakukan 'itu' lagi.

Ayla semakin mengepalkan tangannya, tidak ia tidak boleh seperti ini lagi. Cukup sudah ia melakukan hal 'itu' beberapa tahun lalu, namun semakin ia menahan hasratnya untuk melakukan 'itu' maka semakin tersiksa juga Ayla.

Sampai akhirnya Ayla pun sudah tidak kuat dengan pertahanannya, pertahanan Ayla runtuh. Hasratnya begitu besar, ia sangat ingin melakukan 'itu'. Ayla pun langsung beranjak dari tempat tidurnya lalu mengobrak abrik tempat itu seolah sedang mencari sesuatu.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Ayla menemukan apa yang ia cari. Tanpa mau berlama-lama Ayla pun langsung melakukan hal 'itu', di wajahnya tercetak jelas kepuasan juga raut senang. Akhirnya ia bisa menuntaskan hasrat yang ia tahan sedari tadi.

Namun, beberapa detik kemudian raut wajah yang tadinya puas dan senang berubah menjadi raut wajah menyesal dan sedih.

"Maaf bunda, Ayla gak bisa kontrol diri Ayla. Ayla gak bisa terus nahan apa yang ingin Ayla lakukan, maafin Ayla bunda, maaf." Gumam Ayla yang begitu lirih tak lupa dengan air mata yang menetes secara tiba-tiba.

"Ayla juga gak mau kaya gini, Ayla cape bunda. Ayla pengen mati gak ada yang peduli sama Ayla, Ayla sendiri bunda, sendiri."

Setelah nya, Ayla pun menangis sejadi-jadinya. Ia merasa kalau dirinya sendiri benar-benar sendiri, sehingga di keadaan seperti ini pun Ayla tidak bisa cerita atau berkeluh kesah.

Tak lama dari itu Ayla pun terlelap tidur dan mengabaikan perutnya yang tengah kelaparan.

Keesokan harinya, Ayla terbangun di pagi-pagi buta sekali. Ntahlah sebelumnya Ayla belum pernah bangun segiat ini, karena masih pagi Ayla pun memutuskan untuk pergi ke minimarket terdekat untuk membeli bahan-bahan kebutuhan untuk ia sarapan.

Setengah jam berlalu, Ayla pun telah sampai di apartemen nya. Ia langsung pergi ke dapur untuk membuat sarapan, dirasa sudah cukup Ayla pun langsung memindahkan makanannya ke piring lalu memakannya.

Selama sarapan, ia tidak terlalu menikmati sarapannya. Perasaan nya mendadak gelisah seolah-olah akan ada satu hal yang terjadi, tidak mau berfikir negatif Ayla pun menggeleng kan kepalanya guna menepis jauh-jauh pikirannya itu.

Setelah selesai, Ayla pun beranjak dari tempat duduknya. Tak lupa ia juga membereskan terlebih dahulu dapur yang sudah ia pakai memasak tadi, dirasa semuanya telah selesai. Ayla pun langsung keluar dari apartemen untuk berangkat sekolah.

Tak lama dari itu, Ayla pun sampai di sekolah dengan selamat. Tak banyak murid yang datang mungkin karena masih pagi juga, pikirnya.

Ayla pun langsung melangkahkan kakinya ke kelas, setelah sampai di kelas ia pun langsung duduk di bangkunya lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Seperti ada yang kurang, Ayla pun kembali menegakan kepalanya. Ia berfikir kira-kira apa yang kurang, setelah lama berfikiran akhirnya Ayla pun ingat.

Kenapa dari kemarin Nathan tidak ada kabar sama sekali, bahkan yang biasanya mengabari tapi kemarin tidak sama sekali. Sebenarnya kemana Nathan? Sampai-sampai ia lupa tidak mengabari Ayla.

Ntahlah, mungkin akan Ayla tanyakan nanti ketika dia bertemu dengan Nathan.

Baru saja Ayla ingin memejamkan mata, tiba-tiba saja suara Hanum mengagetkan nya. "Aylaaa, what lo dateng sepagi ini kesurupan apa lo?."

"Apasih, kami ngagetin aja tau."

"Abis tumbenan banget lo dateng pagi, biasanya juga siang."

"Huftt, dateng pagi salah dateng siang salah."

"Hehee abis aneh aja gitu Ay." Ucap Hanum dengan kekehannya.

Setelah itu Hanum pun langsung berjalan menuju bangku di belakang Ayla untuk menyimpan tas nya, tak lama dari itu ia pun kembali dan duduk di sebelah Ayla.

"Ay, gue bosen nih kedepan yuk nongkrong-nongkrong di Koridor enak tuh."

"Gak mau males, aku mau tidur."

"Ish, Ay ayolah."

Tak ada jawaban sama sekali dari Ayla, gadis itu tetap saja memejamkan mata dengan posisi membelakangi Hanum.

"Ay, ayolah." Bujuk Hanum sambil mengguncang pelan tubuh Ayla.

"Ay, ish lo mah ngeselin ah gue gak like."

"Kamu berisik banget sih, yaudah ayo."

Mendengar jawaban dari Ayla, Hanum pun langsung beranjak dari duduk nya sambil tersenyum senang.

"Nah gitu dong, yuk ah kita nongki nyari cogan."

"Pikirannya cogan mulu, herman deh."

"Heran Ay heran, bukan Herman. Kalo Herman mah bapaknya udin."

"Iya itu maksudnya hehehe." Ucap Ayla yang di akhiri kekehan renyah.

Mereka pun kembali berjalan ke arah koridor dekat parkiran, tak lama dari itu mereka sampai. Tapi ketika mereka hendak ingin duduk di salah satu kursi, perhatian mereka teralihkan ketika mendengar suara deruman motor Nathan dkk.

Ayla pun langsung berdiri dan menghampiri pembatas koridor, dari atas Ayla dapat melihat Nathan dkk baru saja memasuki area parkiran. Namun pandangan Ayla teralihkan ke arah Nathan yang tengah membonceng seseorang.

Ayla pun terus memperhatikan Nathan dengan lekat, tak lupa di sampingnya sudah ada Hanum yang tengah memperhatikan Nathan dkk, sama seperti Ayla.

"Ehh Ay, tuh si Nathan bonceng cewe. Kira-kira siapa ya?." Tanya Hanum dengan penasaran.

Ayla tak menjawab pertanyaan Hanum, ia juga sama seperti Hanum yang tengah penasaran. Siapa cewe yang di bonceng oleh Nathan, tak lama dari itu mereka pun turun dari motor masing-masing dan membuka helm nya.

Ayla terus memperhatikan gerak gerik Nathan sampai matanya melotot tak percaya, Nathan juga membukakan helm cewe tersebut. Perlakuan yang sangat manis, pikir Ayla dengan kekehan sinis dalam hatinya.

Tak lama dari itu mereka pun langsung berjalan meninggalkan area parkiran dan berapa terkejutnya Ayla ketika mengetahui bahwa cewe tersebut adalah

"Ay, i-itu di-dia—" Saking terkejutnya Hanum pun sampai tidak bisa melanjutkan ucapannya.

AYNA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang