11. PEMBUKTIAN CINTA

28 13 0
                                    


Setelah kejadian yang menggemparkan kelas, akhirnya Nathan dkk memutuskan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Tak lupa dengan Aldo yang masih ngoceh tentang kejadian yang menimpanya di kelas tadi.

"Bian memang anjing lo."

"Gara-gara lo pipi gue yang udah gue rawat pake skincare mahal jadi ternodai sama congor si Tikar anjing." Lanjut Aldo

"Hahaaa sabar bro itu ujian."

"Liat aja ntar gue aduin sama bunda." Ancam Aldo

"Hahaaa, gue gak takut tuh."

"Dasar anak mami, huuuu anak mami hahhaa." Ejek Bian dengan raut muka yang menyebalkan.

Mendengar itu Aldo pun mendengus kesal, ia tak terima jika Bian mengejeknya seperti itu.

Tak lama dari itu Nathan dkk sampai di kantin, kemudian mereka memesan makanan yang langsung di pesankan oleh Bian. Sebagai bentuk maaf kepada Aldo, Bian pun mau tak mau harus memesan makanan untuk Nathan dan Aldo.

"Yaudah lo bedua tunggu bentar, biar gue yang pesenin." Ucap Bian yang langsung pergi untuk memesan.

Setelah perginya Bian, Aldo dan Nathan sibuk dengan gadget nya masing-masing. Namun, tiba-tiba saja Ayla dkk datang meminta bergabung di meja mereka karena meja di kantin sudah penuh semua.

"Ekhm, Nathan aku sama temen-temen aku boleh ikut gabung gak? Soalnya meja kantin udah penuh semua." Jelas Ayla

Nathan pun melihat sekeliling kantin yang ternyata memang benar, semua meja kantin sudah penuh oleh para murid SMA Victori. Mau tak mau akhirnya Nathan pun memperbolehkan Ayla dkk duduk bersama mereka.

"Hmm."

Hanya deheman singkat yang di berikan oleh Nathan, Ayla yang mengerti pun langsung duduk dan di ikuti oleh kedua sahabatnya itu.

"Biar gue yang pesen, seperti biasa kan?." Tanya Reifa ke Ayla dan Hanum.

Ayla dan Hanum pun mengangguk, setelah melihat anggukan kedua sahabatnya itu. Reifa pun bergegas pergi untuk memesan makanan.

"Nathan udah pesan belum?." Tanya Ayla

"Udah."

"Nathan pesan apa?."

"Gak tau."

"Kok gak tau sih, pokoknya kamu harus makan nasi."

"Aku gak mau ya kamu sakit gara-gara telat makan."

"Nathan kamu juga jangan kebanyakan ngerokok ya, itu bahaya."

"Ayla gak mau ya kalo paru-paru kamu sakit gara-gara rokok."

"Gantengnya Ayla gak boleh sakit, pokonya Nathan harus selalu jaga kesehatan."

"Nathan kamu dengerin Ayla gak sih, dari tadi kamu kok diam aja."

"Nathannnn ih."

"Nath..."

Belum selesai dengan ucapannya, Nathan sudah lebih dulu memotong ucapan Ayla. Nathan terlihat sangat kesal dengan semua ocehan gadis sialan yang ada di hadapan nya ini.

"LO BISA DIEM GAK SIH?. "

"KALO MAU NUMPANG DUDUK HARUSNYA LO DIEM!! LO GAK USAH SOK PEDULI SAMA KEHIDUPAN GUE!!." Bentak Nathan.

Kini meja yang di tempati oleh Nathan dkk dan Ayla dkk menjadi pusat perhatian penghuni kantin.

"Ma-maaf Nathan, aku cuman gak mau kamu sakit." Ucap Ayla yang menundukkan kepalanya ke bawah meja.

"MAU GUE SAKIT ATAU PUN MATI ITU BUKAN URUSAN LO!! LO BUKAN SIAPA-SIAPA DI HIDUP GUE, LO HANYA ORANG ASING YANG SOK TAU SAMA KEHIDUPAN GUE."

"Nathan jangan bilang gitu, Ayla sakit Nathan. Ayla cinta sama Nathan, tolong jangan bilang gitu."

"Yakin lo cinta sama gue? Itu cinta atau obsesi?." Ucap Nathan yang mencengkram keras dagu Ayla.

Ayla meringis menahan sakit di dagunya, sungguh kuku-kuku Nathan sangat tajam sehingga membuat dagu Ayla sangat sakit, tidak hanya dagunya yang sakit. Namun, hatinya juga sangat sakit atas bentakan dan perlakuan Nathan saat ini.

"Awss.... Nathan sakit."

"Lo cinta kan sama gue?"

Ayla pun mengangguk, karena memang benar ia sangat mencintai Nathan.

"Kalo gitu buktiin ke gue. "

"Buktiin juga ke seluruh penghuni kantin kalo lo memang beneran cinta sama gue."

Tak lama dari itu, Nathan pun pergi ke ibu-ibu kantin lalu meminjam pisau yang ada disana. Kemudian Nathan pun kembali dengan membawa pisau itu.

Sahabat Ayla dkk beserta seluruh penghuni kantin sempat terheran oleh Nathan yang kembali dengan membawa satu buah pisau di tangan nya.

"Lo cinta sama gue kan? Kalo gitu buktiin ke gue kalo memang lo beneran cinta sama gue."

"Sayat tangan lo di hadapan gue juga di hadapan semua orang di sini." Lanjut Nathan.

Nathan pun menyodorkan pisau itu kepada Ayla, Ayla sempat tertegun tak pernah menyangka bahwa Nathan akan segila ini.

"Kenapa? Apa lo gak berani?."

"Udah gue duga, lo gak bakalan berani buat ngelakuin ini." Ejek Nathan sambil tertawa kejam.

Ayla yang merasa di ejek pun tidak terima, Ayla merasa kalo Nathan sedang bermain-main dengannya. Tanpa membalas ucapan dari Nathan, Ayla pun langsung mengambil pisau tersebut kemudian ia langsung menyayat pergelangan tangannya menggunakan pisau tersebut.

"AYLAAA."

Sontak semua penghuni kantin langsung berteriak ke arah Ayla, mereka tak menyangka gadis itu akan melakukan hal gila tersebut.

Darah pun mulai menetes dengan deras di pergelangan tangan Ayla. Namun, sepertinya Ayla tidak merasakan sakit di pergelangan tangannya, ia hanya menatap Nathan dengan dalam. Tak terasa air matanya menetes dengan begitu saja.

Ayla merasakan sakit di hatinya, ia tak pernah menyangka pria yang sangat ia cintai itu menyuruhnya untuk melakukan hal gila seperti ini.

Haii haiii!!! Gimna sama part yang ini? Mau ngasih pesan apa buat Nathan? Hayoo jangan pada emosi yaaa 😂

Jangn lupa follow, vote dan komen yang banyak ya!!

Instagram : anisaaasri
Jangan lupa follow IG aku ya readers!!

See you! 😚❤

AYNA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang