5. DIHUKUM ABANG

48 12 0
                                    


"Dari mana aja lo, jam segini baru pulang?. " Tanya Daffa yang sedang bersedekap dada di ambang pintu.

Ayla sudah menundukan kepala nya dalam-dalam, ia sangat takut untuk mengangkat kepalanya. Ayla tidak berani menatap Daffa yang mungkin sedang marah saat ini, bagi Ayla Daffa sangatlah menyeramkan ketika sedang marah.

"Ma.. Maaff, tadi Ayla gak nemu bis buat pulang. Makanya Ayla jalan kaki sampe keu.... "

Belum sempat Ayla melanjutkan ucapannya, Daffa lebih dahulu memotong ucapan gadis itu.

"Alahh banyak bacot lo, apa susah nya lo bilang kalo lo tu abis ngelonte. " Sarkas Daffa yang membuat hati Ayla berdenyut nyeri

"Lo ikut gue dan selamat menikmati hukuman dari gue, adik kecil. " Ucap Daffa dengan seringai kecil nya.

Ucapan Daffa membuat Ayla ketakutan, badan gadis itu sudah bergetar dengan hebat. Air matanya pun sudah luruh begitu saja, Ayla takut sangat takut.

"Tuhan... Tolong Ayla, Ayla sangat takut Tuhan. " Lirih batin Ayla.

Daffa langsung menyeret Ayla tanpa ampun, emosi nya sudah tak terkendalikan lagi. Di pikiran Daffa saat ini, ia harus menyiksa adik nya.

Ah ralat, maksud nya gadis pembawa sial yang sudah membunuh ibu nya. Dimana awal penderitaan Daffa muncul karena gadis itu.

Daffa langsung saja membawa Ayla ke gudang yang berada di belakang rumah lalu menghempaskan gadis itu dengan kasar, kilatan-kilatan amarah muncul di mata Daffa dan itu membuat Ayla semakin takut.

"Kenapa lo gak mati aja hah?. " Tanya Dafa sambil mencengkram dagu Ayla

"Kenapa harus ibu gue yang mati hah?. "

"Kenapa gak lo aja?. "

"Arghh gadis sialan, pembawa sial mati aja lo sana. " Teriak Daffa yang langsung menghempaskan tubuh mungil Ayla.

Tak lupa Daffa juga menendang tubuh Ayla layaknya permainan bola, dan itu membuat Ayla meringis kesakitan.

"Arghh... Abang ampunn ini sakit, hiks. " Ucap Ayla lirih yang menahan rasa sakit di sekujur tubuh nya.

"Apa lo bilang, ampun?. " Bentak Dafa yang langsung menarik rambut Ayla secara kasar.

"Inget ini baik-baik, gue gak akan pernah ampunin lo. "

"Gue gak akan pernah biarin lo bahagia. "

"Gue benci sama lo!! Gue benci lo Aylaa. " Bentak Daffa yang sudah seperti orang kesetanan.

"Gue akan tetap siksa lo sebelum lo mati, inget itu. " Lanjut Daffa yang langsung mengambil cambuk yang ada di pojok gudang tersebut.

Daffa langsung saja membalikan tubuh Ayla supaya punggung gadis itu menghadap ke arah nya, Daffa pun mencambuki Ayla tanpa ampun. Ayla yang kesakitan pun tidak berhenti berteriak dan menangis, sungguh ini sangat menyakitkan bagi Ayla.

Tak hanya hati nya yang sakit, namun tubuh nya juga sangat sakit. Rasanya sekujur tubuh nya itu mati rasa, Ayla tidak bisa mendeskripsikan nya lagi yang jelas ini sangat sakit Ayla sudah tidak kuat.

"Arghhhh.... Abang mohon ini sakit, hiks jangan siksa Ayla terus. Ay.. Ayla minta maaf hiks. " Ucap Ayla yang sedikit terbata-bata

Daffa tak memperdulikan rintihan kesakitan dari Ayla, baginya mendengar suara kesakitan Ayla adalah hal yang menyenangkan. Anggap saja Daffa ini gila, tapi Daffa sangat menyukai moment ketika ia menyiksa gadis kecil tersebut.

Rasanya sangat menyenangkan dan Daffa sangat menyukainya, ia tidak akan pernah puas jika gadis itu hanya mendapat sedikit luka di tubuhnya.

"Berteriak lah adik kecil, gue menyukai suara kesakitan lo itu. Sampai kapan pun gue gak akan pernah berhenti sebelum gue puas nyiksa lo, hahaha. " Ucap Daffa tanpa ada belas kasih sedikit pun.

Padahal gadis yang tengah ia siksa ini adalah adik nya sendiri, adik kandung nya. Namun, Daffa nampak tak peduli bahkan sudah seperti iblis.

"Arghhhhhh..... " Teriak Ayla sangat kencang setelah itu ia jatuh pingsan.

Daffa hanya menatap datar tubuh Ayla yang sudah tak berdaya, ia tak ada niatan untuk membantu bahkan menyentuh gadis tersebut.

"Ck, lemah. " Ucap Daffa yang langsung pergi meninggalkan meninggalkan area gudang.

Dua asisten rumah tangga yang sedari tadi diam di dapur pun langsung bergegas ke gudang untuk membantu anak majikannya itu, tentu nya tanpa sepengetahuan Daffa. Mereka juga sangat takut akan kemarahan Daffa, yang merupakan anak pertama majikannya itu.

"Aduhh ini si Eneng harus di gimanain Bi?. " Tanya salah satu art yang bernama Bi Surti.

"Ya bawa ke kamar nya atuh, masa di biarin disini terus kasihan si Eneng nya. " Jawab Bi Inah

Setelah percakapan singkat mereka, Bi surti dan Bi inah pun langsung mengangkat tubuh Ayla yang tengah pingsan lalu membawa nya ke kamar.

Dalam kamar tubuh Ayla di obati oleh Bi Surti, sedangkan Bi Inah tengah menyiapkan makan malam untuk Ayla.

Daffa, ntahlah setelah menyiksa adiknya itu ia ntah pergi kemana. Sudah hal yang biasa ketika ia sudah menyiksa Ayla, Daffa pasti akan pergi dari rumah dan kembali ntah kapan yang ia mau.

"Eunghh.... " Lenguh Ayla yang merasakan sakit di sekujur badan nya .

"Ehh Neng Ayla udah bangun, nih makan dulu ya Neng. Pasti Eneng belum makan kan?. " Tanya Bi Inah yang sudah membawakan makan untuk Ayla.

Ayla hanya mengangguk dan memakan makanan yang Bi Inah suapkan kepada nya.

"Eumm... Bi, Bang Daffa kemana ya?." Tanya Ayla setelah selesai makan.

"Ee.. Itu anu neng, den Daffa tadi keluar rumah." Jawab Bi Surti.

"Udah jangan di fikirin, lebih baik sekarang neng Ayla tidur aja udah malem. " Suruh bi inah.

Ayla mengangguk dan langsung tidur, lagi pula badannya sangat sakit hari ini. Sepertinya esok ia tidak akan sekolah, mungkin.

Jangan lupa follow, vote dan coment yg banyak ya readers.

Instagram : @anisaaasri

Jangn lupa follow IG aku ya.

See you di part selanjutnya 😚❤

AYNA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang