20. HUKUMAN LAGI?

25 9 0
                                    


Pagi hari ini Irwan Ayah dari Ayla dan Daffa sudah tidak ada lagi dirumah, ia sudah berangkat subuh tadi sehingga tak sempat berpamitan dengan kedua anaknya itu.

Hari ini Ayla tidak masuk sekolah, pasalnya kaki Ayla masih sangat sakit akibat kejadian di taman piknik kemarin. Sedangkan Daffa, cowo tersebut masih ada di rumah sepertinya ia akan tinggal selama beberapa hari di rumahnya.

Hal itu membuat Ayla cemas dan diserang rasa takut dalam dirinya, karena ia sangat takut jika Daffa akan kembali menyiksa dirinya.

Setelah selesai mencuci muka, akhirnya Ayla memutuskan untuk turun ke lantai dasar. Disana sudah ada Bi Inah yang tengah menyiapkan sarapan untuk Ayla dan Daffa.

"Morning Bi. "

"Ehh Neng Ayla, silahkan duduk atuh Neng. "

Ayla pun mengangguk dan langsung duduk di kursi meja makan.

"Oh ya Bi, Bi Surti kapan kesini lagi?. " Tanya Ayla

"Gak tau Neng, masih belum ada kabar. "

Ayla hanya mengangguk singkat dan melanjutkan acara makannya, memang semenjak kedatangan Ayahnya Ayla, Bi Surti meminta izin untuk pulang kampung karena ada salah satu saudaranya yang tengah sakit keras.

Sedang asik-asiknya makan, tiba-tiba saja Daffa berteriak memanggil nama Ayla dari lantai Atas. "AYLAA!!!!... "

Ayla yang mendengar Daffa berteriak pun langsung menghentikan aktifitas makan nya, ia langsung menoleh ke arah Bi Inah yang sama kagetnya dengan Ayla.

"Bi gimana ini?. " Tanya Ayla ketakutan.

"Gapapa, Neng Ayla samperin aja dulu siapa tau abangnya Neng Ayla butuh sesuatu. " Jawab Bi Inah meyakinkan.

Setelah mendengar perkataan Bi Inah, akhirnya Ayla pun langsung bergegas menaiki satu persatu undakan tangga. Tentunya dengan langkah yang begitu pelan, pasalnya kaki Ayla masih sakit dan sedikit ngilu.

"Huh.. Akhirnya sampe juga. " Gumam Ayla yang baru saja sampai tepat di depan kamar Daffa.

"Ketuk gak? Ketuk gak? Hm.. Ketuk aja deh. "

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Ayla langsung mengetuk pintu kamar Daffa. Namun, baru satu kali Ayla mengetuk pintu kamar Daffa. Tubuhnya langsung di tarik kasar oleh Daffa dan itu membuat Ayla sedikit meringis karena merasakan sakit kembali di kakinya.

"Awss.... "

"Lo kemana aja hah?!! Budeg lo gue panggil dari tadi juga. " Sentak Daffa.

"Ma-maaf abang, tadi Ayla lagi sarapan."

"Bagus ya lo, gue yang dari tadi nungguin lo tapi lo malah asik-asiknya makan?."

"Ma-maaf a-abang." Ucap Ayla terbata-bata.

"Gue bakal maafin lo kalo lo..."

"Menerima hukuman lo, jadi diam dan nikmatilah Adik kecil."

Deg'

Seketika tubuh Ayla menegang saat mendengar ucapan Daffa yang begitu mengerikan. Oh ayolah, apalagi ini? Pikir Ayla, belum satu hari ayahnya pergi meninggalkan rumah. Tapi ia harus menerima hukuman kejam dari Daffa.

Tanpa aba-aba Daffa langsung menarik rambut Ayla lalu menyeret tubuh gadis itu kedalam kamar mandi, Ayla yang di perlakukan seperti itu pun langsung berteriak kesakitan. "Arghhh... Abang sakittt."

Daffa seakan menulikan pendengaran nya, ia langsung melancarkan aksi penyiksaan tersebut di kamar mandi. Disana sudah tersedia bathup yang berisikan air, dengan kejamnya Daffa menenggelamkan kepala Ayla cukup lama sehingga membuat Ayla kesulitan bernafas.

"Denger Ayla, gue gak sudi punya adik kaya lo."

"Gue gak sudi liat lo hidup."

"Gue benci lo Ayla."

"GUE BENCI LO!!."

"LO YANG UDAH BUNUH BUNDA, BAGI GUE LO PEMBUNUH AYLA!!!."

"PEMBUNUH!!!."Teriak Daffa dengan amarah yang menggebu.

Daffa pun langsung mengangkat kepala Ayla secara kasar, Ayla pun langsung menghirup rakus udara. Ia hampir saja kehilangan nafas jika Daffa tidak mengangkat kepalanya.

Ayla pikir hukuman terhadapnya sudah selesai, namun sepertinya Ayla salah. Ternyata tanpa di duga Daffa langsung membenturkan kepala Ayla dengan keras ke ujung bathup, Ayla pun langsung meringis pelan merasakan pusing yang mendera kepalanya.

"Arghhh... Hiks.. Hikss..... "

"Ampun, Ayla minta ampunn bang."

"Sakit... Cukup hentikan." Mohon Ayla dengan begitu lirih.

Daffa sudah seperti iblis di mata Ayla, pasalnya ia terus saja membenturkan kepala Ayla beberapa kali sehingga tak lama dari itu darah mengucur dengan deras di kepala Ayla.

"Yah kok berdarah, padahal gue belum puas."Ucap Daffa begitu lirih.

" A-ampun ba-bang.. A-Ayla minta maaf."

"Hemm... Mau di maafin ya?." Tanya Daffa sambil mengelus rambut Ayla.

Ayla yang mendengar ucapan Daffa pun langsung tersenyum senang dan tak lama dari itu Ayla langsung mengangguk cepat.

"Gue bakal maafin lo tapi ada syaratnya."

"A-apa s-syaratanya?."

"Lo harus mati!!."

"Gue bakal maafin lo kalo lo mati, Ayla, karena bagi gue nyawa di balas nyawa."

Mendengar ucapan Daffa barusan membuat hati Ayla berdenyut sakit, segitu bencinya Daffa terhadap Ayla. Sampai-sampai ia sangat menginginkan kematian dirinya.

"A-abang bo-boleh Ayla tanya." Tanya Ayla.

"Hm."

"Hal apa yang akan membuat abang bahagia?."

"Hal apa yang bisa mengembalikan abang seperti dulu?."

"Ayla kangen abang yang dulu." Ucap lirih Ayla

Daffa yang mendengar ucapan adiknya pun sedikit tersentuh, sebenarnya ia tidak ingin melakukan hal kejam seperti ini terhadap adiknya. Namun, kebencian dan ego lah yang memaksa Daffa berbuat seperti ini. Ia tidak boleh luluh begitu saja terhadap gadis yang berada di hadapan nya sekarang ini.

"Bahagia gue ya?." Tanya Daffa

"Simple, gue lihat lo mati aja gue udah bahagia. Bahagia banget malah, Hahaaa." Ucap Daffa yang di barengi tawa yang begitu kejam. Namun, tidak dengan hatinya yang sakit ketika mengatakan hal seperti itu.

Ayla yang mendengar ucapan Daffa pun langsung mematung, ia hancur bahkan sangat hancur. Ketika abang yang paling ia sayangi dengan mudahnya berucap seperti itu tanpa memikirkan perasaan Ayla.

Tak lama dari itu, kesadaran Ayla pun hilang. Ayla pingsan, namun hanya di tatap datar oleh Daffa. Ia tak ada niat sama sekali untuk membantu Ayla, ia  pun langsung pergi meninggalkan kamar bersama dengan Ayla yang masih ada di dalam kamar mandi.

Happy Reading!!
Masih banyak typo, mohon di maklumin. Jangan lupa follow, vote dan komen yang banyak yaa!!

See you!!

AYNA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang