29. PROBLEM

12 5 0
                                    

Setelah selesai menghabiskan waktu berdua, Nathan pun langsung mengantarkan Ayla pulang ke rumahnya.

Setelah sampai di area rumah Ayla, Nathan tidak mampir terlebih dahulu di karenakan sudah larut malam.

Ayla pun langsung melangkah kan kakinya untuk memasuki rumah. Namun, baru saja di ambang pintu suara seseorang mampu menghentikan langkah kaki Ayla.

"Jadi ini kelakuan lo, selama gue gak tinggal di rumah lo pergi keluar buat ngejalang gitu?." Tanya Daffa sambil menatap tajam ke arah Ayla.

"Selain punya bakat membunuh ternyata lo juga punya bakat ngejalang ya?." Lanjutnya dengan menatap sinis ke arah Ayla.

"Ayla gak pernah jadi pembunuh dan Ayla gak pernah ngejalang Bang." Bela Ayla.

"Rupanya lo mulai berani ya sama gue."

Tanpa aba-aba Daffa pun langsung menyeret Ayla ke dalam kamarnya kemudian melakukan hal yang sama seperti yang sebelumnya pernah terjadi.

Plak'

"Itu buat lo yang udah bunuh bunda."

Plak'

"Itu buat lo yang udah, berani ngelawan gue."

Sedangkan Ayla, ia hanya pasrah menerima perlakuan kasar dari abangnya.

Daffa pun langsung membawa Ayla ke  dalam kamar mandi, kemudian Daffa pun langsung mencabuk Ayla dengan gesper tanpa ampun, tak lupa ia juga mengguyur tubuh Ayla dengan shower sehingga membuat gadis itu menjerit kesakitan.

"Arghhhh ampunn Bang, sakitt."

"Lebih sakit hati gue di saat gue tau kalo bunda mati karena lo Ayla!!." Bentak Nathan.

"A-Ayla mo-mohon hentikan, arghhh."

"Hiks ampun bang sakitt.... Ampunnn." Teriak Ayla histeris tak lupa air matanya pun sudah mengalir deras.

Sedangkan Daffa ia seolah-olah tuli tak mau mendengarkan kata ampun bahkan jeritan dari adiknya sendiri, rasanya ia belum puas jika belum melihat Ayla menderita.

Ayla pun mencoba bangkit dan memberanikan diri, lalu 'hapAyla  pun langsung memeluk erat tubuh Daffa dengan susah payah, sekujur tubuhnya sangat ngilu sehingga ia sekuat tenaga menahan diri agar tetap sadar.

Sedangkan Daffa, ia yang mendapat pelukan dari Ayla pun seketika mematung. Ada rasa hangat dalam pelukan itu namun ada juga rasa sedikit bersalah ketika melihat adiknya yang terluka akibat ulahnya, ingat hanya sedikit.

"Abang cukup, hentikan. Ayla gak kuat ini sakit Bang sakit, gak cuman fisik Ayla yang sakit tapi hati Ayla juga sakit.. Hiks." Ucap Ayla dengan begitu lirih.

"Abang jangan siksa Ayla lagi, Ayla cape Bang, bunuh aja Ayla bang bunuh." Lanjutnya kemudian langsung melepas pelukannya terhadap Daffa.

Sedangkan Daffa, ia masih diam mematung. Ada rasa sakit ketika ia mendengar perkataan yang begitu lirih terucap dari adiknya Ayla.

"Disini yang sakit bukan cuman Abang, tapi Ayla juga sakit Bang. Mau sampai kapan Abang benci Ayla? MAU SAMPAI KAPAN HAH?." Ucap Ayla yang di akhiri dengan suara nya yang meninggi.

"ABANG EGOIS, ABANG HANYA MIKIRIN PERASAAN ABANG SENDIRI. SEDANGKAN AKU? AKU JUGA SAKIT BANG, GAK CUMAN ABANG AJA YANG NGERASA KEHILANGAN TAPI AKU JUGA!!!."

"AKU CAPE BANG, CAPE!! MAU SAMPAI KAPAN AKU HIDUP SEPERTI INI? ABANG PENGEN AKU MATI KAN?."

"NIH, BUNUH AKU BANG BUNUH AJA AYLA. AYLA UDAH CAPE AYLA UDAH GAK KUAT AYLA UDAH GAK MAU HIDUP AYLA CAPE BANG, AYLA PENGEN MATI!!." Teriak Ayla dengan histeris.

Daffa yang mendengar ucapan Ayla pun hanya bisa diam membisu, tak di pungkiri ia juga merasakan sakit di hatinya ketika mendengar ucapan Ayla yang terkesan begitu putus asa. Ia tak pernah menyangka bahwa adiknya serapuh itu.

Rasanya ia sangat ingin memeluk adik kecilnya itu, namun rasa gengsi lebih tinggi sehingga Daffa pun malah pergi dari kamar dan meninggalkan Ayla sendirian di dalamnya.

Setelah perginya Daffa, Ayla pun langsung terduduk lesu di bawah lantai. Rasanya ia tak memiliki tenaga untuk sekedar berdiri saja, hatinya sakit sangat sakit bahkan fisiknya pun juga sama sakitnya.

"Kenapa? Kenapa ini semua terjadi pada ku Tuhan?."

"Aku lelah, disini bukan aku yang salah tapi ini takdir. Tapi kenapa selalu aku yang terlih Gumam Ayla dengan begitu lirih.

Tak lama dari itu Ayla pun terlelap dan mengabaikan baju yang basah dan luka yang belum di obati, mungkin dirinya sudah terlalu lelah sehingga tidak memikirkan itu semua dan memutuskan untuk tidur tanpa pindah posisi.

Maaf kalo banyak typo bertebaran, jangan lupa follow vote dan komen yang bnyk yaa!!

See you 😚❤

AYNA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang