𝐭𝐮𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠

314 38 3
                                    

"Sayang, Sunoo. Bangun"

Ia tidak merespon, masih lelap dalam mimpinya

"Sunoo, bangun"

Ia berpelukan, Sunoo terasa hangat di sekujur tubuhnya

"Emh, Heeseung"

"Sayang, sakit ? Panas tubuhmu" ia meraba keningnya yang lebar itu, terasa panas

"Emhh" ia hanya berdengung, kembali merebahkan dirinya. Ia membuka 2 kancing piyamanya, karena terasa panas

Bu Wati BK
Pk Mahes, ini ad
yg mw konsultasi kss

MaHeeseuung
Bu, sy ijin. Istri sakit 🙏🏻

Bu Wati BK
Oh ok pak, smg cpt smbuh

"Yok, ke RS"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"DBD ya..."

"Syukurlah, baru fase awal. Trombositnya tidak terlalu banyak turun, banyak minum, mungkin lusa bisa pulang"

"Baik dokter"

Dokter dan ners itu keluar dari ruangan, kini hanya ada mereka berdua

"Segala naik kelas VVIP hee" Sunoo terbangun, melihat ruangan kelas VVIP di rumah sakit ternama

"Sayang, udah bangun ? Mau makan apa?"

"Heeseung"

"Apa sayang?"

"Peluk"

Entah kenapa, Sunoo terlihat sayu, ia memeluk marga Lee itu erat, seperti takut kehilangan sesuatu.

"Seminggu, lama juga ya hee"

"Kau sudah tau rupanya, maaf"

"Gausa minta maaf, kewajibanmu kan menjadi guru BK itu?" Ia meraih tangan nya, mengelus tangan kasar itu, penuh kerja keras dari seorang Lee Heeseung

"Kalau sempat aku pasti kemari"

Sunoo kini merebahkan dirinya, ia terlampau lemas untuk duduk sekalipun, lalu Heeseung pergi

.
.
.
.
.
.
.
.

"Baiklah, rencananya bagaimana?"

Heeseung duduk diteras, sedangkan Angger dan Rahma duduk mendekat pagar balkon itu

"Kemungkinan, memang betul karena uang pak"

"Dari catatan dan wawancara kami, keluarga pelaku memang membiayai hidup korban pak" Rahma mengutak atik gawainya, sedangkan Angger melihat keluar balkon

"Galau begitu ngger, kenapa?"

"Belakangan Kartika banyak mau pak, saya pusing" ia mengernyitkan dahinya, kepalanya terlampau pening

"Itu istrinya tidak dijenguk pak?" Rahma iseng menanyakan kabar Sunoo, sudah 3 hari mereka tidak bertukar kabar, baik daring maupun luring

"Katanya, saya suruh fokus sama ini. Saya juga kangen, tapi biarin dia sembuh dulu" ia menyeruput kopi yang tinggal sisa ampas itu

"Anu pak, kalau memang dia pelakunya, apa satu sekolah ngga pada geger pak?" Rahma kini memegang pelipisnya, masih tak percaya bahwa pelakunya bukankah orang biasa

Saat Saya Purna || HeeNoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang