Sepuluh Agustus, mungkin hari yang terdengar biasa, namun usia pernikahan mereka sudah setengah tahun!
"Kembar..."
"Iya, ada dua kantong kehamilan, berarti kembar"
Bu Wati cukup tercengang, tidak mudah untuk seorang omega mengandung anak kembar
"Gimana ngasi tau pak Mahes ini, Bu... Bisa pingsan kalau tau saya hamil anak kembar" bukannya bahagia, ia malah cemas. Mau tidak mau Heeseung mesti menabung ekstra
"Ini buku KIA nya Bu, sudah jalan nyaris 3 bulan"
Sepuluh Agustus, 5 sore. Wati dan Sena hanya berjalan santai, pulang ke rumah masing masing.
"Makasi lho Bu, sudah mau nemenin saya belanja seragam Balqis"
"Sama sama Bu, saya juga bosen. Sempet cek juga, dugaan saya ndak pernah meleset"
"Lo, kenapa ndak dari duku periksanya ?"
"Ya... Mumpung baru inget Bu"
"Tapi, ngga kegencet Bu?"
"Maksudnya?" Sunoo heran, apa maksud kegencet kali ini
Wajar Bu Wati berkata demikian, seragam perawatnya sudah sempit, seperti seragam kedinasan. Kalaulah tidak menggunakan resleting, kancing seragamnya bisa lepas!
"Ah, ini seragam jaman kuliah, Bu. Saya perawat nonaktif, cuma punya STR"
"Kenangan masa lalu ya..."
"Kenapa Bu?"
Wati duduk sejenak, di emperan trotoar. Duduk di tempat duduk umum, memandangi langit kota lama yang remang—hari sudah petang—
"Ya... Kangen aja Bu"
"Kangen almarhum pak Harmoko ya Bu?"
"Gitulah Bu"
........
"Maas~"
"Lama banget sih, sampe sore gitu"
"Hehe, Bu Wati ngajak adek jalan jalan"
Mereka ke kamar, Heeseung memakai bathrobe kesukaannya, menengok kearah jam yang menunjukkan pukul 7 malam
"Sekarang, mas mau minta hadiah mas"
"Hadiah apa?"
"Adek ga kangen sentuhan mas?"
Sejenak ia berkata benar, sudah lama ia tidak 'main' dengan Heeseung. Entahlah, bagaimana dengan kehamilannya?
"Engh... M...mass"
Heeseung memulai dengan menggigit leher terlebih dahulu; foreplay favorit setelah ciuman
"Adek wangi"
"Maaas, duduk. Adek minta dulu hadiah adek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Saya Purna || HeeNoo
Fanfiction[ONGOING, Update tidak menentu. Follow utk notifikasi update] "Pada akhirnya, semua akan kembali seperti semula, kan?" Ujarnya sembari ia membuka amplop cokelat, yang berisi surat purna tugasnya. Usai sudah ia berada dalam negeri nan jauh, mengabdi...