"Gausa kerja gapapalah" ia merengek, memohon suaminya tidak pergi
"Gabisa dong sayang, udah nyaris sebulan ku cuti. Kalo kangen ke sekolah boleh kok" Heeseung mencari dasi merahnya
"Yauda, buruan"
"Loh, iya deh ambil cuti" ia mengambil gawainya, mengetik sesuatu
"Udah buruan kerja, ih kerja!" Nadanya sedikit tinggi, lalu mengunci kamar. Heeseung keluar, dan minum sedikit
.......
"Biasa pak, mood swing"
"Mood swing?"
Bu Wati menjelaskan perilaku Sunoo yang berubah drastis, efek dari berbadan dua
"Saya kalo pagi seneng, sore sedih, malem merenung gitu pak, beda suasana beda mood"
"Ngadepin begituan gimana Bu?"
"Ya kalo gitu tanyain mendiang suami pak, dulu suami si ya adepin aja, ngelus dada gitu"
"Emhhh, Bu saya keliling deh, kalau ada yang cari suruh tunggu di UKS" Heeseung meregangkan dirinya, berjalan jalan mengelilingi lantai 2 gedung Selaksa Cendekia
Memandangi awan saat siang, memang menyenangkan agaknya bagi pria berusia 28 tahun itu. Angin berhembus, walau matahari terik namun terasa dingin. Ah, ada awan, menambah kesejukan.
Sungguh beruntung kelas 9E, berolahraga tanpa sengatan panas sang mentari. Berlarian kesana kemari, memainkan permainan tradisional kali ini, oh salah satu melambai dari kejauhan. Terlukis senyum manis dari gadis itu, khusus untuk guru BK yang mereka sayangi.
"Heeseung"
Tunggu, suaranya berbeda?
.......... Percakapan ini merupakan percakapan bahasa Korea .............
"Wonyoung?" Sesosok gadis, berambut sepundak menghampirinya, membawa karangan bunga kecil
"Nah, ambil"
"Apaan, kok tau aku disini?" Ia kaget, Wonyoung tak pernah pergi keluar negeri, lalu ia menemukan sosoknya di Venesia Van Java ini
"Cie, yang jadi bapak"
"Kok lo tau?" Ia membawa buket itu, berisi bunga mawar
"Ya.. gimana ya"
"Itu cincin Masi dipake" Heeseung memperhatikan tangan dominannya, cincin pemberian dirinya masih tersemat erat di jari manis Wonyoung
"Ini? Nih" ia melepasnya, cincin emas berlapis permata itu hadiah yang Heeseung berikan padanya
"Ambil aja, itung itung sedekah"
"Setan. Btw anterin gw, jalan jalan. Mau?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Perlahan...." Heeseung mengambil kunci cadangan, membuka pintu depan perlahan
"DARIMANA!"
"Sayaang, maaf lemburan tadi"
"GAADA SAYANG SAYANGAN ! TIDUR KAMAR TAMU" Sunoo hanya bisa meluapkan emosi di kamarnya, Heeseung membasuh muka dan pergi mandi
"Ah, hanya ini" hanya ada piyama tamu, ia pakai daripada tidak berbusana apa apa
Heeseung bernegosiasi, mengetuk pintu kamar seraya memohon
"Buka doong, cuddle yook" ia merengek, Heeseung hanya bersandar di pintu
Tak ada jawaban, ibu hamil itu mungkin sudah tidur terlebih dahulu. Heeseung mendadak terlelap, matanya sayu berat, tak kuasa menahan kantuk. Ia tak sempat kembali ke kamar tamu, tertidur beralaskan lantai dingin, bersandar kusen pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Saya Purna || HeeNoo
Fiksi Penggemar[ONGOING, Update tidak menentu. Follow utk notifikasi update] "Pada akhirnya, semua akan kembali seperti semula, kan?" Ujarnya sembari ia membuka amplop cokelat, yang berisi surat purna tugasnya. Usai sudah ia berada dalam negeri nan jauh, mengabdi...