"Akhirnya"
"Gimana ? Tadi katanya mau coba..." Heeseung jahil sedikit, Sunoo gagal menahan desahnya
"Udah diem, nanti kedengeran. Bodo ah, mau masak"
Ya, Sunoo masih terpikir kejadian tadi, Heeseung memang luar biasa bagi dia, namun sudahlah, penting listrik sudah menyala
....
"AKKH"
"Sayang, jangan keras keras, engh" Heeseung berada di puncak, hanya diakhiri dengan desahan kecil
"Maaf"
....
"Sayang, ini..."
"Loh, disini ada tikus ?"
Kabel toaster habis digigit tikus, sampai putus. Padahal alat itu baru ia dapatkan karena memang undian kemerdekaan tahun lalu
"Panggang manual ya hee, tolong dong mentega"
Mereka beralih ke cara manual, menyiapkan pan anti lengket ke kompor induksi. Sejenak ia mengoles sedikit roti tawar dengan mentega, lalu ia celupkan ke cairan susu.
"Mau pake telur?"
"MAUUU!!" Ujar Heeseung sangat antusias, seperti anak sekolah yang dibiarkan bekal
Ia menyiapkan pan lain, menggoreng telur ceplok, ia buat sedikit garing. Tak lupa, Sunoo menambahkan secubit garam untuk memperkaya rasa
Oh, rotinya ! Untung tidak ada bercak hitam, segera ia balik supaya matang kedua sisi
"Jadii"
Rotinya garing, bertumpukan dengan telur goreng diatasnya
"Ikut"
"Loh, mau kemanaaa, rotinya di meja makan, hee..Heeseung!!" Tangan nya diraih, lalu diseret
"Lagi ya, selamat makan"
"Ihh nakal.... Ahn"
💕💕💕💕💕💕💕💕
"Daaah"
Heeseung berkendara menuju kantor. Puas hati, sudah sarapan dua kali tadi. Menghadapi sisa sisa harinya sebagai guru di Selaksa Cendekia.
Angin bertiup cukup kencang, walau matahari terik menerpa. Tanah basah hanya menunggu kering, genangan air sedikit lagi menjadi tanah biasa karena airnya menguap.
"Pak Mahes"
"Oh, ngger. Gimana?"
"Nayla pak, bukan saya" Angger hanya tertunduk meminta ampun
"Masih dirahasiakan? Ini Nayla maunya gimana sih ?" Heeseung geleng geleng kepala, tanggal serah terima jabatan masih misterius
"Pak...."
"Kenapa?"
"Itu yang di leher apa pak?"
Ya, ditutup tutupi bagaimanapun sisa tempur tadi memang meninggalkan jejak sih...
"NGGER! Beliin koyo, cepet!"
"Baik pak" Angger hanya tersenyum kecil, berlari kekantin memberi barang yang Heeseung maksud
ia segera menuju ruang BK, ruang paling aman disaat itu
"Fiuh" cuma beberapa yang masih tampak, sisanya sudah menyatu
"Pak, ini"
"Makasih" Beberapa koyo itu ia tempelkan ke leher, tangan, sisanya ia tempel di punggung
"Mendung ya pak, padahal tadi cerah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Saya Purna || HeeNoo
Fanfiction[ONGOING, Update tidak menentu. Follow utk notifikasi update] "Pada akhirnya, semua akan kembali seperti semula, kan?" Ujarnya sembari ia membuka amplop cokelat, yang berisi surat purna tugasnya. Usai sudah ia berada dalam negeri nan jauh, mengabdi...
