𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚

161 26 2
                                    

"Mendadak mau eskrim..." Keluh Nayla, setelah pembelajaran PMR selesai

"Mau beli ?"

"Boleh"

"Rasa apa, sayang ? Mint choco ? Biar kayak istrinya pak Mahes" Putra memikirkan rasa yang umum

"Ngga ah, gaenak. Bu Sena mah aneh, rasa odol begitu"

Bu Sena ? Sena adalah nama lokal Sunoo sekarang ( tapi kedepannya tetep pake Sunoo ajah, xixixi )

........

"Hatchim"

"Kan, kebanyakan air es si"

Sunoo terus bersin, sementara itu Heeseung mengecek keningnya

"Anget. Tidur sayang, sisanya biar kucuci"

"Nanggung hubby, dikit lagi"

Cucian piring itu sisa panci, selesai ia bilas langsung pergi tidur lebih awal

"Ehhh, peluk peluk. Ngapain"

"Cuddle dong, istriku"

"Nanti nular" ia berusaha lepas dari dekapan Heeseung

"Biarin, kan ada kamu"

Heeseung sayu, mulai tertidur, hembusan angin AC membuatnya mengantuk, padahal ia punya hajat lain

"Cepet sembuh, perawat ku"

Bisikan lembut mengakhiri hari, padahal baru pukul 5. Mereka tidur lelap sekali, walau hujan sudah merintik didepan rumah, seantero Semarang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ra ? Putra!"

Ia menggoyang goyangkan tubuh familiar, tidur di bed 3, dengan balutan selimut tipis

"Emh ? Oh sayangku. Kenapa?" Dengan suara lirih, Putra menjawab panggilannya. Berbalik, lalu menarik kain tipis yang membenamkan wajahnya

"Sakit ?"

"Pusing. Oh Ners, periksa diriku" ia berlagak lemas

.....

"Kau cantik, dengan apron itu" Putra menatap Nayla intens, balutan apron merah, nurse cap, dan masker. Ia memasang stetoskop, menggembungkan tensimeter aneroid miliknya

"Diamlah"

"Tapi kau memang cantik"

"Aku tau"

"Beruntung Putra ini bisa memacarimu"

"Baguslah, kalau kau sadar. Normal kok, istirahat aja dulu. Get well soon, sayang" Nayla mengemasi alatnya, memasukkannya ke lemari besi berisi alat. Ia lalu duduk, mencatat sesuatu

"Nayla"

"Apa?"

"Love you"

"Too"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Beneran nih berangkat ?" Angger cemas, Kartika mulai nekat sekolah

"Iya dong, mesti sekolah. Bentar lagi lulus kok"

"Bukan lulus. Bentar lagi, kira menikah"

"Ya... Kan lulus dulu ngger" ia berpaling wajah, menghadap sisi lain tembok berwarna putih itu

"Sayang"

Dielusnya pipi yang halus itu, dengan tangannya sendiri. Ia dekati perlahan buah bibirnya

Saat Saya Purna || HeeNoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang