𝐩𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐡

716 106 4
                                    

"Hee, bangun. Ngajar sayang"

"Emhh, mau libur, tapi hari ini ada ekskul..."

Heeseung bangun dari lelapnya, cahaya mentari menyilaukan matanya itu

"Mandi, terus makan"

"Emm, mau ikut ke sekolah ?"

"Ngapain ? Mandi dulu, udah jam 6" Sunoo mengambil baju bebas, untuk Heeseung kenakan nanti saat bekerja

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"9C tugas komplit semua ya, sekarang silakan yang muslim... Solat Dhuha. Yang Katolik, kita berdoa disini"

Hanya 12 anak dari total 3³ anak yang ada didalam kelas itu

"Mari kita mulai"

Dengan nama bapa, putra, dan roh Kudus. Amin.

Allah, Bapa disurga kami berterima kasih atas waktu yang boleh kami terima ini.  Terlebih kami bersyukur atas kesempatan balajar yang kau berikan. Kami mohon kepada-Mu ya Tuhan supaya Engkau menerangi akal budi kami agar dapat menerima pelajaran dengan baik. Berilah kami kekuatan agar dapat memahami pelajaran yang akan kami pelajari ini. Berilah pula kami semangat belajar yang tinggi supaya kami dapat belajar dengan rajin, tekun, dan teratur. Bantu kami selama proses belajar ini supaya dapat memusatkan perhatian kami hanya pada pelajaran, sehingga tidak mudah terseret oleh godaan yang dapat melemahkan semangat belajar kami. Ya Tuhan bantulah dan dampingilah kami dalam belajar ini. Amin.

"Sekarang, saya ingin kalian menuliskan dua bait puisi, tentang keindahan ciptaan Yesus Kristus. Batas waktu sampai anak muslim kembali ke kelas. Bapak permisi dulu"

.
.
.
.
.
.

"Bu Wati, Angger sudah kasih laporan soal anak kemarin?"

"Sudah pak, baru selesai mediasi. Aduh, ortunya nduableg pak"

Glosarium:
ndableg : tidak memperhatikan orang yang menyuruh atau menasihati

"Kasusnya sama kayak anak 8B itu ya Bu?" Heeseung tertawa kecil, koleganya kesulitan menghadapi orang tua yang acuh tak acuh itu

"Kadang saya berpikir pak, apa saya sudah jadi ibu yang baik buat anak saya"

"Bu, sejatinya semua ibu itu baik. Tapi, berbeda cara penyampaian dan kesadaran hati masing masing" Heeseung menyeruput kopi hitam yang tersaji di meja ruang bk, sedikit demi sedikit

"Ahaha, saya juga bingung. Balqis anak saya, itu kadang nurut, kadang ndableg. Saya jadi bingung mana fase seneng mana fase cemberut"

Mereka berdua tertawa lebar, merenungi nasib malang masing masing

"Sayang"

"Loh, Sunoo? ga tersesat Dateng kesini hm?" Ia mendekap kekasihnya itu, sambil meraih tas yang Sunoo bawa

"Nih, makan siangnya ketinggalan"

"Ini istrinya ya pak?" Bu Wati menggoda mereka berdua

"Calon Bu, mohon doanya" Heeseung berbisik manja

"Halo Bu Wati, saya Sunoo, tunangan pak Maheswara" Sunoo memperkenalkan diri

"Loh, tau saya?" Bu Wati tercengang, lalu mendekat

"Mahes banyak cerita soal ibu" Ujar Sunoo kepada Bu Wati

"Hoho, licik ya njenengan. Oh ya, belum punya nama lokal pak?" Bu Wati tersipu, nelihat kelakuan usil sejawatnya itu

Saat Saya Purna || HeeNoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang