"Mas.. mas!"
"Kenapa, engh. Ini jam... Berapa?"
Hari masih gelap, Heeseung terbangun dari letihnya, karena selesai bersenggama beberapa jam lalu. Masih pukul empat pagi.
"Pengen tteobokki"
"He ? Tumben, tapi ini jam empat, nanti pagi ya"
"Heung"
Sunoo meniup telapak tangannya, dingin karena terpapar hembusan pendingin udara. Tubuhnya hanya bertutupi selimut, kebiasaan setelah seks.
"Dek, sini. Mas pangku"
Si submisif hanya menurut, mengangkat bokongnya sedikit. Sunoo tau, masnya berahi, ia memasukkan lagi benda tak bertulang itu kedalam dirinya
"Eemhh. Ahhh...mas" masih agak sedikit nyeri, penis Heeseung bukan setakat besar, untuk ukuran Asia.
"Nyaman ga, senderan mas juga boleh"
"Nyaman kok"
Kebiasaan baru, penisnya masuk tanpa diapa apakan. Sunoo senang ketika Heeseung memenuhi bagian bawahnya, hangat ujarnya.
Nafas mereka normal, tak tampak seperti muda mudi yang berahi. Mereka hanya berbagi kehangatan satu sama lain. Heeseung dengan penisnya, Sunoo dengan liangnya, nampak seperti kunci bertemu gembok. Heeseung kedapatan menciumi rambut submisif, wangi vanila dari sampo baru menenangkan syaraf pusatnya.
Suasana gelap, hanya cahaya bulan yang menerangi. Sejenak tarhim sebelum subuh berkumandang, menemani sesi rehat mereka. Heeseung merasa tak nyaman selepas itu, mengambil bantal untuk menyandar pada papan kasur.
"Adek puas ngga sama punya mas?"
"Puas"
"Kalau belum, mas gedein lagi nih" candaannya mengerikan, Sunoo langsung menepis
"Mas! Adek bisa kebelah dua"
"Bercanda, sayang"
Tersisip candaan ringan, Heeseung dapat merasakan kenikmatan seks walau tanpa rangsangan Sunoo. Hangat rektumnya menyelimuti rudalnya yang tertancap penuh dibawah, seakan tempat nyaman untuk bermalam. Sunoo pun demikian, tubuh Heeseung yang hangat, serta bagian depannya tertutup selimut.
"Kenyal"
"Ihh, jangan diremes" sensasi tak nyaman Sunoo limpahkan, saat Heeseung merusaha meremas buah dadanya yang mengembang, efek hamil membuat payudaranya sedikit mengembang-sekedar menampung air susu untuk anaknya nanti-
"Dek, mas boleh keluar didalem?"
"Mas sekarang impoten ? Kita ngga ngapa ngapain, goyang aja ngga"
"Tapi, lubang adek remes remes punya mas, boleh ga ? Keburu mas keluar"
"Boleh"
Heeseung hanya menunggu momentum, karena ini hanya mengandalkan kontraksi otot rektum Sunoo. Disaat dominan merasa dipuncak, segera ia remas pucuk selimut kuat kuat. Sperma panas mengucur deras, memenuhi Sunoo yang masih asyik terlelap, sedangkan ia mendesah pelan di telinganya.
"Mas, capek. Mau lanjut tidur"
"Mas juga.. ahh.. hah, capek. Tidur ya, sayang. Mas mau mandi"
Miliknya yang masih setengah kaku itu ia keluarkan, saat Sunoo berbaring kesamping. Sumbisif mendesah kecil, masih ada rangsangan saat penisnya keluar dari liangnya, lalu Heeseung beranjak mandi.
Note : Masi ada lanjutannya, klo kepo klik link di bio, trs Twitter.
Heeseung keroncongan, ia rogoh lemari kayu yang menggantung diatas kompor. Ada roti, ia panggang 2 buah, sekedar menemani telur goreng dan bacon nantinya. Sejenak ia menyeduh teh, memasukkan teh tadi kedalam botol thermal. Lalu, ia beranjak ke ruang gym, sejenak ingin berolahraga selepas olahraga bersama istrinya
Kali ini, ia mencopot semuanya, bathrobe yang menutupi tubuh atletis Heeseung ia letakkan sembarang. Berolahraga sambil telanjang juga terkadang ia lakukan, sebagai penghargaan atas kerja kerasnya selama beberapa tahun ini.
Cahaya temaram ia peroleh dari atap bening yang tersemat elok di atas, ruang gym itu hanya berhias cahaya bulan yang terang, tanpa lampu apapun. Gawainya bergetar, seperti menerima telepon dari seseorang
"Shim, kenapa ?"
"Anjir naked, ngapain gelap gelapan, telanjang gitu ?"
"Lo gatau gue aja, kalo gue olahraga kan emang seneng gini" ujar Heeseung, kala ia (sengaja) mengarahkan kamera depannya ke sisi tengan selangkangan miliknya
"Gede ya anjir, mentang-mentang gue binal, lo suguhin kontol lo yang gede"
"Hehe, Sunoo tergila gila Ama ini. Betewe apaan nelpon pagi buta ? Di Indo Masi jam... Setengah 5" Heeseung mempertanyakan alasan Jake, dokter yang sekaligus sahabat karibnya, menelepon pagi hari itu, dengan keadaan yang masih gelap
"Ni, lo kapan balik, nyokap lo nanyain lo melulu, tapi malu. Alhasil gue jadi pelampiasan. Betewe merdeka!"
"Bentar lagi, akhir bulan. Eh, iya. Merdeka!"
Spesial, lima belas Agustus merupakan hari kemerdekaan Korea, setelah dijajah Jepang selama beberapa tahun.
"Itu aja si, liat lagi dong bang"
"Dih, pagi pagi sange lo ? Mau yang tegang apa lemes kek tadi?"
"Serah, mau buat bahan coli"
"Dih anjir ? Kan ada Sunghoon, simpenan lo ? Kenapa mesti gue ?"
Jake memang binal, tak ada salahnya Heeseung menuruti keinginannya kali ini. Setelah mereka berkontak, Heeseung beranjak turun, sekedar mengambil pesanan susu segar dan koran di kotak surat depan rumah. Ia ruang beberapa, untuk ia konsumsi sendiri, selebihnya ia letakkan di kulkas.
"Dek, bangun sayang. Sarapan"
"Mhh, badan adek gaenak"
"Kenapa, sayang ?"
"Sakit..."
Sunoo nampak seperti menahan perih, mengerutkan dahi disertai bertanya yang tertutup rapat. Heeseung menyingkap selimut yang Sunoo kenakan, ada bercak merah
"Dek, kita ke rumah sakit ya. Adek pendarahan, ga banyak si, pake bajunya"
"Hem?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hello, that's me 😍☝🏻
Gmn ya, mungkin series Saat Saya Purna ini mendekati akhir alias epilog, kurang dari 6 chapter lagi.
Kedepannya, ada rencana pembuatan sekuel, Angger dan Kartika juga berpotensi menjadi wattpad mandiri pula. Namun, fokus saya kini lebih ke couple JayWon x SunSun. Ada di draft, siap luncur.
So, jangan lupa follow akun ini, untuk update cerita baru dan lanjutan dari wattpad Saat Saya Purna, oke ? Komenin ugha atuh, ama vote nya sekalian
Tengs, warm regards
-SiCalonApt
ps: Sunoo aman
![](https://img.wattpad.com/cover/295810676-288-k409889.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Saya Purna || HeeNoo
Fanfiction[ONGOING, Update tidak menentu. Follow utk notifikasi update] "Pada akhirnya, semua akan kembali seperti semula, kan?" Ujarnya sembari ia membuka amplop cokelat, yang berisi surat purna tugasnya. Usai sudah ia berada dalam negeri nan jauh, mengabdi...