𝐧𝐚𝐬𝐢 𝐠𝐨𝐫𝐞𝐧𝐠 ⚠️

306 25 4
                                    

NSFW ⚠️

"Mau beli nasi goreng pak?"

Dentingan piring khas lewat, ditengah gelap malam. Berbekal lampu tempel yang menyala, di gerobak kayu berwarna biru tua. Syukurlah mereka, ada penjual nasi goreng keliling ditengah malam

"2 ya pak, ngga pedes"

Penjual itu membakar lagi arang baru, percikan api menetes ke jalan. Suara gemuruh pisau yang mengocok telur, serta memotong bawang dan aneka sayur mendampingi sunyinya jalan kecil itu.

"Katanya se Semarang pak, sedulur* saya di Banyumanik** katanya juga mati"

* = Sedulur : Saudara
** = Banyumanik : Kecamatan yang ada di daerah Semarang bagian selatan

"Iyakah ? Waduh, meresahkan ya pak PLN ini"

"Itu siapa pak? Sodara?" Penjual itu menunjuk Sunoo, yang ikut bersamanya

"Oh, istri pak" Heeseung mendekap bahu Sunoo, berusaha menunjukkan ekspresi sayang ditengah kantuk

"Cantik ya pak, jadi kangen almarhum Suryani. Omong omong udah isi belom Bu?"

Candaan malam itu hanya ditanggapi ringan, tertawa kecil. Heeseung menjelaskan singkat, Sunoo hanya terdiam membawa mangkok Kuningan besar dan 2 sendok

"Ya, semoga dipercepat. Ini ya pak, semuanya 25 ribu"

Uang bernominal 50 ribu ia keluarkan, "sisanya buat bapak, Mayan buat nabung pergi haji" katanya, lalu mereka masuk

"Siapa Hee ? Kenal ?" Sunoo memandang aneh, mencampur 2 piring nasi goreng menjadi 1

"Pak Rahmat, pedagang nasi goreng keliling. Ngidernya emang malem, kadang kalo mager masak suka beli. Makan?"

Mereka sampai di dapur, hendak menyantap nasi kecap hangat itu. Suwiran ayam dan telurnya tercampur rata, ditambah dengan air dingin botol yang Heeseung ambil dari lemari es

"Kursi banyak, kok pangkuan si sayang?"

"Biarin!"

Sunoo berpangku, menghadap salah satu sisi, mengalungkan tangannya

"Nih" Heeseung memberi alat makan bulat cekung; sendok

"Suapin!"

"Lagi badmood ya?"

Heeseung meraih nasi, menyendok sedikit. Disodorkan sendok itu ke mulut Sunoo. Hap! Suapan pertama itu ia terima dengan antusias

"Enak?"

"Enyak" ia masih mengunyah, lalu menelan bulat bulat hingga tersedak. Giliran Heeseung makan kali ini.

Sendok dan mangkok beradu, membuat dentingan kecil di mal yang syahdu itu. Perlahan mangkok itu semakin ringan, karena isinya sudah dibuang.

"Habis"

Ya, 2 porsi nasi goreng ludes mereka santap. Mereka menikmati desiran angin malam dari jendela yang terbuka, melalui celah celah ventilasi, menembus pipi dan kulit. Dinginnya menusuk tulang, namun mereka tak peduli

"Hari ini kenapa sayang?"

"Ngg.. gapapa"

"Yang bener?" Suara maskulin Heeseung muncul kembali, sontak dekapan Sunoo makin erat

"Emhhh"

"Ahahaha"

"Fuuuhh" Sunoo meniup batang lehernya sejenak, dua kali

"Ahnn, aku melemah" ia berpura pura lemas, menerima rangsangan nakal istrinya

"Hee..." Sunoo bermain jari, meraba jakun Heeseung yang sedari tadi bergerak vertikal. Ia serasa ingin memetiknya, dan mengigit separuh! Buah jakun Heeseung itu eksotis, besar dan bulat, bermain dengannya memang mengasyikkan

Saat Saya Purna || HeeNoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang