Heeseung berjalan di koridor, membawa buket bunga mawar kecil, memasuki kamar VVIP. Seseorang duduk santai, menyulam di sofa kamar. Tampak tas besar tergeletak di bed
Ia menutup mata orang itu, tidak bersuara
"Ihhh, Heeseung"
"Sayang, pulang yook"
Sunoo berdiri, meletakkan pamidangan kayu miliknya, memeluk kekasihnya itu
"Ini Heeseung bukan sii, meluk udah ga nyampe" Sunoo kesal, tangan nya tak sampai, badan Heeseung lebih besar dari biasanya
"Ditinggal 2 Minggu udah begini, ayok sayang, pulang"
"Ayok"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Udah sembuh ya Bu, ini diminum dulu teh nya" Angger membawa teh hangat, sedangkan Rahma masih sibuk membuat jus jambu biji
"Udah, kena DBD ga enak ternyata"
"Namanya kena penyakit ya gaenak Bu, diminum jusnya Bu" Rahma juga ikut, menghidangkan jus jambu biji tanpa air itu, bersisian dengan cangkir teh tadi
"Rahma, Angger"
Mereka berdua pergi keatas, bersembunyi
"Apa sih hee, nanti ah"
"Sunoo" ia mengelus pipi mungilnya, yang masih seperti mochi itu
"Heeseung, mau makan apa?" Ia teringat, pujaan hatinya belum makan ( hasil interogasi dari Angger )
"Makan kamu, bisa ?" Ia menggeledah Sunoo sekarang, yang berpangkuan itu
"Ga, kamu kemaren pingsan kan ? Gaboleh main, titik" Sunoo bangkit, mencuci beras. Ia hendak membuat bubur, untuk dirinya dan suaminya itu
"Pak, saya sama Rahma mau jalan jalan" Angger dan Rahma bersiap
"Dih apaan, anu pak teman saya sakit, mesti dijenguk. Si ngger neh, pacaran ama Kartika"
"Diem lo, anu kami permisi pak"
Mereka berdua keluar, meninggalkan 2 sejoli sendirian. Mereka berdua lalu makan, dan bersantai di ruang tamu, Sunoo melanjutkan sulaman bunga emas yang belum selesai tadi
"Bagus ga?" Ia meminta pendapat Heeseung, yang sedang minum itu
"Bagus"
Bunga emas dengan latar hutan itu terlihat menawan, daun dan tangkai dari benang satin, kelopak menggunakan benang katun, dengan detail benang sari dan putik menggunakan benang emas asli menambah keindahan sulaman itu. Tak lupa, ia menggambar bunga kecil di sekeliling
"Filosofinya apa ? "
"Ngga ada. Cuma, bunga ini keliatan bagus aja. Latar malam, aku megang sepucuk bunga yang kamu kasi. Ingat?" Sunoo meraih jarum baru, berusaha memasukkan pucuk benang emasnya kedalam mata jarum yang mungil itu
"Emm, kapan.." Ia kini merebahkan tubuhnya di pangkuan paha Sunoo
"Pelupa. Pas first date sayang"
"Oh, iya juga. Mau beli bunga?"
"Ngapain, bunga yang tadi masih ada kok, tinggal pindah ke vas" Sunoo teringat buket bunga yang Heeseung bawa ke RS tadi
"Sayang, kekamar yuk"
"Ish, ngapain, sulamanku belum selesai" ia masih berjuang dengan sulaman yang tiada henti itu
"Persetan sama sulaman, aku kangen" ia tak peduli, menggendong Sunoo seperti bayi, lalu masuk kekamar
"Heeseung"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Saya Purna || HeeNoo
Fanfiction[ONGOING, Update tidak menentu. Follow utk notifikasi update] "Pada akhirnya, semua akan kembali seperti semula, kan?" Ujarnya sembari ia membuka amplop cokelat, yang berisi surat purna tugasnya. Usai sudah ia berada dalam negeri nan jauh, mengabdi...