𝐧𝐚𝐲𝐥𝐚 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚

161 24 5
                                    

"Ngger, Kartika gimana?" Angger sudah masuk hari itu, Nayla sekadar bertanya kabar kepada Angger

"Besok pulang. Tapi, itu desas desus beneran?"

"Katanya si gitu. Tapi tenang, dia udah gue bebastugaskan. Udah di cap lagi, tinggal minta ke PMI, cabut keanggotaan"

"Okelah"

Angger memandang keluar jendela, Widya mencintai dirinya ? Sepertinya merupakan omong kosong. Widya selalu berkata, memang ada orang yang ingin ia jalin asmara, katanya dari luar kota. Sekarang, mengapa jadi dia ?

"Nay, dicariin" salah seoranh teman memanggilnya

"Saha?"

"Putra !" Ia menyahut gembira

"Putra mana dulu"

"Laaa!"

Suaranya khas, pasti tak salah orang

"Ra!" Ia menyapa gembira, seperti menyambut sesuatu

"Ehehe, sayang. Makan?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Flashback ON
Selaksa Cendekia, 2019. Kelas 7B

"Ceritanya jadian nih?" Angger terkejut, ia diberi bingkisan oleh Nayla

"Begitulah"

"Ama siapa?"

"Emmm.. Putra. Anak 7H"

"Lah ? Yang culun itu ? Seriusan ? Lo ga sakit kan Nay" Angger menyentuh keningnya, yang tersingkap poni kecil

"SEMBARANGAN! ada alasan tertentu dong. Udah gw balik, keburu bel"

Nayla, gadis polos yang hanya merasakan cinta, hanya mengiyakan saja saat Putra; si bodoh dari 7H menembak dirinya. Entah apa yang ia pikirkan, sekarang ia senang sudah memadu kasih. Ah, akal sehatnya sudah lenyap !

"Laaa"

"Raaa. Makan?" Putra mengajaknya ke kantin, padahal istirahat tinggal sebentar lagi

"Aduh, ketinggalan" Putra selalu merogoh kocek belakangnya, mencari lembaran kertas berwarna ungu yang ia siapkan untuk makan

"Ketinggalan lagi kan, udah kubayar"

"Hehe, makasi raaa"

Ia betul betul polos, bahkan dipalak dengan haluspun ia tak tahu. Semua orang tau gelagat Putra, ia selalu menggoda perempuan lain, bahkan kakak kelas juga ia berani sikat. Ia dijuluki 'buaya dua satu', maksudnya buaya dari angkatan dua puluh satu. Sudah 3 wanita ia palak halus, termasuk Nayla, namun hanya Nayla yang paling lama berada di sisinya. Sisanya ? Putus setelah 3 hari berkencan buta; betul betul buta.

"Aku udah ga suka kamu lagi, la"

Nayla hanya terbujur kaku, dunia seakan runtuh, seperti asmaranya! Sudahlah, tak ada waktu merenungi itu, anggap saja yang traktiran sarapan selama 1 bulan terakhir merupakan rezeki Putra. Ia berkencan dengan anak kelas lain sekarang, memoroti hartanya, lalu dicampakkan begitu saja.

"Ketua ya, Nayla"

"Akan saya usahakan pak"

Nayla didapuk jabatan besar, mengemban organisasi kepalangmerahan di Selaksa Cendekia, setelah menang telak, 29 banding 1 !

"Cuy"

"Yah lo lagi lo lagi"

Nayla mual melihat Angger, dengan bucin Kartika khasnya, namun ia harus kuat; kolega sejawat di palang merah.

Saat Saya Purna || HeeNoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang