Tiga

1.9K 114 0
                                    


Jangan ucapkan rindu..
Jika bukan hati yang berkata..

- Safina -

Purwokerto ujan terus mas?

Iya nih.. tiap hari Nda..

Aku vidcall ya mas? Kangen..

Tak berapa lama muncul wajah Arya di layar ponsel. Dengan latar kamar hotel tempat ia menginap. Dahi Fina sedikit berkenyit. Kamar hotel itu terlihat mewah untuk ukuran Arya. Jelas itu type kamar premium dengan balcon di luarnya. Biasanya Arya hanya menyewa sekelas deluxe room.

Mas.. kamarnya bagus amat?

Oo.iya.. waktu check in tinggal satu.
Ya terpaksalah. Premium room

Kemudian Arya menyebut salah satu nama hotel di Purwokerto tempatnya menginap kini. Tak ada yang mencurigakan selama mengobrol singkat dengan Arya. Ya singkat .. gak lebih dari lima menit. Karena Arya harus sepagi ini kembali ke lapangan.

Oiya .. kemarin memang ke Jakarta sebentar terus balik Purwokerto lagi.
Meeting sama subkon di sana. Kebetulan owner-nya gak bisa datang ke Purwokerto.

Miss you Nda ....

Semuanya udah jelas setelah Arya menjawab  pertanyaan Fina dengan tenang. Tak ada yang patut dicurigai. Arya benar-benar kerja. Tak ada yang lain. Dan Fina menyakini hal itu.

***

Senyum Fina terbit tatkala menyaksikan Bian tampak akrab dengan Seno di teras. Keduanya tampak asyik bertanding game online via ponsel masing-masing sambil menunggu dirinya yang tengah bersiap.

"Yes.!.yes !.om Seno kalah"

"Eh..gak bisa dunk . Kan belum selesai ini"

"Kan satu babak dulu janjinya?"

"Satu babak lagi deh! Lagi Seru nih"

"Bisa telat om.. Bian masuk jam 7,tuh bunda udah selesai" Bundanya terlihat cantik dengan setelan santai, kaos polo berpadu jeans putih dan sneakers empuk berlogo huruf S.

"Yaahh..... Besok lagi ya Bi.."

Salam toss akhirnya mengakhiri kehebohan keduanya.

"Bunda besok Bian mau berenang ya sama om Seno", mata Fina melotot horor menuntut jawaban Seno di belakang kemudi. Kuncir kudanya ikut bergoyang mengikuti arah kepalanya.

"Aku juga udah lama gak berenang , makanya tadi kutawarin dia", enteng saja Seno menjawab. Seakan hal itu bukan hal yang aneh. " Ya.. kalo kamu gak keberatan sihh..."

Seno melirik spion ke arah kursi belakang. Mata Bian menatapnya minta dukungan.

Sedang bagi Fina, akan aneh jika ia menghabiskan weekend bersama lelaki lain. Sementara suaminya bekerja mencari nafkah di luar kota. Apa kata dunia?

Tapi ketika Bian terus merajuk, akhirnya ia mengalah. Memilih membiarkan anak lelakinya menghabiskan waktu bersama Seno tanpanya. Ya.. Fina membatasi diri hanya akan menjemput ke tempat tujuan. Fina tentu juga sungkan kalau sampai harus melihat FM gantengnya bertelanjang dada ketika berenang. Bisa khilaf matanya nanti. Huufftt...

Ayo Kita Pisah (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang