Sembilan

2K 108 8
                                    

Ketika aku melangkah...
Kadang kulupa kala
Pernah menggenggam cinta...

-Safina-

Tak lebih dari lima kali Fina pernah datang ke sini. Menginjakkan kaki di sebuah perusahaan kontraktor besar yang cukup ternama di kota Semarang. Terletak di sebuah jalan protokol di kota Atlas ini. Tujuannya sebuah ruang di lantai tiga gedung ini. Lantai khusus pimpinan dan semua manager di bawahnya.

Setelah mengambil napas sejenak, Fina mantap melangkah menuju pintu hitam di depannya. Laki-laki itu tengah sibuk menelpon di kursi kebesarannya. Sambil menggelar satu gambar desain hotel yang sedang digarap perusahaannya di meja. Matanya melotot tak percaya melihat sosok yang tiba-tiba masuk ke ruangannya, sambil masih melakukan obrolan di telepon.

Kali ini Fina tampil beda. Blus putih  slimfit membalut pas tubuhnya dipadu celana kain berwarna mint  dengan boots pendek hitam yang menutup kakinya. Ditambah tas hobo bag coklat yang tercangklong manis di bahunya membuatnya sepuluh kali lebih cantik dari biasanya. Jangan lupakan sapuan kosmetik tipis yang rasanya sangat jarang merias wajah cantiknya. Apalagi dengan rambut yang dicepol ke atas dengan menyisakan anak rambut di sampingnya. Sungguh Arya tak bisa menampik jika wanita yang masih istri sahnya itu benar-benar menawan.

Tanpa jawaban mempersilakan masuk, wanita itu melenggang dengan anggunnya menggapai kursi empuk di depan Arya. Duduk santai dengan kaki menyilang dan senyum manisnya. Dada Arya terasa sesak melihat pemandangan di depannya itu.

Setelah memutus panggilan telpon, Arya sedikit melonggarkan kancing atas bajunya. Sekaligus mengusir kegugupan akan kehadiran tamu tak diundangnya siang itu.

"Hai..."

Fina menjawabnya dengan tersenyum.

"Apa kabar Fin? Tumben kamu ke sini?"

"Baik Mas... sangat baik .. dan kelihatannya kamupun... jauh lebih baik mas"

"Ya ...begini lah.... Kamu ..lihat sendiri kan?" Kata Arya sambil berdehem.

Fina mendengus kecil. Melihat sikap Arya yang sedikit angkuh,semakin mengukuhkan tekadnya.

"Syukur Mas... Tadinya aku nunggu mas Arya datang ke aku.. tapi kelihatannya mas Arya.. mm.. aku gak tau . Apa karena ragu.. . atau karena sibuk .. jadi masih menggantungkan hubungan kita ini".

" Mm..iya Fin..maaf .. aku masih sibuk dan mm... ada banyak hal yang masih aku pertimbangkan. Aku berfikir, kita butuh jeda barangkali kamu ingin kembali untuk memperbaiki semua atau yah...memilih jalan lain."

" O..ya... ??.. really? Emang masih ada pilihankah buat aku Mas?"

"Maksud kamu?"

"Maksud aku.. menurut mas Arya apa masih ada pilihan untuk kita? Atau hanya satu jalan yang sebenarnya masih ada..."

Arya hanya menghela napas berat, tangannya saling bertaut di atas meja.

"Maaf Fin.. aku gak ngerti maksud kamu? Kita kan emang harus mempertimbangkan banyak hal Fin.."

Cihh... Rasanya Fina ingin mengumpat saat ini juga ..

Ayo Kita Pisah (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang