Empat belas

1.7K 115 5
                                    

Jujurly...
Masuk ke part empat belas ini, sempet blank..
Ketik-hapus-ketik-hapus..
Akhirnya off dulu..
Baru sekarang bisa up...

Gak tau deh . Bagus gak part ini..
Kasih komen ya..

Bukan rasa yang pernah ada
Yang aku sesali..
Tapi sisa rasa yang tertinggal
Yang tak jua pergi...

-Safina-

Bibir wanita itu sontak menyunggingkan senyuman tipis begitu ponsel di atas ranjang itu menjerit. Bagai remaja yang dalam status berpacaran, sejak semalam nada dering untuk nama Seno dengan isengnya ia beri nada tersendiri. Walaupun belum sepenuhnya bisa membuka hati, tapi sejak deklarasi yang diminta Seno tentang hubungan mereka berdua membuat Fina menyetujui untuk mulai mencoba membuka lembaran baru bersama lelaki itu.

Iringan nada lagu Savage love itu sudah mengulang untuk ketiga kalinya. Masih membiarkan ponsel itu di atas meja rias, jarinya menggeser tombol hijau.

Hai pacar .. udah mau berangkat?


Tampilan wajah Seno yang bertopang dagu dengan masih berpiyama putih itu membuat dahi Fina berkenyit. Apalagi laki-laki itu malah asyik menyesap secangkir kopi.

Koq belum mandi sih? Emang gak ngantor?

Santai...tapi wangi koq ..
nih cium..

Bibir Fina mengerucut demi melihat lengan Seno yang mengembang ke samping.

Udah jam tujuh lho Sen...
mandi gih.. emang gak telat?

Gapapa..... Bosnya kan baik...
Masuknya agak siang...

Jadinya keterima kerja dimana sih?

Di perusahaan moulding

Masih terduduk di depan kaca rias, Fina memastikan penampilan dengan mematut kemejanya sekali lagi. Perfecly lah menurutnya. Walaupun hanya berbekal bedak tabur dan lipstik coral  serta rambut terkucir ke belakang.

Fin..

Hmm..

Jangan kecakepan..

Hah?

Lelaki itu masih saja bertopang dagu, sorot matanya tajam membuat jantung Fina melompat tak sehat.

Lipstiknya tipis aja.

Iiya..iya.....trus?

Pipinya juga segitu aja ..
Jangan kayak kepiting..

bisa aja ...Ya iya lah..kayak biasanya....
emang kenapa?

Takut ada yang naksir..

Mana ada? Udah gak laku..

Ih..sapa bilang ....
Met kerja ya..love..
Met sibuk... Jaga kesehatan...

Hmm..

Ayo Kita Pisah (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang