Mendung tetaplah kelam...
Tak akan pernah menjadi
Seputih kapas-Safina-
Setelah Fina tenang dan membersihkan diri. Dan Seno berhasil menyakinkan Fina, bahwa tuduhannya tidak benar. Akhirnya mereka di sini, duduk berhadapan di sofa panjang depan tivi. Secangkir susu coklat hangat disodorkan Seno.
"Kamu inget kan waktu Bian ikut berenang? itu mulanya", dahi Sebo berkenyit.
"Mas Arya marah dan menuduh aku selingkuh sama kamu, mata Seno membola. " Tapi itu bukan kebiasaan mas Arya. Mas Arya bukan tipe pencemburu. Dari dulu temanku banyak laki-lakinya. Mas Arya gak pernah cemburu. Dari situ aku yakin sebenarnya mas Arya cuman cari pengalihan. Ada sesuatu yang dia sembunyikan", Fina mengambil napas sejenak. Dadanya serasa sesak. Tangan Seno mengulurkan tisu. Mata di depannya itu seperti akan basah lagi.
"Tiket pesawat. Hotel mewah. Itu memancing curigaku. Ternyata feelingku benar. Dan.. dan.. ketika tau.. perempuan itu.. Ar... Arnez. Aku memilih mundur Sen.. Apalagi..hiks ..liat Bian bisa sedekat itu sama dia. Dan Bian mengira aku benar-benar selingkuh hingga membenci aku. Aku menyerah Sen.. Aku ngaku kalah ... ", Bahu itu bergetar lagi. Selalu begitu kalau sudah menyangkut Bian.
"Kenapa kamu gak pernah bilang sama aku. Kan aku bisa njelasin semua ke Arya", Fina menggeleng. Tangannya masih menyusut hidungnya yang basah.
"Semua orang mengira seperti itu. Tapi masalahnya bukan di aku yang dekat sama kamu. Inti masalahnya di hati Arya sudah tak ada aku Sen. Aku tau seberapa besar cinta mas Arya ke Arnez. Kamu itu cuman alasan dia. Jadi aku memilih mundur. Aku yakin kalaupun aku tetap sama mas Arya,kami akan saling menyakiti. Percuma mempertahankan hubungan yang hanya diinginkan satu pihak Sen.."
Seno hanya bisa menghela napas dalam. Sungguh tak menyangka seberat ini yang dirasakan Fina.
”Trus sekarang apa yang kamu mau Fin? Kamu akan sering ketemu Arya. Aku yakin bude bakal punya job sama dia. Kalau kamu masih ingin bekerja di sana . Kamu harus menguatkan diri. Semoga saja Arya bisa profesional juga", Walau aku gak yakin Fin.
"Iya.. aku tau. Aku cuman mau kerja. Terserah dia mau gimana. Tapi aku pengin ketemu Bian Sen. Aku hanya ingin maafnya hiks... aku ingin memeluk dia hiks... Kangen Sen.. kangeen banget ... Aku cuman bisa liat fotonya. Aku gak akan mengatakan kalau yang dia pikirkan itu salah. Aku hanya ingin dia maafin aku. Menerima aku jadi bundanya. Gak lebih"
Kaki Fina naik ke sofa. Wajahnya ditenggelamkan di antara kedua lututnya yang ditekuk. Seno pun mendekat. Merangkumnya dalam pelukan. Mengelus punggung yang bergetar itu. Hatinya ikut perih.
"Aku akan bantu bawa Bian ketemu kamu. I promise"
Pelukannya mengerat.
"Kamu gak mau kasih kesempatan buat aku? Buat selalu ada buat kamu Fin.. pacaran yuk.."
"Jangan gitu.. nanti calon kamu marah. Aku gak mau jadi pelakor"
Seno terkikik gemas. Dagunya bertumpu pada pundak Fina. Tangannya mengelus punggung berlapis piyama merah itu.
"Kalau aku bilang calon itu kamu. Gimana?"
"Jangan.. kamu pantas dapat yang lebih baik dari aku", wajah itu mendongak, mata sembabnya menatap dalam pada manik hitam di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Kita Pisah (end)
RomanceSafina seorang manager sebuah perusahaan dan sudah menikah. Suatu saat ia mencurigai suaminya telah berselingkuh. Segala upaya ia lakukan demi mencari tau perselingkuhan itu. Tapi keadaan malah menjadi berbalik.sang suami pun mencurigainya telah ber...