Masa lalu itu..
Mengenalkan ku pada
Arti kehidupan...-Safina-
Bugh...
Bugh...
Bugh...Rasanya sudah satu jam Seno menggempur samsak hitam itu dengan membabi buta. Keringat sudah membanjiri tubuhnya. Tapi tampaknya belum ada niat untuk berhenti. Semua fungsi alat gym di pojok ruangan ini rasanya sudah habis dijajalnya sedari tadi.
"Gak laper Lo?", Ini seruan Raffi. Gatal juga dia lihat ulah Seno siang itu. Orang lain sibuk mikirin aplikasi yang baru saja mereka release, datang-datang Seno malah seperti singa kehilangan induknya. Energinya dihabiskan di alat fitnes itu. Padahal semalam ia sudah minta ijin Raffi hari ini ia akan ke tempat Fina.
"Nasi kebuli euy masih anget... Mau ga? Kalau lagi gak doyan, gue lempar buat si Ujang"
Akhirnya terbujuk juga Seno. Nasi kebuli pilihan Raffi biasanya tak pernah salah. Dia selalu tau dimana kebuli terenak di semua sudut kota ini.
"Kenapa Lo kayak kucing mau beranak gitu?", Santapan Raffi sudah habis. Sejak semalam ia bekerja keras dengan tim. Walaupun status bintang empat sudah banyak bertebaran, sebagai aplikasi baru tentu tak boleh letih berinovasi.
"Gak jadi ke tempat Fina? Marahan?"
"Sialan Lo... Emang gue anak SMA yang doyan ngambek", dengan cepat Seno ikut menghabiskan bungkusannya. Benar-benar nendang rasanya. Akhirnya dari mulutnya meluncur cerita tentang pertemuannya dengan Dira tadi siang.
"Jadi Lo horny ceritanya?", Raffi tak bisa menahan tawanya. Tapi kemudian ia menepuk pundak Seno.
"Tapi salut gue, bener juga Lo pulang. Bisa khilaf kalo Lo ketemu Fina. Bisa-bisa Seno junior on process kan?"
"Mulut Lo..", satu gumpalan tisu kotor melayang ke muka Raffi.
Bagaimanapun Seno laki-laki normal. Walaupun dia tak tertarik dengan Dira. Disuguhi tubuh molek yang nyaris sempurna itu membuatnya frustasi. Dira memang gila, kalau tak Seno cegah , wanita itu bahkan berniat bugil di depannya. Dilihat dari sudut manapun Dira itu nyaris sempurna. Proporsi tubuhnya sangat pas tak berlebih. Lelaki manapun bakal bergetar hatinya jika melihatnya seperti itu. Makanya ia memutuskan tak jadi membelokkan mobilnya ke kafe Fina. Lebih baik di sini,ia habiskan energinya ke arah yang positif.
"Lo ati-ati bro. Cewek macam Dira bisa punya sepuluh cara buat nuntasin keinginannya. Bener juga sih lo gak frontal ngelawan dia. Fina bisa jadi korban berikutnya. Jangan lupa Rajasa pengaruhnya lebih besar dari keluarga Lo"
***
Suasana kafe siang ini begitu panas. Pesanan pengunjung rata-rata mengarah pada minuman dingin. Melihat pengunjung yang rata-rata sudah datang kesekian kalinya, membuat Fina tersenyum puas. Beberapa pengunjung bahkan sudah ia hafal wajahnya. Sering datang dengan siapa dan apa pesanannya.
"Mbak...ada yang mau ketemu mbak Fina", seruan Alex membuat langkah Fina urung ke atas. Apron hitam yang tadi sudah dilepasnya, ia angsurkan pada Alex.
Wanita itu terlihat paling mencolok di antara pengunjung yang lain. Itu karena penampilannya yang mirip selebritis. Bukan hanya wajah yang sangat cantik dengan body yang sangat sempurna, juga semua yang menempel di dirinya terlihat sangat berkelas.
Fina harus memeras otaknya mencoba mengingat dimana wanita itu. Nyatanya nihil. Seperti pernah melihat tapi entah dimana.
"Maaf... Mbak cari saya ?", dengan gaya yang elegan, si wanita mengangguk dan mengajak Fina duduk di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Kita Pisah (end)
RomanceSafina seorang manager sebuah perusahaan dan sudah menikah. Suatu saat ia mencurigai suaminya telah berselingkuh. Segala upaya ia lakukan demi mencari tau perselingkuhan itu. Tapi keadaan malah menjadi berbalik.sang suami pun mencurigainya telah ber...