Tunjukan tempatnya....
Dimana topengmu kau simpan...-Safina-
Sudah.. Fina gak usah cemas. Bian biar di sini. Nanti sore baru kamu jemput. Papa kamu malah seneng anter tuh jemput sekolah cucunya.
Baik Ma.. Assalamualaikum..
Fina menggigit bibir bawahnya, memikirkan Bian membuatnya kembali resah. Dari kaca tengah, Seno bisa menangkap kegundahan Fina di bangku belakang begitu menyudahi obrolannya. Matahari cukup terik ketika mereka sampai di Semarang. Fortuner hitam yang dikemudikan Andre melesat menuju kantor. Rencananya, Fina hanya sesaat mengurus pekerjaan dan pulang setelahnya. Lain dengan Seno, schedule-nya lebih padat. Bahkan ia berniat menggelar meeting sore ini.
Dav.. @decoffee ya, j.2
Dan sekarang ia di sini menuntaskan kebimbangan yang terus saja menghantui pikirannya. Segelas frappio dan strawberry tiramisu cake dengan susah payah dilahapnya. Menunggu lelaki di depannya yang sedang lahap menyantap nasi goreng seafood kesukaannya.
"Gue udah ngobrol ma Dona. Yang Lo bilang Arya di Jakarta itu, Dona lagi di Semarang. Gue udah crosscek juga ma Tante gue. Dan info itu valid", tampang Chinese David sedikit memerah menahan pedas menu siangnya. "Lagian dia kayaknya mau balik sama pacar kuliahnya dulu. Cuman emang setahu Dona, Arya hanya sampai Jumat di Purwokerto, abis itu harusnya udah balik"
Ada rasa sesak menyergap dadanya mendengar kalimat akhir David. Fina menggembungkan pipinya. Sepertinya langkahnya semakin sulit.
"Tapi ada info tambahan dari Dona. Sebenarnya dia gak mau gue cerita ma Lo. Takut itu jadi bikin Lo nethink banget. Tapi gue pikir-pikir kayaknya ini bisa jadi titik terang Lo"
Tubuh Fina menegak. "So...tell me plis.."
"Udah beberapa kali ada yang nelpon ke kantor nyari Arya ngaku itu Lo. Tapi Dona pikir pasti bukan Lo. Lo gak pernah nelpon via recepsionis kan? Trus pernah ada juga yang kirim hampers gak ada pengirimnya... Cuman ..."
"Cuman apa Dav?"
"Ada logo Bank A"
Fina menahan napas. Kalo tentang bank A, dia tak tau apa-apa. Sepertinya tak ada kenalan Arus yang bekerja di sana.
"Hanya saja.. emang Arya pernah diminta pak Jaka urus Surety Bond ke sana. Bisa jadi itu urusan kantor sih. Dan lagi.. yang ditemui di sana bapak-bapak"
Masuk akal...
"Tapi yang gue pikir sih Fin.. kalo urusan kantor kenapa bukan pak Jaka yang dikirim itu hampers? Kenapa Arya? .... Buset.. sekarang gue jadi lelaki penggosip ni Fin..", David terkekeh sendiri mendengar kalimatnya.
Tapi seruan David itu tak bisa memetik canda di bibir Fina seperti biasanya. Perempuan itu malah memejamkan mata meredam segala rasa yang berkecamuk di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Kita Pisah (end)
RomanceSafina seorang manager sebuah perusahaan dan sudah menikah. Suatu saat ia mencurigai suaminya telah berselingkuh. Segala upaya ia lakukan demi mencari tau perselingkuhan itu. Tapi keadaan malah menjadi berbalik.sang suami pun mencurigainya telah ber...