Kesempurnaanmu...
Adalah menerimaku yang tidak sempurna ...-Safina-
Masih setia di sini?
Apa udah kalian keluarin dari library kalian...hehe..
Maaf ya lama banget uploadnya..
Sempat kena covid juga nih ..Terimakasih yang masih stay
Sampai dengan detik ini...
Tanpa kalian.. aku hanyalah butiran debu ..eeaaa....🥰Rasanya ikut berkumpul di meja makan sekarang, bukan saat yang tepat buat Seno. Kalau menuruti kata hati, ia ingin menolak. Pikirannya serasa penuh. Tapi di satu sisi mencoba mengambil hal positif bahwa sekarang saatnya untuk mengambil hati sang Papa pikirnya.
Obrolan seputar bisnis kedua anak lelaki tertuanya cukup membuat lelaki paruh baya di ujung meja panjang itu sumringah. Keduanya sama-sama membawa berita baik bagi perkembangan usahanya.
"Syukurlah kalo pasar ekspor sudah bisa masuk. Jadi kamu tinggal jaga kualitas dan fokus untuk perbesar produksi saja"
"Iya Pa.. Adri juga gak nyangka bisa dapat kepercayaan secepat ini"
Santi datang membawa satu piring besar berisi irisan buah. Setelah itu menyusul sang asisten yang membawa barisan gelas berkaki sesuai pesanan masing-masing.
"Hebat lho kamu... pasar Jepang itu paling sulit nembusnya Dri"
Kedua kakak Seno memang pantas dibanggakan. Bukan hanya bisnis yang sukses tapi keluarga masing-masing pun aman dan damai. Padahal keduanya adalah hasil perjodohan pilihan Aswin.
"Pokoknya ingat prinsip keluarga kita. Membuka usaha itu bukan hanya untuk menjadi kaya. Ibadah itu. Membuat orang lain memiliki mata pencaharian untuk keluarganya. Jangan juga terlalu gampang memecat orang tanpa alasan yang jelas. Dosa besar. Jangan juga gampang menutup tempat usaha. Kita masih bisa makan enak. Karyawan kita? Belum tentu. Selalu pikrkan itu"
Ketiga anak lelakinya mangut-mangut. Hal itu sudah sering Aswin sampaikan. Dan itu yang membuat mereka segan pada lelaki itu.
"Menikah sama... itu juga ibadah. Makanya dijaga juga keluarga kalian. Gak hanya sibuk cari cuan", kali ini Aswin sambil melirik si bungsu. Membuat Adrian dan Arkana terkikik pelan. Cukup mengerti kalo ada sindiran halus untuk Seno. Walaupun yang dituju hanya diam sambil menggigit bibir tak mengindahkan.
"Satu lagi.. Ada yang mau Papa sampein...", Aswin menyudahi sarapannya dengan mengelap bibirnya dengan tisu.
"Papa benar-benar ingin di balik layar saja sekarang. Kalian semua sudah di usia matang..Papa ingin banyak di kegiatan sosial sama Mama. Sambil terima deviden saja dari kalian", mata Aswin beralih pada Seno dan menepuk pundaknya pelan. "Papa rasa sudah saatnya kamu ambil alih hotel Papa. Terlalu mudah bagi kamu kalo cuman ngurusin Prismatec. Perusahaan itu kan gak terlalu besar"
Pernyataan Aswin cukup membuat Seno tersedak. Baru saja ia sedikit bersantai karena sudah bisa menghandel kerja Prismatec. Dan punya lebih banyak untuk perusahaan start up miliknya. Tapi sekarang Aswin dengan teganya memberi beban baru yang tentu saja cukup berat baginya. Apalagi selama ini, Seno tak pernah tertarik pada usaha perhotelan. Lain dengan kedua kakaknya, yang tentu saja menyambut hal itu dengan baik. Karena hal itu berarti bukan mereka yang akan bertambah volume pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Kita Pisah (end)
RomanceSafina seorang manager sebuah perusahaan dan sudah menikah. Suatu saat ia mencurigai suaminya telah berselingkuh. Segala upaya ia lakukan demi mencari tau perselingkuhan itu. Tapi keadaan malah menjadi berbalik.sang suami pun mencurigainya telah ber...