Pembantu dan Tukang Pijat

407 67 51
                                    

Cepaaaaaat follow me before i get famous on instagram unamenya
@urcloudyrain

Atau kita bisa mutualan di twitter @urcloudyrain juga 💕

"Tau nggak? Rumah sebelah rumah gue kayanya rekrut pembantu baru," cerita Bastian saat ia tengah berkumpul di rumah Samudra dengan Iqbaal disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tau nggak? Rumah sebelah rumah gue kayanya rekrut pembantu baru," cerita Bastian saat ia tengah berkumpul di rumah Samudra dengan Iqbaal disana.

Dua temannya itu sedang fokus bermain play stasion setelah tadi puas mencaci maki Samudra soal caranya mendekati gebetan. Sementara Bastian rebahan diatas ranjang Samudra sambil mengunyah permen karet yang ia temukan diatas nakas cowo itu.

"Musium itu?" Sahut Samudra tidak menoleh.

"Mansion anjir.. TUH KAN GUE KALAH GARA-GARA LO!" kesal Iqbaal menempeleng kepala Samudra. Dari tadi kesabarannya udah habis meledani kelemotan Samudra soal percintaan. Sekarang harus menghadapi ketidaksinkronan otak dan mulutnya yang selalu typo.

"Otak lo isinya kipin iki jidi iring pinting biwit kimi aja sih, ampe tu mulut remed mulu kalo ngomong," ledek Bastian. Ia meraih bolu kukus buatan Bunda Samudra diatas meja, tapi kemudian menaruhnya lagi karna tidak ada toping warna warni diatasnya.

Iqbaal puas menertawai, ia kini perpindah duduk ke ranjang Samudra bersebelahan dengan Bastian.

"Diem, ntar gue jadian lebih dulu dari lo aja lo ngak ngok ngak ngok, mupeng," sahut Samudra. Pede gebetannya akan jadi miliknya nggak lama lagi. Padahal pedekate aja masih minus.

"Jangan mimpi, gue tinggal nembak gebetan gue bilang mau nggak kamu jadi pacarku? Soalnya kita udah sedekat kepala dan ketombe. Nggak kaya lo yang di block sama gebetan sendiri," cibir Bastian. Masih nggak habis-habis meledeki Samudra yang apes di block gebetannya karena gombalan dangdutnya.

"Eh gebetan lo yang mana sih? Noella bukan? Yang tiap hari lo gangguin sampe teriakannya kedengeran sampe kelas gue," tanya Iqbaal.

"Jangan sembarangan, nggak mungkin gue sama si Nurul. Adalah bang lo nggak perlu tau nanti lo musyrik," jawab Bastian.

"Hah? Syirik nggak sih harusnya? Ngomong lo juga belepotan sok sokkan ngeledekin gue," Samudra menoleh dari bangku belajar, kini menatap julid pada Bastian yang mencibir kearahnya.

"Diem deh lo orang cupu," cibir Bastian.

"Setidaknya gue nggak di block sama gebetan gue," tambahnya. Beneran, nggak habis-habis ngeledekin apesnya Samudra.

Samudra tidak lagi membalas. Cowo itu emang paling pasrah menjadi bahan ledekan teman-temannya. Ia mencomot bolu kukus buatan bundanya, duduk terpisah dari kedua temannya yang sibuk berdua memperebutkan guling di kasur Samudra.

"Lo kenapa dah Bas, tertarik banget sama dunia per ART an? Sampe tetangga sebelah nambah ART aja lo perhatiin," tanyanya lantas menghentikan pergelutan antara Bastian dan Iqbaal.

Sprinkles on My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang